Ramainya kunjungan yang datang juga dimanfaatkan oleh warga Baduy, terutama warga di jalur wisata untuk menjajakan produk khas Baduy.
Produk yang dijual seperti kain tenun, pakaian adat baduy, lomar atau ikat kepala dan tas khas Baduy bernama Koja serta madu.
Saat sedang musim panen, mereka juga menjual hasil tani seperti jahe, kencur dan durian.
Selain berjualan di tanah Baduy sendiri, sebagian warga Baduy juga ada yang pergi ke kota seperti Rangkasbitung hingga Jakarta untuk berjualan madu.
"Warga Baduy yang berdagang tersebar di kampung-kampung di jalur wisata seperti Kaduketug, Balimbing, Marengo dan Cijahe," kata dia.
Menurut data dari Desa Kanekes, jumlah penduduk Baduy kini mencapai sebanyak 11.700 warga di Baduy Luar dan 1.500 warga di Baduy Dalam.
Mereka menempati 65 kampung dan tiga kampung di Baduy Dalam yakni Cikeusik, Cikertawana dan Cibeo.
"Sekitar 98 persen warga Baduy sebagai petani, sisanya pedagang dan pemandu wisata," kata Sarpin, salah satu tokoh di Baduy Luar dan juga bertugas di Desa Kanekes sebagai Kepala Urusan Pemerintah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.