KOMPAS.com - Sembilan bocah di Kabupaten Lamongan merusak 50 pohon di Desa Surabayan, Kecamatan Sukodadi karena menirukan "Salam dari Binjai" yang viral di media sosial.
Aksi para bocah berusia SMP tersebut diunggah di media sosial. Di video yang beredar, terlihat para bocah merusak pohon pisang dengan gembira.
Kalimat "Salam dari Binjai" sendiri diviralkan oleh Paris Pernandes. Biasanya Paris mengucapkan kalimat tersebut sembari meninju pohon pisang.
Lima puluh batang pohon pisang di Lamongan yang dirusak itu berada di lahan milik lima warga yakni Sunaji, Hariadi, Harto, Kusnan dan milik Sekdes Surabayan, Rendi Hardianto.
Kepala Desa Surabayan Sunarto membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan telah menerima laporan dari warga tekait puluhan pohon pisang yang dirusak oleh beberapa bocah,
Setelah menerima laporan, pihak desa memanggil sembilan anak yang terlibat dalam perusakan tersebut.
Sembilan anak yang diketahui sebagai pelaku bukan warga Desa Surabayan. Mereka dari luar desa di antaranya, Desa Kebonsari, Paji dan Sukodadi.
"Sebenarnya sih banyak yang ikut waktu itu (saat kejadian), namun yang kami panggil kemarin hanya sembilan anak beserta orangtuanya. Ketika kami tanya, mereka rata-rata menjawab latihan silat-silatan dengan nada polos," ucap Sunarto, Selasa (2/11/2021).
Baca juga: Tirukan Salam dari Binjai, 9 Bocah di Lamongan Justru Rusak Pohon Pisang Warga
Para bocah tersebut melakukan aksi tersebut pada sore dan malam hari selama 4 hari berturut-turut, sejak Jumat 29/10/2021 hingga Senin (1/11/2021).
Mereka menjadikan pohon pisang sebagai samsak sasaran objek tinju. Ada juga yang memanjat batang pohon pisang dan diayunkan hingga roboh.
Sementara sebagian di antaranya ada yang merusaknya dengan alat bantu kayu yang ditanami puluhan paku.
Puluhan pohon pisang yang dirusak dipilih secara acak oleh para bocah tersebut. Mereka tidak peduli pohon pisang yang dirusak baru mulai berbuah atau belum berbuah.
Baca juga: Kabupaten Lamongan Salah Satu Produsen Beras Terbesar di Jatimdan Nasional, Kita Harus Pertahankan
"Pada anak - anak kita lakukan pembinaan. Orangtuanya juga kita panggil ke balai desa," kata Sekdes Rendi saat ditemui Surya.co.id.
Di balai desa pemilik pohon pisang juga dipertemukan pada para pelaku. Namun para korban tidak meminta ganti rugi apapun, karena pelakunya masih anak-anak.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.