Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Rejasa, Flora Identitas Salatiga yang Terancam Punah

Kompas.com - 01/11/2021, 09:16 WIB
Dian Ade Permana,
Khairina

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Flora identitas Kota Salatiga, rejasa (Elaeocarpus grandiflorus) saat ini kondisinya terancam punah.

Peneliti rejasa dari Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Fazlur Rahman mengatakan, rejasa tergolong sebagai flora yang terancam punah pada skala lokal.

Salah satu faktor yang dapat menyebabkan kepunahan adalah kondisi kesehatan.

Baca juga: Kisah Kapolsek di Wonogiri Dirikan Pesantren Gratis untuk Anak Yatim Piatu dan Duafa, Awalnya Prihatin

Pada observasi lapangan, ditemukan bahwa rejasa telah mengalami luka terbuka, cabang patah, growong, dan lapuk lanjut.

"Kondisi itu sangat riskan bagi eksistensi rejasa ke depan sebagai flora identitas Kota Salatiga," jelas Fazlur, Senin (1/11/2021).

Ditambah lagi, keberadaan rejasa di Kota Salatiga pada penelitian yang dilakukan Rahayu pada 2018, hanya ditemukan di halaman SMA Negeri 3 Salatiga sebanyak 21 pohon. Namun, saat ini dua di antaranya telah ditebang karena kondisinya tidak memungkinkan untuk tumbuh.

"Rejasa merupakan pohon tahunan berbunga indah yang cocok tumbuh di Kota Salatiga, berkanopi lebar, selalu hijau, dan kurang diketahui secara luas oleh masyarakat," terang Fazlur.

Fazlur menambahkan, setelah dilakukan penelitian di beberapa wilayah, diketahui saat ini ada
persebaran rejasa sebanyak 112 pohon tercakup ke dalam 31 lokasi penemuan di seluruh kecamatan di Kota Salatiga.

"Rejasa ditemukan di ketinggian tempat antara 519 mdpl sampai 691 mdpl pada lima tipe fasilitas ruang, yaitu pemerintahan, pendidikan, kesehatan, jalan, dan permukiman," jelasnya.

Dikatakan, status kesehatan rejasa di Kota Salatiga didominasi oleh rusak sedang sebanyak 68 individu, sedangkan rejasa dengan rusak berat berjumlah 43 individu, dan rusak ringan sejumlah 1 individu.

Berbagai literasi Belanda menyatakan bahwa rejasa dibudidayakan di kebun dan taman sebagai pohon ornamental yang sangat indah.

"Rejasa termasuk ke dalam pohon berukuran sedang yang digunakan sebagai bahan tanaman perkotaan untuk taman dan jalan. Keindahan rejasa juga digunakan sebagai perumpamaan untuk menggambarkan kecantikan seseorang," ungkap Fazlur.

Pemanfaatan rejasa banyak digunakan sebagai obat untuk mengatasi penyakit seperti radang usus, empedu, batu kandung kemih, dan sakit buang air kecil. Selain itu, rejasa digunakan juga sebagai sarana upacara agama Hindu (Manusa Yadnya).

Baca juga: Waspada Gelombang Ketiga Covid-19 di Akhir Tahun, Ganjar Pranowo: Covid Belum Selesai...

Menurur Fazlur,setelah memperhatikan temuan yang ada, dibutuhkan kolaborasi antarstakeholder guna menindaklanjuti nasib Rejasa ke depan sebagai flora identitas Kota Salatiga.

"Terdapat fakta menarik bahwa di dalam Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030, Kelurahan Kalicacing dijadikan sebagai kawasan perlindungan plasma nutfah jenis rejasa. Namun, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa tidak ada rejasa yang ditemukan di Kelurahan Kalicacing," ucapnya.

Dikatakan, keberadaan rejasa justru banyak ditemukan di tipe pemanfaatan fasilitas ruang pendidikan, yaitu di beberapa sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

"Melalui kekayaan nilai budaya dan sejarah masa lampau, kemajemukan sosial masyarakat, dan potensi alam yang dimiliki dapat menjadi modal bagi Kota Salatiga untuk bernostalgia dengan predikat Hindia Belanda kala itu, de Schoonste Stad van Midden Java (kota terindah di Jawa Tengah)," papar Fazlur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Regional
Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Regional
Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Regional
Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Regional
Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Kilas Daerah
Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Regional
Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni  Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Regional
Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Regional
Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Regional
Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Imigrasi Tangkap 19 WN Papua Nugini yang Langgar Aturan dalam 4 Bulan

Imigrasi Tangkap 19 WN Papua Nugini yang Langgar Aturan dalam 4 Bulan

Regional
Pria di Sumbawa Cabuli Anak Tetangga, Ditangkap Usai 2 Bulan Sembunyi di Lombok

Pria di Sumbawa Cabuli Anak Tetangga, Ditangkap Usai 2 Bulan Sembunyi di Lombok

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com