Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Festival Mural Polda Lampung, Cara Polisi Kritik Diri Sendiri

Kompas.com - 30/10/2021, 12:04 WIB
Tri Purna Jaya,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Kepolisian mulai "membuka" diri untuk dikritik terkait keberadaan mereka di masyarakat.

Ruang kritik tersebut dibuka dengan Festival Mural yang ditaja Polda Lampung di area PKOR Way Halim, Sabtu (30/10/2021).

Sekitar 21 mural mulai membentuk cerita di dinding yang terbentang di kompleks olahraga tersebut, Sabtu (30/10/2021).

Baca juga: Mural Tertua di Dunia di Maros, Sulawesi Selatan, Terancam Musnah

Sejumlah cerita tersaji, mulai dari penanganan Covid-19, hingga apresiasi terhadap Polri di tengah kondisi pandemi.

Salah satu pemural, Samsudin (20) mengatakan, konsep yang dia ambil dalam mural yang dibuatnya adalah sebuah "sindiran" halus kepada kepolisian di masa pandemi.

Para peserta Festival Mural Polda Lampung melukis cerita di dinding PKOR Way Halim, Sabtu (30/10/2021).KOMPAS.COM/TRI PURNA JAYA Para peserta Festival Mural Polda Lampung melukis cerita di dinding PKOR Way Halim, Sabtu (30/10/2021).

Pada muralnya, Samsudin menampilkan sejumlah simbol dan pertanda untuk menguatkan pesan tersebut.

Sebuah insulin (suntikan) berukuran besar dinaiki orang layaknya mengendarai kuda. Pada pangkal insulin, tergambar pancaran api seperti roket.

"Pesannya sih Covid-19 kan sudah banyak yang kena, jadi suntikan (insulin) ini adalah simbol vaksin. Dan Polri ini harus terus mengawal vaksinasi," kata Samsudin, Sabtu pagi.

Baca juga: Ada Mural Jokowi Mirip Badut di Pangkalpinang, Ini Sikap Pol PP dan Polisi

Kemudian ada Usman (25) pemural asal Bandar Lampung yang menampilkan gambar peta Indonesia terbalut masker.

Masker ini tergantung oleh sebuah insulin besar.

Di sekelilingnya, ilustrasi virus corona mengepung di antara awan merah.

"Ini ekspresi saya, bahwa yang mampu melindungi kita dari corona adalah masker, vaksin, dan protokol kesehatan (prokes)," kata Usman.

Terkait prokes ini, Usman sedikit memberikan kritik halus terhadap kepolisian. Menurutnya, aparat kepolisian harus lebih humanis.

Kritik ini dilambangkan dengan simbol tiga buah tameng yang menghadap ke sisi luar dari peta Indonesia itu.

Para peserta Festival Mural Polda Lampung melukis cerita di dinding PKOR Way Halim, Sabtu (30/10/2021).KOMPAS.COM/TRI PURNA JAYA Para peserta Festival Mural Polda Lampung melukis cerita di dinding PKOR Way Halim, Sabtu (30/10/2021).
Mural cara polisi kritik diri sendiri

Salah satu juri Festival Mural Polda Lampung, Yudhi mengatakan, gelaran kali ini memang ditujukan membuka ruang kritik oleh Polri.

"Khususnya dalam penanganan Covid-19. Jadi ini adalah bentuk kritik terbuka kepada kepolisian," kata Yudhi.

Ketua Gabungan Pelukis Mural Lampung ini mengatakan, lukisan mural ini  menjadi media ekspresi bagi kaum muda.

"Kaum muda melihat dari sudut pandang berbeda, ini yang dicoba dirangkul oleh kepolisian," kata Yudhi.

Baca juga: Akhirnya Pemenang Lomba Mural Gejayan Memanggil Diumumkan, Karya di Jembatan Kewek Yogya Dapat Penghargaan

Salah satu juri lainnya, PG Wisnu Wijaya menambahkan, festival mural ini adalah salah satu cara kepolisian mendekatkan diri kembali ke masyarakat, mengingat ada beberapa kasus mural yang menjadi perhatian publik.

"Mural ini memiliki pesan yang ingin disampaikan, kebanyakan kritik. Dan kepolisian yang memfasilitasi festival ini sebuah isyarat jelas bahwa mereka (kepolisian) sudah mulai terbuka," kata Wisnu.

Kapolda Lampung, Irjen Hendro Sugiatno menggoreskan sketsa di Festival Mural di PKOR Way Halim, Sabtu (30/10/2021).KOMPAS.COM/TRI PURNA JAYA Kapolda Lampung, Irjen Hendro Sugiatno menggoreskan sketsa di Festival Mural di PKOR Way Halim, Sabtu (30/10/2021).

Kapolda Lampung, Inspektur Jenderal (Irjen) Hendro Sugiatno mengapresiasi keikutsertaan para pemural dalam festival kali ini.

"Mural ini jadi bentuk ekspresi para seniman muda di Lampung. Mereka bisa menyalurkan bakat dan ekspresinya di festival ini," kata Hendro.

Baca juga: Mural di Yogyakarta Dihapus Sebelum Jokowi Datang, Wali Kota Mengaku Tak Pernah Instruksikan

Menurutnya, lebih baik menyalurkan ekspresi di dinding mural di tempat yang disediakan, bukan vandalisme di sembarang tempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubernur Al Muktabar Tegaskan Bank Banten Punya Performa Baik dan Sehat

Pj Gubernur Al Muktabar Tegaskan Bank Banten Punya Performa Baik dan Sehat

Regional
Demam Berdarah di Demak Mengkhawatirkan, Pasien di RSUD Sunan Kalijaga Terus Meningkat

Demam Berdarah di Demak Mengkhawatirkan, Pasien di RSUD Sunan Kalijaga Terus Meningkat

Regional
Hadiri Rapat Paripurna DPRD, Pj Gubernur Fatoni Ajukan 6 Ranperda Provinsi Sumsel

Hadiri Rapat Paripurna DPRD, Pj Gubernur Fatoni Ajukan 6 Ranperda Provinsi Sumsel

Regional
Anak Mantan Bupati Sragen Daftar Pilkada 2024: Maju Lewat Demokrat, Lulusan Luar Negeri

Anak Mantan Bupati Sragen Daftar Pilkada 2024: Maju Lewat Demokrat, Lulusan Luar Negeri

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Aparat Desa di Nagekeo NTT Tenggelam Saat Memanah Ikan di Laut, hingga Kini Belum Ditemukan

Aparat Desa di Nagekeo NTT Tenggelam Saat Memanah Ikan di Laut, hingga Kini Belum Ditemukan

Regional
Gamelan Berusia Ratusan Tahun di NTB Dicuri, Pelaku Masih Diburu

Gamelan Berusia Ratusan Tahun di NTB Dicuri, Pelaku Masih Diburu

Regional
Jaring Bakal Calon Pilkada Solo, Gerindra Sebut Kebanjiran Tokoh

Jaring Bakal Calon Pilkada Solo, Gerindra Sebut Kebanjiran Tokoh

Regional
Tumbuhkan Perekonomian Lamongan, Pemkab Lamongan Optimalkan Reforma Agraria 

Tumbuhkan Perekonomian Lamongan, Pemkab Lamongan Optimalkan Reforma Agraria 

Regional
Hampir Dua Tahun Tak Terungkap, Keluarga Almarhum Iwan Boedi Tagih Hasil Penyelidikan ke Polisi

Hampir Dua Tahun Tak Terungkap, Keluarga Almarhum Iwan Boedi Tagih Hasil Penyelidikan ke Polisi

Regional
Momen Korban Perampokan Duel dengan Pelaku, Uang Ratusan Juta Rupiah Berhamburan

Momen Korban Perampokan Duel dengan Pelaku, Uang Ratusan Juta Rupiah Berhamburan

Regional
Teken MoU dengan LCH, Pak Yes Ingin Showroom Produk-produk Unggulan Lamongan Terus Berkembang

Teken MoU dengan LCH, Pak Yes Ingin Showroom Produk-produk Unggulan Lamongan Terus Berkembang

Regional
Pilunya Apriani, Bocah 1 Tahun Penderita Hidrosefalus yang Butuh Dana Berobat ke Bali

Pilunya Apriani, Bocah 1 Tahun Penderita Hidrosefalus yang Butuh Dana Berobat ke Bali

Regional
Dorong Realisasi Program Lamongan Sehat, Bupati Lamongan Resmikan Poliklinik II RSUD Dr Soegiri

Dorong Realisasi Program Lamongan Sehat, Bupati Lamongan Resmikan Poliklinik II RSUD Dr Soegiri

Kilas Daerah
Video Mesum di Salah Satu Lapas Jateng Ternyata Dibuat sejak 2020

Video Mesum di Salah Satu Lapas Jateng Ternyata Dibuat sejak 2020

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com