KOMPAS.com - Sebanyak 6.000 guru di Kota Mataram, khususnya yang mengajar di sekolah swasta, belum disuntik vaksin Covid-19 karena berbagai alasan.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Lalu Fatwir Uzali mengaku kesulitan menjangkau para guru tersebut.
"Sebanyak 6.000 guru yang belum divaksinasi itu merupakan guru di sekolah-sekolah swasta, sehingga kami kesulitan untuk menyikapinya," kata Lalu Fatwir di Mataram seperti dikutip dari Antara, Jumat (29/10/2021).
Meski begitu, vaksinasi Covid-19 guru di sekolah negeri sudah mencapai 91 persen dari target 9.000 guru.
Sementara capaian vaksinasi Covid-19 tenaga nonguru sebanyak 89 persen.
Baca juga: Wali Kota Mohan: Kota Mataram Turun dari Level 2 Menjadi Level 1 PPKM...
Pernyataan itu disampaikannya menanggapi terungkapnya data 6.000 guru di Kota Mataram ternyata belum divaksinasi, dalam kegiatan rapat koordinasi validasi data sasaran vaksin Covid-19 di Kota Mataram.
Rapat koordinasi itu dihadiri Kapolresta Mataram Kombes Pol Heri Wahyudi, Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana, dan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) terkait lainnya.
Fatwir menyebut, dinas pendidikan telah berulang kali mengirimkan surat izin pelayanan vaksinasi di sekolah swasta.
Bahkan, dalam surat tersebut, dicantumkan sanksi administrasi untuk sekolah yang tidak melaksanakan kgegiatan vaksinasi.
"Sayangnya hal itu kurang mendapatkan perhatian, apalagi sekolah yang dikelola yayasan. Ada beberapa sekolah secara jelas menolak, tapi ada juga yang belum mau karena alasan masih ragu-ragu," katanya.