KOMPAS.com - Para petani mengeluhkan harga porang di Jawa Timur yang terus menurun. Sebelumnya harga umbi porang dibandrol Rp 10.000 per kilo.
Namun saat ini harganya anjlok menjadi Rp 7.000, bahkan bisa Rp 6.500 per kilogram.
Hartoyo, koordinator pegiat budi daya tanaman porang mengatakan dengan kondisi harga jual yang rendah bisa berpotensi membuat petani rugi.
Pasalnya hasil yang didapat tak seimbang dengan biaya yang dikeluarkan petani mulai dari proses penanaman, perawatan hingga panen.
Baca juga: Harga Porang di Jatim Anjlok, Petani Mengadu ke Dewan hingga Minta Bantuan Pemprov
Menurutnya, harga porang di Jawa Tomur anjlok dipicu oleh regulasi ekspor porang yang semakin sulit serta persaingan harga pasar di kancah internasional.
Sebab saat ini beberapa negara lain juga suah membudidayakan porang.
“Anjloknya harga porang karena regulasi ekspor porang yang kian sulit. Hal ini tidak lepas dari persaingan perdagangan porang internasional, sebab beberapa negara juga sudah mulai membudidayakan porang seperti Myanmar, Thailand, atau Vietnam,” ujar dia, Kamis (28/10/2021).
Baca juga: Hutan Banyak Ditanami Porang, Kota Madiun Terancam Bencana Banjir Kiriman
"Puluhan petani dan pengusaha porang di Jatim, tadi kami mengadu ke DPRD Jatim, kami sengaja mengadukan perihal hancurnya harga porang yang sebelumnya menjadi komoditi idola di Jatim," kata Hartoyo,
Kedatangan mereka untuk meminta agar Pemprov Jatim hadir secara nyata untuk memperhatikan nasib para petani porang.
Menurutnya saat ini kegiatan pertania porang berhenti tola karena harganya terus anjlok.
Baca juga: Saat Bupati Konawe Selatan Tertarik dengan Porang hingga Kirimkan Petani ke Madiun
“Harga porang akhir-akhir ini merosot sekali. Tadi, kami sudah sampaikan ke wakil kami, kami minta Pemprov Jatim untuk memperhatikan petani porang. Saat ini kegiatan pertanian porang berhenti total karena ambruknya harga porang," terang dia.
Sementara itu, anggota Komisi B DPRD Jatim Noer Soetjipto mengatakan, untuk menstabilkan harga porang dalam negeri menurutnya harus dibangun ekosistem bisnis porang yang baik, sehingga baik petani maupun industri tidak rugi.
“Salah satu upaya yang bisa kami lakukan adalah dengan membentuk asosiasi perusahaan-perusahaan pabrik pengolahan porang dalam negeri supaya harga bisa lebih mudah dikendalikan," papar Soetjipto.
Baca juga: Kunjungi Madiun, Bupati Konawe Selatan Belajar Tanam Porang
Di sisi lain dia ikut berharap Pemerintah Provinsi Jatim juga turun tangan melihat kondisi saat ini, agar para petani porang di Jatim bisa terlindungi dan tetap bisa beroperasi.
“Seharusnya pergub untuk porang yang sudah ada ini, benar-benar membantu sejahterakan petani. Jangan sampai membuat petani porang kesusahan,” ujar dia.
Dia berharap, ada sinergitas yang harmonis lintas OPD dan juga dengan para petani yang tujuannya adalah untuk menyejahterakan warga Jatim terutama para petani porang.
"Perlu juga ada sinergitas OPD terkait misalnya Disperindag, Dinas Kehutanan dan Dinas Pertanian Jatim untuk menyejahterakan petani porang," pungkas di
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Muchlis | Editor : Robertus Belarminus)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.