BANGKA, KOMPAS.com - Penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan pekerja tambang di Indonesia menjadi sorotan Badan Narkotika Nasional (BNN).
Kepala BNN Petrus R Golose mengatakan, ada persepsi yang salah, sehingga peredaran narkoba menyasar para pekerja tambang.
"Mereka para pekerja tambang ini menganggap narkoba sebagai stimulan. Padahal itu salah, yang terjadi justru halusinogen," kata Petrus saat kunjungan kerja di Kantor BNNP Bangka Belitung, Kamis (28/10/2021).
Baca juga: Edarkan Narkoba, Buruh Pabrik di Sidoarjo Ditangkap Polisi
Petrus menuturkan, kasus-kasus penggunaan narkoba di kalangan pekerja tambang sudah sejak lama menjadi perhatian BNN.
Tidak hanya di daerah Bangka Belitung, tapi juga daerah pertambangan lainnya di Indonesia.
"Saat ini, ekonomi di Bangka Belitung sedang bergerak. Banyak orang datang ke sini untuk bekerja di sektor tambang dan mereka harus bekerja ekstra, kemudian menggunakan narkoba, ini yang salah," ujar jenderal bintang tiga itu.
Petrus mengatakan, fenomena penggunaan narkoba di kalangan pekerja tambang menjadi bagian dari program perang terhadap narkoba (war on drugs) yang dicanangkan BNN.
Penggunaan narkoba tersebut umumnya menyasar pekerja sektor informal yang lokasi penambangannya sulit diakses oleh petugas atau polisi.
"Jadi, bagaimana kita kampanyekan pada generasi muda untuk meningkatkan skill mereka, bukan menggunakan narkoba. Kemudian, upaya pemberantasan dengan kerja sama lintas intansi secara holistik," ujar Petrus.
Baca juga: Rumah Bandar Narkoba Digerebek, Seorang Oknum Polisi Malah Ikut Diamankan Petugas
Saat kunjungan ke Bangka Belitung, Petrus secara resmi meluncurkan Program Integrasi Pendidikan Anti Narkoba dalam kurikulum pelajaran SMA dan SMK.
Selain itu, ada juga peluncuran Program Sinergitas Empat Pilar Desa Menuju Kampung Tangguh Anti Narkoba dan Desa Bersih dari Narkoba (Bersinar).
Menurut Petrus, Kepulauan Bangka Belitung merupakan provinsi yang pertama kali mencanangkan program anti narkoba dalam kurikulum sekolah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.