Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Awal Mula Keluarga Ridwan Menempati Rumah yang Sempat Ditembok Tetangganya

Kompas.com - 02/11/2021, 15:12 WIB
Muchlis,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

SURABAYA,KOMPAS.com - Pasangan suami istri, Muhammad Ridwan dan Sholichah, sempat kebingungan saat akses menuju rumah mereka ditembok oleh tetangganya.

Penutupan jalan menuju rumah Ridwan dan Sholichah bermula ketika tetangga bagian depan mereka, Thoif, memberi kabar hendak membuat kamar di jalan masuk ke rumah Ridwan.

Kebetulan, jalan masuk itu berada di atas tanah milik keluarga Thoif. Sholichah memahami hal itu dan meminta tetap diberikan akses ke rumahnya.

Permintaan itu diamini Thoif, tetapi posisi jalan menuju rumah Ridwan dan Sholichah ditukar. Dari awalnya di depan rumah Ridwan, bertukar serong ke sudut kiri dari arah depan rumah pasutri itu.

Keesokan harinya, pembangunan kamar milik tetangganya itu dimulai. Namun, seluruh akses ditutup dengan tembok setinggi dua meter.

Sholichah sempat berunding bersama Thoif dan tetangga lainnya, A, terkait akses jalan ke rumahnya. Kesepakatan pun tercapai secara lisan. Namun, pada Sabtu (30/10/2021), tetangga Sholichah lainnya, A, justru membangun tembok pada akses jalan lain menuju rumah mereka.

Awal mula keluarga Ridwan dan Sholichah menempati rumah itu

Sholichah menjelaskan awal mula menempati rumah tersebut. Rumah yang berada di RT 005 RW 001, Kelurahan Rungkut Menanggal, Kecamatan Gununganyar, Surabaya, merupakan warisan orangtua Sholichah.

Berdasarkan cerita kedua orangtua Sholichah, rumah itu dibeli ayahnya, Anwar, dari orangtua Thoif, Ahmadan, pada 1980.

Saat membeli rumah itu, orangtua Sholichah dan orangtua Thoif sempat membuat kesepakatan. Rumah itu akan dibeli jika Ahmadan memberikan akses jalan.

Baca juga: Kronologi Jalan ke Rumah Ridwan Ditembok 2 Tetangga, Sempat Sepakat Akses Tetap Ada

"Nah bapak saya Pak Anwar. Mau beli tanah ini kalau dikasih jalan menuju tanah rumahnya. Tanah di Pak Thoif sekarang ini atas nama Ahmadan sedangkan tanah rumah ini atas nama ibu Sofiyah dulu, yang juga masih keluarga pak Ahmadan," ungkap Sholichah di Surabaya, Selasa (2/11/2021).

Akhirnya, orangtua Sholichah membeli rumah tersebut. Kesepakatan akses jalan itu juga ditandantangani kedua belah pihak dan sejumlah saksi, serta distempel Lurah Rungkut Menanggal pada 1980.

Dalam surat perjanjian itu, kata Sholichah tertera tulisan yang merelakan sebagian tanah Ahmadan untuk dijadikan jalan menuju rumah keluarga Anwar.

Sholichah beranggapan, surat perjanjian itu sudah tidak berlaku bagi keluarga Thoif. Sholichah pun tak mau berpedoman kepada surat itu.

"Itu dulu, mungkin sekarang mereka sudah menganggap sudah tidak berlaku. Bapak saya dan bapak Ahmadan sudah meninggal lama," kata dia.

 

Saat ini, rumah yang ditempati Sholichah masih atas anam orangtuanya. Sholichah ingin mengurus alih nama sertifikat rumah dan tanah itu dalam waktu dekat.

Namun, ia berharap keluarga Thoif memberikan akses jalan dengan ikhlas.

"Memang kami bukan asli sini, tapi saya berharap bisa saling rukunlah," imbuh dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Regional
Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Regional
Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Regional
Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Regional
Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Regional
BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

Regional
Siswi SMA di Kupang Melahirkan, Bayi Disembunyikan dalam Koper

Siswi SMA di Kupang Melahirkan, Bayi Disembunyikan dalam Koper

Regional
9 Nelayan di Lombok Timur Ditangkap Terkait Dugaan Pengeboman Ikan

9 Nelayan di Lombok Timur Ditangkap Terkait Dugaan Pengeboman Ikan

Regional
Pengedar Narkoba Ditangkap di Semarang, Barang Bukti Sabu 1 Kg, Diduga Jaringan Fredy Pratama

Pengedar Narkoba Ditangkap di Semarang, Barang Bukti Sabu 1 Kg, Diduga Jaringan Fredy Pratama

Regional
Momen Mantan Gubernur NTB Ditanya soal Perselingkuhan dengan Istri Terdakwa saat Jadi Saksi Persidangan

Momen Mantan Gubernur NTB Ditanya soal Perselingkuhan dengan Istri Terdakwa saat Jadi Saksi Persidangan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com