Untuk Kepulauan Bangka Belitung, pihaknya menyiapkan lima sampai 15 modular Pertashop. Jumlah itu bisa ditambah seiring berkembangnya usaha Pertashop di desa-desa.
"Memang kebutuhan BBM di Kepulauan Bangka Belitung meningkat karena naiknya harga timah. Kami ada Pertashop sebagai solusi yang paling mudah dan cepat untuk direalisasikan," ujar Asep saat pertemuan dengan gubernur Bangka Belitung, pekan lalu.
Dikutip dari Pertamina.com, Pertashop (Pertamina Shop) adalah outlet penjualan Pertamina berskala tertentu yang dipersiapkan untuk melayani kebutuhan konsumen BBM non subsidi, LPG non subsidi, dan produk ritel Pertamina lainnya dengan mengutamakan lokasi pelayanannya di desa atau di kota.
Program Pertashop mencakup pengadaan perangkat berupa totem, tangki, dan instalasi. Kemudian pelatihan dan pendampingan petugas operator, magang calon operator di SPBU Pertamina, pelatihan pemadaman serta pembinaan secara periodik.
Baca juga: Pertamina Ingin Bangun 10.000 Pertashop
Modal yang dibutuhkan untuk membangun gerai Pertashop bervariasi sesuai jenis. Untuk tipe Gold dibutuhkan modal Rp 250 juta, Platinum Rp 400 juta, dan Diamond Rp 500 juta.
Sementara syarat lahan untuk tipe Gold yakni 210 meter persegi, Platinum 300 meter persegi dan Diamond 500 meter persegi.
Semakin besar modal yang dikeluarkan, maka fasilitas yang didapatkan juga semakin lengkap.
Menariknya, selain dengan modal sendiri, pembangunan Pertashop juga bisa menggunakan kredit usaha rakyat (KUR) melalui bank penyalur yang sudah bekerja sama.
Hingga akhir 2020 jumlah Pertashop yang sudah terealisasi mencapai 606 unit. Kemudian ada target penambahan 10.000 unit selama 2021 sehingga jumlahnya mencapai 10.606 unit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.