Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita 9 ABK Asal Jatim Telantar di Perairan Guam AS, Mengaku 5 Bulan Tak Digaji dan Tak Bisa Pulang

Kompas.com - 29/10/2021, 14:05 WIB
Andi Hartik,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Sembilan anak buah kapal (ABK) Jawa Timur telantar di atas kapal di perairan Pulau Guam, di bagian barat Samudera Pasifik dan masuk wilayah teritori Amerika Serikat (AS).

Sembilan ABK ini telantar di atas kapal MV Voyager yang berangkat dari Pulau Bali menuju pulau tersebut.

Sembilan awak kapal itu yakni Ali Akbar Cholid (27) asal Kota Batu, Agus Brigrianto (54) asal Kota Batu, Bambang Suparman (56) asal Kota Malang, Gunawan Soeharto (54) asal Kota Malang, Dicky Wahyu (25) asal Kota Malang dan Fajar Nur (30) asal Kabupaten Malang.

Baca juga: Dampak Gempa Malang, Kanopi Mushala Ambruk dan Plafon Sebuah Kantor Desa di Blitar Rusak

Selain itu juga ada Fery Sujatmiko (50) asal Blitar, Yusman Shobirin (54) asal Sidoarjo, dan Muhamad Khafid (26) asal Lumajang.

Dalam video yang beredar, Ali Akbar mengaku sudah lima bulan berada di atas kapal dan selama itu mereka belum menerima gaji.

"Kita sudah lima bulan tidak digaji di sini dan kita ingin pulang ke Indonesia. Kita tidak turun ke daratan, kita tidak bisa turun ke daratan," kata Ali, dikutip Jumat (29/10/2021).

Mereka berlayar melalui agensi PT Laut Salito hendak mengantar kapal milik warga Kanada itu ke pembeli di Guam.

Pamit Pergi 1,5 Bulan

Rani Septi Ridwan (27), istri Ali Akbar yang ditemui di rumahnya Jalan Arjuno 20 RT 6 RW 6 Kelurahan Sisir, Kota Batu, Malang, mengatakan, suaminya berangkat dari rumah pada 24 April 2021.

"Berangkatnya 24 April dari rumah ke Bali. Sekitar dua minggu baru berangkat ke Guam," kata Rani saat ditemui di rumahnya, Jumat.

Saat itu, Ali pamit berangkat berlayar dalam waktu 1,5 bulan. Istrinya yang tengah mengandung anak pertama saat itu pun mengizinkan suaminya pergi.

Baca juga: Penantian Keluarga Matheis, ABK KM Liberty yang Tenggelam di Laut Bali: Semoga Ditemukan Selamat

Namun ternyata suaminya itu tak kunjung pulang, bahkan sampai anaknya lahir pada 6 September lalu.

"Awal berangkat kiranya cuma 1,5 bulan. Waktu itu saya hamil sempat setengah bulan. Pikirnya tidak sampai besar (usia kandungan) sudah di rumah lagi," katanya.

Rani berharap suaminya bisa segera pulang dan berkumpul lagi dengan keluarga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com