JEMBER, KOMPAS.com - Memasuki musim hujan, masyarakat diminta lebih waspada terhadap potensi bencana alam. Mulai dari banjir, angin puting beliung, longsor, hingga tsunami.
Ada sembilan kecamatan yang masuk daerah rawan bencana hidrometeorologi, yakni Kecamatan Sumberbaru, Tanggul, Bangsalsari, Panti, Sukorambi, Patrang, Arjasa, Jelbuk, dan Kecamatan Silo.
Baca juga: Dipicu Masalah Asmara, Remaja di Jember Lompat Jembatan hingga Tewas
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jember Mahmud Rizal mengatakan, kecamatan yang dinilai rawan bencana hidrometeorologi itu terletak di kawasan sepanjang lereng selatan Gunung Argopuro dan Gumitir.
Selain itu, terdapat enam kecamatan masuk kategori rawan gempa dan tsunami, di antaranya Kecamatan Kencong, Gumukmaas, Tempurejo, Ambulu, Puger, dan Wuluhan.
Mahmud mengatakan, BPBD Jember akan melakukan kampanye soal potensi kebencanaan di wilayah rawan.
“Akan kami mulai dari Desa Jambesari Kecamatan Sumberbaru dan serentak di delapan Kecamatan lereng Argopuro dan Gumitir," kata Rizal dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com Selasa (2/11/2021).
Sementara itu, Kapolres Jember AKBP Arif Rachman Arifin menambahkan, polisi mengimbau masyarakat agar waspada terhadap bencana yang bisa datang sewaktu-waktu.
Ia menilai pemahaman masyarakat tentang pentingnya kesiapsiagaan bencana masih minim.
Untuk itu, Polres Jember menggandeng beberapa pihak, seperti UNEJ, BPBD, dan Perhutani, agar mengantisipasi potensi bencana tersebut.
"Kami menginginkan skala prioritas wilayah rawan bencana, mengingat intensitas curah hujan sekarang tinggi,” terang dia.
Arif menilai perlu ada aksi nyata untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat akan bencana yang mengancam sewaktu-waktu.
"Polsek-polsek dan para bhabinkamtibmas kita kerahkan untuk mendampingi aksi-aksi yang melibatkan elemen masyarakat di wilayahnya," papar dia.
Baca juga: Kasus Pneumonia pada Bayi Capai Ribuan, Dinkes Jember Gelar Vaksin PCV Gratis
Arif berharap masyarakat lebih waspada dan bisa mengenali potensi wilayah yang rentan bencana.
"Jangan menunggu terjadi bencana terlebih dahulu, baru kemudian masyarakat sadar,” jelas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.