Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serba-serbi Tempe Mendoan Banyumas yang Ditetapkan Jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia

Kompas.com - 31/10/2021, 07:37 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Tempe mendoan khas Banyumas, Jawa Tengah kini ditetapkan menjadi warisan budaya tak benda (WBTb) Indonesia.

Penetapan itu dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam sidang Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia 2021 di Jakarta, Jumat (29/10/2021).

Kasi Nilai Tradisi Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Banyumas Mispan mejelaskan, tahun lalu tempe mendoan juga telah diajukan, namun belum lolos menjadi warisan tak benda Indonesia.

"Tahun lalu belum bisa lolos tapi tahun ini akhirnya bisa ditetapkan," kata Mispan.

Baca juga: Tempe Mendoan Banyumas Ditetapkan Jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia

Cita rasa mendoan

Ilustrasi tempe mendoan. Dok. Sajian Sedap Ilustrasi tempe mendoan.

Ciri khas tempe mendoan adalah digoreng setengah matang.

Tempe dilumuri dengan tepung dicampur bumbu serta irisan daun bawang.

Kemudian, digoreng sebentar dalam minyak panas.

Biasanya tempe mendoan disantap dengan sambal kecap dan cabai rawit.

Baca juga: 4 Cara Simpan Kucai agar Awet, Bekal Bikin Adonan Mendoan Beraroma

Mengapa dinamakan mendoan?

Melansir Kompas.com, mendoan diambil dari kata mendo.

Mendo merupakan bahasa Jawa Banyumas yang berarti setengah matang.

Mendoan berarti hidangan yang digoreng setengah matang.

Adapun mendoan muncul bersama dengan tempe yang merupakan makanan berbahan baku kedelai yang banyak tumbuh di Asia Tengah wilayah China dan Indocina.

Ketika masyarakat Asia Tengah bermigrasi ke tenggara, kedelai juga turut dibawa.

Baca juga: Resep Tempe Mendoan dan Sambal Kecap, Gorengan untuk Buka Puasa

Sudah sejak lama disantap masyarakat Banyumas

Ternyata tempe mendoan telah lama menjadi santapan masyarakat Banyumas, Jawa Tengah.

Bahkan makanan itu disebut telah ada sejak satu abad lalu.

Tempe mendoan kemudian mengalami perkembangan.

Tak hanya sekadar menjadi teman minum teh namun juga sebagai ujung tombak pariwisata.

Hidangan ini menjadi komoditas ekonomis dan dikelola secara komersial dalam dunia kepariwisataan sejak awal 1960-an.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Fadlan Mukhtar Zain, Yana Gabriella Wijaya | Teuku Muhammad Valdy, Yuharrani Aisyah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com