PEKANBARU, KOMPAS.com - Seekor gajah sumatera liar masuk ke perkebunan warga di Desa Pontian Mekar, Kecamatan Lubuk Batu Jaya, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau.
Setelah diperiksa, gajah tersebut ternyata sakit dan butuh pertolongan.
Tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau turun memberikan pengobatan bersama Balai Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) dan Yayasan TNTN.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala BBKSDA Riau Fifin Arfiana Jogasara mengatakan, gajah liar yang sakit ini berjenis kelamin betina, dan diperkirakan berusia sekitar 30 tahun.
Baca juga: Kenapa Gajah Mempunyai Gading?
"Gajah ini dalam kondisi kurus, nafsu makan kurang, dan mengalami peradangan atau pembengkakan dan luka terbuka pada bagian organ reproduksi luar yang sudah ada larva atau ulat di bagian luka tersebut," kata Fifin dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (28/10/2021).
Ia menjelaskan, gajah seberat lebih kurang 2 ton dan tinggi 217 sentimeter ini ditemukan pada Kamis (21/10/2021).
Satwa dilindungi itu ditemukan sedang masuk ke kebun sawit masyarakat Desa Pontian Mekar.
Laporan ini diterima BBKSDA Riau dari anggota TNI Intel Kodim 0302/Indragiri Hulu.
Baca juga: Kasus Pembunuhan Gajah di Aceh, 5 Terdakwa Jalani Sidang Perdana
Keesokan harinya, Tim Resor Kerumutan Selatan datang ke lokasi untuk melakukan pengecekan lapangan.
Tim bersama kepala desa Pontian Mekar dan masyarakat menemukan seekor gajah dewasa yang kurus dan dalam kondisi lemas.
Di sekitar lokasi tampak muntahan gajah berupa batang dan pelepah sawit yang pernah dimakan.
Tim segera melaporkan hasil investigasi lapangan dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat, agar tidak melakukan tindakan buruk terhadap gajah.
Selanjutnya, tim medis BBKSDA Riau dikerahkan ke lokasi untuk pengobatan gajah.
Sementara itu, tim di lapangan bersama masyarakat melakukan penjagaan dan pemantauan terhadap satwa tersebut sambil menunggu tim medis datang.
"Pada Sabtu (23/10/2021), tim medis BBKSDA Riau dan tim Balai TNTN segera melakukan pengobatan, setelah sebelumnya dilakukan pembiusan," kata Fifin.
Baca juga: Mengapa Gajah Tidak Bisa Melompat?
Upaya yang dilakukan adalah pembersihan luka dan pemberian obat topikal pada daerah luka.
Kemudian pengambilan sampel darah untuk mengetahui kondisi kesehatan gajah secara umum, dan sampel darah akan dikirim ke laboratorium.
Setelah dilakukan pengobatan, tim medis segera menyadarkan satwa dan melepasliarkan kembali ke habitatnya, sambil melakukan pemantauan dan pengamatan untuk mengetahui kondisi selanjutnya.
Hasilnya, gajah terlihat bergerak lebih gesit dibandingkan sebelum pengobatan.
Baca juga: Sering Jadi Sasaran Perburuan Liar, Faktanya Gajah Memiliki Banyak Manfaat bagi Kehidupan
Pada Senin (25/10/2021), tim Yayasan TNTN Desa Lubuk Kembang Bunga berpatroli untuk mengetahui kondisi gajah betina yang telah diobati.
"Akan tetapi, tim tidak menjumpai tanda-tanda terbaru dari gajah liar tersebut dari titik pengobatan," sebut Fifin.
Berdasarkan informasi warga, gajah liar tersebut sudah mengarah ke hutan yang tersisa di kawasan TNTN.
Selanjutnya, tim akan melakukan pemantauan kembali untuk memastikan gajah tersebut benar-benar pulih dan aman, serta kembali ke habitatnya di kawasan TNTN.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.