Budiman tak memiliki alat profesional dalam menyelam.
Ia hanya menggunakan masker selam yang dibeli bekas serta pemberat menggunakan rantai berukuran besar yang digunakan layaknya tas.
Sebelum masuk ke dalam dasar sungai, Budiman harus memiliki fisik yang sehat.
Bahkan, untuk menjaga kondisi tubuh tetap hangat saat berada di dasar sungai, Budiman hanya memakai minyak urut.
“Di bawah sangat dingin jadi harus pakai minyak ini,” kata Budiman.
Selama menyelam, Budiman tak dapat melihat. Kondisi air sungai yang keruh membuat jarak pandang menjadi gelap.
Ia pun hanya meraba-raba menggunakan tangan kiri yang sudah berlapiskan sarung tangan bangunan warna putih.
Sarung tangan itu digunakan agar kulitnya tak tergores bila tak sengaja menyentuh pecahan keramik ataupun beling dari dasar sungai.
Tak jarang, terkadang kakinya tertusuk pecahan beling maupun besi karena tak menggunakan alas kaki saat menyelam.
“Kalau yang dipegang rasanya menarik baru dimasukkan ke kantong celana, jadi hanya pakai insting saja merab-raba karena di bawah sangat gelap,” ujar dia.
Sekali menyelam, Budiman sanggup berada di dalam air selama dua jam dengan bantuan mesin kompresor sebagai oksigen.
Ia pun juga harus melihat kondisi arus sungai sebelum menyelam.
Bila arus sungai deras, Budiman harus menunda pencarian harta karun.
“Kadang juga tidak dapat apa-apa,” ujar dia.
Selain menyelam ke dalam dasar sungai, Budiman pun membawa selang mesin penyedot pasir.
Pasir hasil sedotan itu nanti akan ditarik ke permukaan dan akan disaring oleh dua orang kru kapal yang lainnya.
Di hari itu, kru kapal yang dipimpin Hamid mendapatkan potongan kepala patung berukuran kecil.
Baca juga: Aniaya Istrinya hingga Tewas, Pelaku: Dia Sering Perlihatkan Foto Mesra dengan Orang Lain
Selain itu, beberapa pecahan keramik dan manik-manik juga didapatkan dari bawah dasar sungai.
“Kalau hari ini alhamdulilah lumayan, tapi kalau untung belum,” tambah Hamid.
Kapal yang digunakan Hamid untuk mencari harta karun tersebut merupakan milik Wisnu (35) yang juga sebagai penyelam dan pengepul harta penemuan di kawasan Sungai Musi.
Wisnu memiliki dua unit kapal yang sudah disiapkan untuk mencari harta karun.
Hanya saja, saat ini cuma satu kapal yang beroperasi karena ia kekurangan kru.
“Sistemnya kami bagi hasil, bila dalam satu kapal ada lima orang maka akan dihitung 6 karena itu termasuk kapal. Hasilnya nanti dibagi rata,” kata Wisnu.
Sebagai pengepul, Wisnu juga banyak mengoleksi barang antik.