Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rapat Kerja di Hotel Bintang 5, Wakil Ketua KPK: Tarifnya Bintang 3, Kenapa Tidak?

Kompas.com - 28/10/2021, 18:54 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengelar rapat kerja di Yogyakarta dari tanggal 27 - 29 Oktober 2021.

Dalam rapat kerja yang berlangsung tiga hari ini KPK memilih hotel bintang 5 sebagai tempat penyelenggaraan.

Saat dikonfirmasi terkait lokasi pelaksanaan rapat kerja KPK di hotel bintang 5, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata mengatakan meski hotel bintang 5 namun tarifnya hotel bintang 3.

"Bintang 5 tetapi kalau tarifnya bintang 3 kenapa tidak, kan seperti itu," ujar Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata saat ditemui di lokasi rapat kerja di Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta, Kamis (28/10/2021).

Baca juga: Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Jelaskan Alasan Raker Digelar di Hotel Mewah Yogyakarta

Alexander Marwata menyampaikan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) transparan dalam penggunaan anggaran. Selain itu, semuanya dipertanggungjawabkan.

"Teman-teman bisa menanyakan pada pihak hotel berapa sih KPK membayar untuk melaksanakan kegiatan di hotel ini. Kita transparan, terbuka dan semuanya dipertanggungjawabkan," tuturnya.

Terkait berapa nominal yang dikeluarkan, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui. Namun semuanya masih dalam batas-batas plafon anggaran yang disusun.

"Saya enggak tahu, Sekjen lah yang tahu. Itu semuanya masih dalam batas-batas plafon anggaran yang kami susun, pasti itu. Kita tidak mungkin menyelenggarakan suatu kegiatan yang tidak tersedia anggaranya atau melebihi dari plafon anggaran yang disediakan untuk kegiatan ini," tegasnya.

Kegiatan rapat kerja ini, lanjut Alexander Marwata, sudah direncanakan dari awal. Sehingga kegiatan rapat kerja ini bukan untuk mengejar serapan anggaran menjelang akhir tahun.

"Bukan untuk mengejar serapan anggaran akhir tahun, seolah-olah dananya masih sisa untuk apa ini, itu mengada-ada. Kalau seperti itu jelas tidak tepat, lebih baik kami gunakan untuk kegiatan yang lebih efektif misalnya mendukung pencegahan ataupun pemberantasan," jelasnya.

Baca juga: Tak Tahu-menahu soal Kedatangan KPK, Bupati Tabanan: Saya Kan Baru...

Alexander Marwata mengungkapkan, dengan teknologi informasi saat ini memang bisa saja rapat kerja dilakukan tanpa tatap muka. Metode tersebut juga sudah dilakukan oleh KPK.

"Kita kadang-kadang juga harus menarik diri atau istilahnya retret. Ini salah satu yang kami buat program itu hari ini, kami kumpulkan semua pejabat struktural tujuannya untuk membangun kebersamaan, untuk menyatukan persepsi, visi kita bersama ke depan, apa yang harus kita lakukan. Kita ingin menyatukan antara pimpinan dan pejabat struktural," tegasnya.

Menurut Alexander Marwata, program tersebut tidak akan maksimal jika dilaksanakan di kantor KPK.

"Kenapa tidak bisa di kantor? Kalau kita lakukan di kantor banyak sekali hambatanya, satu, kita tidak bisa sepenuhnya menyatu, karena ada saja pekerjaan-pekerjaan itu yang kemudian mengganggu penjabat sektoral atau juga yang bersangkutan rumahnya atau tinggal di Jakarta, sore kadang-kadang balik. Itu yang terjadi jika dilaksanakan di kantor," paparnya.

Program serupa, tambah Alexander Marwata, juga banyak dilaksanakan oleh lembaga-lembaga yang lain.

"Saya kira program-program seperti ini itu kan juga banyak dilakukan oleh lembaga pemerintah yang lain," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puluhan Hektar Lahan Padi di Kabupaten Landak Terendam Banjir

Puluhan Hektar Lahan Padi di Kabupaten Landak Terendam Banjir

Regional
Kasus Penemuan Mayat Wanita di Polokarto Sukoharjo Dipastikan Korban Pembunuhan, 15 Orang Diperiksa, Jasad Diduga Sudah 5 Hari

Kasus Penemuan Mayat Wanita di Polokarto Sukoharjo Dipastikan Korban Pembunuhan, 15 Orang Diperiksa, Jasad Diduga Sudah 5 Hari

Regional
Libur Lebaran, Volume Sampah di Tangerang Capai 3.000 Ton Per Hari

Libur Lebaran, Volume Sampah di Tangerang Capai 3.000 Ton Per Hari

Regional
Selepas Lebaran, Kapolsek dan Kasat Lantas di Lampung Diganti

Selepas Lebaran, Kapolsek dan Kasat Lantas di Lampung Diganti

Regional
Usai Lebaran, Perbaikan Tanggul Jebol Sungai Wulan Demak Dikebut

Usai Lebaran, Perbaikan Tanggul Jebol Sungai Wulan Demak Dikebut

Regional
Viral, Video Truk Meluncur Tanpa Sopir di Tol Kalikangkung, Ini Penyebabnya

Viral, Video Truk Meluncur Tanpa Sopir di Tol Kalikangkung, Ini Penyebabnya

Regional
Letusan Gunung Ruang Sudah Mereda, Statusnya Masih Awas

Letusan Gunung Ruang Sudah Mereda, Statusnya Masih Awas

Regional
Anggota Polisi yang Mabuk Sambil Ngebut Bawa Mobil Kasat Narkoba di Riau Ditahan

Anggota Polisi yang Mabuk Sambil Ngebut Bawa Mobil Kasat Narkoba di Riau Ditahan

Regional
BEM FH Undip Serahkan 'Amicus Curiae' ke MK, Berisi soal Permasalahan Pilpres

BEM FH Undip Serahkan "Amicus Curiae" ke MK, Berisi soal Permasalahan Pilpres

Regional
Labuan Bajo Tuan Rumah Dialog Tingkat Tinggi Indonesia-China, Polda NTT Siapkan Ratusan Personel

Labuan Bajo Tuan Rumah Dialog Tingkat Tinggi Indonesia-China, Polda NTT Siapkan Ratusan Personel

Regional
Gratifikasi Parsel Lebaran Pejabat Pemkot Salatiga Diberikan ke Tenaga Kebersihan

Gratifikasi Parsel Lebaran Pejabat Pemkot Salatiga Diberikan ke Tenaga Kebersihan

Regional
Sakit Hati Menantu terhadap Ibu Mertua yang Berujung Maut

Sakit Hati Menantu terhadap Ibu Mertua yang Berujung Maut

Regional
Kapal Tanpa Nama dari Bima Sudah Dua Hari Hilang Kontak di Perairan Gili Motang Labuan Bajo

Kapal Tanpa Nama dari Bima Sudah Dua Hari Hilang Kontak di Perairan Gili Motang Labuan Bajo

Regional
Polisi Mabuk Mengebut Bawa Fortuner, Tabrak Kantor Dinas Peternakan

Polisi Mabuk Mengebut Bawa Fortuner, Tabrak Kantor Dinas Peternakan

Regional
Harga Bawang Merah Tembus Rp 70.000 Per Kg, Ibu-ibu di Semarang Pusing

Harga Bawang Merah Tembus Rp 70.000 Per Kg, Ibu-ibu di Semarang Pusing

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com