Kekerasan itu dialami Vincent sejak pertama kali masuk ke Lapas Narkotika Yogyakarta.
Dia bercerita, kala pertama kali masuk lapas, diminta melepas semua pakaian dan disiram air.
"Kita ditelanjangi, disiram pakai air dan itu dilihat oleh semua staf," sebut Vincent.
Tak sampai disitu saja, Vincent mengungkapkan, selama menjadi warga binaan ada napi meninggal dunia karena buruknya layanan kesehatan.
"Dia sudah ada penyakit bawaan tapi kesehatannya tidak diperhatikan petugas. Dia ada penyakit paru, tapi tidak pernah dikeluarin, enggak pernah jemur, obatnya juga telat-telat. Cuma di RS beberapa hari dan balik ke lapas, dua hari meninggal," ungkap dia.
Baca juga: Khawatir Bangunan Tua Lapas Ambarawa Terdampak Gempa, 80 Napi Bakal Dipindah
Tak hanya Vincent yang mendapatkan perlakuan tidak mengenakkan, tetapi mantan napi lainnya yaitu Yunan Afandi (34) juga mengalami hal serupa.
Yunan malah sempat lumpuh selama dua bulan. Tak hanya mendapatkan siksaan Yunan juga dimasukkan kedalam sel yang sempit.
Saat dimasukkan ke dalam sel isolasi, dia juga sering mendapatkan pukulan.
Untuk menatap petugas dia pun takut, selain itu makan juga hanya sebanyak tiga suap tanpa lauk.
"Ada dua bulan saya tidak bisa jalan. Dipukul daerah kaki pernah, kalau mukul ngawur," ungkap dia.
Yunan menjadi warga binaan sejak 2017 dan bebas dari lapas pada 2021. Dia mengaku kekerasan mulai diterimanya pada 2020.
Sementara itu Ketua ORI DIY Budhi Masturi mengatakan, mantan napi yang melaporkan kejadian kekerasan kemungkinan masih akan bertambah.
Baca juga: Kalapas Blitar Sebut Pelemparan Sabu sebagai Upaya Bandar Narkoba Tembus Keamanan Lapas
Saat ini para eks napi itu sedang mempersiapkan laporannya agar sesuai dengan SOP dari Ombudsman.
"Kita sedang lakukan registrasi dan verifikasi secara formil dan materiil. Setelah itu baru menentukan langkah-langkah klarifikasi dan sebagainya," jelas Budhi.
Budhi tidak menutup kemungkinan akan mempertemukan antara pelapor dan terlapor.
"Tidak menutup kemungkinan kita akan temukan untuk dikonfrontasi istilahnya, informasi mana yang benar. Itu salah satu metode kami melakukan pengumpulan keterangan," kata dia.