Muhtar menjelaskan, berdasarkan hasil monitoring Dinsos Kabupaten Pati, pelajar SD berusia 10 tahun tersebut berlatar belakang dari keluarga broken home.
Dia lama hidup terpisah dengan orangtua kandungnya dan terpaksa tinggal berdua dengan neneknya.
Bapaknya tinggal di Pucakwangi, Pati dan Ibundanya mengais rezeki di Semarang.
Bocah laki-laki ini juga sempat menjadi korban bullying di sekolahnya terdahulu hingga akhirnya pindah ke sekolah lain.
Baca juga: Video Viral Dugong Tersangkut di Jaring Nelayan, Polisi: Warga Melepas Ikan Itu Secara Adat
Asam garam hidup tak mengenakan yang dialami pelajar SD tersebut dinilai mempengaruhi kondisi psikisnya hingga berujung bersikap tanpa memperhatikan norma dan nilai sopan santun.
"Hasil pengamatan sementara, anak ini kurang perhatian, kasih sayang dan pengawasan dari orangtua yang pisahan. Prinsipnya kasus ini akan kami respons dengan pihak terkait dengan mengutamakan mempertimbangkan kondisi psikologis anak," pungkas Muhtar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.