BLITAR, KOMPAS.com - Satgas Covid-19 Kabupaten Blitar memutuskan mengambil 35.000 dosis, atau setengah dari alokasi 70.000 dosis vaksin Pfizer kiriman pertama dari Satgas Provinsi Jawa Timur.
Sekretaris Dinas Kesehatan Christine Indrawatiy mengatakan, Kabupaten Blitar mendapatkan alokasi 70.000 dosis vaksin Pfizer dari gelombang pengiriman pertama vaksin buatan perusahaan farmasi Pfizer dan BioNTech itu.
Namun, ujarnya, Satgas Covid-19 sementara memutuskan mengambil separuh dari alokasi tersebut atau 35.000 dosis karena sejumlah pertimbangan.
"Realitas di masyarakat terdapat kecenderungan untuk tidak mau divaksin jika bukan pakai vaksin Sinovac," ujar Christine kepada Kompas.com, Senin (1/11/2021).
Baca juga: Kabupaten Blitar Kejar Target Capaian Vaksinasi Lansia 40 Persen
Menurut Christine, terlepas dari tingkat efikasi vaksin, masyarakat termasuk di Kabupaten Blitar cenderung memilih disuntik vaksin Sinovac.
Sebab, vaksin jenis tersebut diyakini memberikan efek samping paling ringan dibandingkan efek samping vaksin lain.
"Terkait kedatangan vaksin Pfizer ini sudah kami sounding ke puskesmas-puskesmas tapi sejauh ini tanggapannya masih datar-datar saja," ujarnya.
Baca juga: Sudah Lebih Sebulan Blitar Catatkan Nihil Kasus Kematian karena Covid-19, tapi...
Selain itu, kata dia, vaksin Pfizer harus disimpan pada suhu yang sangat dingin melampaui kemampuan kotak penyimpanan vaksin yang tersedia.
Menurut Christine, vaksin Pfizer mampu bertahan lama kelayakannya untuk digunakan jika disimpan dalam suhu minus 90 hingga 60 derajat Celsius.
Baca juga: Sudah Lebih Sebulan Blitar Catatkan Nihil Kasus Kematian karena Covid-19, tapi...
Sementara, tempat penyimpanan vaksin yang dimiliki Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar hanya mampu memberikan pendinginan pada suhu paling rendah minus 20 derajat Celsius.
"Begitu masuk ke vaksin refrigerator kami maka vaksin Pfizer itu harus digunakan paling lambat dalam satu bulan ke depan," terangnya.
Atas dasar itulah, Satgas Covid-19 Kabupaten Blitar sementara tidak mengambil seluruh dosis vaksin Pfizer yang dialokasikan.
Bersama dengan vaksin Pfizer, kata Christine, vaksin AstraZeneca juga sedang dalam pengiriman menuju Kabupaten Blitar.
Baca juga: Sinovac Jadi Vaksin Pertama yang Terdaftar untuk Anak 6-11 Tahun, BPOM Jelaskan Keamanannya
Terkait preferensi masyarakat pada vaksin Sinovac, Christine menilai dibutuhkan edukasi ke masyarakat tentang pemahaman yang tidak benar tentang vaksin.
Menurutnya, pendapat sebagian besar masyarakat bahwa vaksin Sinovac memberikan efek samping yang lebih ringan bisa jadi ada benarnya.
Namun, lanjutnya, adanya warga yang mengaku mengalami efek samping seperti demam setelah disuntik vaksin selain Sinovac bisa jadi merupakan bukti adanya respons tubuh pada proses pembentukan kekebalan.
"Jadi pandangan masyarakat itu tidak berkaitan dengan efikasi yang dimiliki vaksin tertentu. Vaksin yang selama ini dihindari masyarakat terbukti justru memiliki efikasi yang tinggi," jelasnya.
Baca juga: Data Vaksinasi Pusat Berubah-ubah, Capaian Vaksin Remaja Kota Blitar Turun 9 Persen
Christine mengungkapkan bahwa sejumlah tenaga kesehatan melakukan uji laboratorium untuk mengukur kekebalan tubuh setelah mendapatkan suntikan vaksin booster Moderna.
"Hasilnya, kekebalan tubuhnya meningkat sekitar 40 kali lebih besar," kata dia.
Christine berharap ke depannya masyarakat memiliki pemahaman lebih baik lagi pada vaksin Covid-19 sehingga stok vaksin yang diterima daerah dapat dimanfaatkan dengan baik dan menjangkau lebih banyak lagi sasaran.
Hingga Minggu (31/10/2021), cakupan vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Blitar 62,7 persen dari sasaran sebanyak 962.297 orang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.