Sebulan kemudian, kondisi kesehatan Suprigatin kian menurun hingga dilarikan ke rumah sakit.
Suprihatin pun sudah keluar dari pekerjaannya dan berada di bawah tanggung jawab pihak agensi.
Meski tidak begitu yakin dengan kebenaran masalah asuransi dan lainnya, Sumanto mengaku pasrah.
Baginya, yang terpenting adalah jenazah istrinya dapat segera dikuburkan di desanya.
Sumanto menuturkan, dirinya pernah diminta mengisi formulir yang intinya berisi permohonan bantuan dana ke pihak perwakilan pemerintah Indonesia yang ada di Taiwan.
Formulir itu sudah dia isi dan serahkan ke agensi.
"Saya juga tidak tahu pasti apakah gaji istri saya sudah dibayarkan semua tapi yang paling penting jenazahnya dapat segera kami kuburkan disini," ujar Sumanto.
Baca juga: Kabupaten Blitar Kejar Target Capaian Vaksinasi Lansia 40 Persen
Sebelumnya, Mujianto mengatakan selama kurun waktu 10 bulan hingga Oktober 2021, terdapat 43 pemulangan tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Blitar karena beragam sebab.
Namun 11 di antaranya karena meninggal dunia di negara tempat mereka bekerja.
Di antara 11 kasus kematian itu ada satu kasus jenazah TKI atas nama Suprihatin yang belum dapat dikirim ke Indonesia.
Sebagai informasi, Kabupaten Blitar adalah pemasok TKI terbesar di Jawa Timur setelah Ponorogo dan Banyuwangi.
Sebelum pandemi, setidaknya 5.000 warga Blitar berangkat ke luar negeri untuk bekerja.
Namun lembaga pemantau isu buruh migran seperti Migrant Care menyebutkan, jumlah itu bisa dua kali lipat dari angka resmi.
Mayoritas dari TKI adalah kaum perempuan yang bekerja di sektor informal yaitu sebagai pembantu rumah tangga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.