BLITAR, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kota Blitar merekomendasikan uji coba pergelaran pertunjukan seni dan hiburan dapat dilanjutkan dengan kehadiran penonton.
Rekomendasi itu didasarkan pada hasil surveilans faktor risiko pandemi Covid-19 berupa kegiatan pengamatan atas kepatuhan masyarakat yang menonton sebuah pertunjukan seni dan hiburan.
Surveilans adalah instrumen pengukur situasi pandemi yang terdiri dari surveilans kasus dan surveilans faktor risiko.
Baca juga: Uang Rp 427 Juta yang Raib di Blitar, Ternyata Hasil Penjualan Susu Milik 200 Peternak Sapi Perah
Surveilans kasus berupa kegiatan testing dan tracing yang rutin dalam kuantitas tertentu yang terukur.
Sementara surveilans faktor risiko merupakan instrumen deteksi dini risiko terjadinya kasus penyakit menular seperti Covid-19.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Dharma Setiawan mengatakan, hasil pengamatan uji pergelaran seni di kompleks Makam Presiden ke-1 RI Soekarno pada Rabu (20/10/2021) menunjukkan, 81,34 persen penonton yang diobservasi menggunakan masker dengan benar.
"Dari 4.158 warga yang hadir pada kegiatan seni itu sebanyak 81,34 persen atau 3.382 orang sudah menggunakan masker dengan benar," ujar Dharma, Rabu (27/10/2021) sore.
Sisanya, sebanyak 566 orang atau 13,61 persen tidak memakai masker dengan benar dan 210 orang atau 5,05 persen tidak membawa masker.
Menurut Dharma, hasil observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa kepatuhan masyarakat Kota Blitar dalam protokol kesehatan khususnya penggunaan masker sudah baik.
"Apabila dalam satu populasi terdapat 80 persen atau lebih memakai masker dengan benar maka ini dikategorikan (kepatuhan) baik," ujarnya.
Baca juga: Imigrasi Blitar Mulai Buka, Baru 50 Persen Kuota Layanan Terpakai
Tingkatkan Imunitas Tubuh
Pihaknya merekomendasikan kepada Satgas Covid-19 Kota Blitar untuk memberikan izin penyelenggaraan pertunjukan seni dan hiburan.
Jika diperlukan, ujarnya, Satgas Covid-19 dapat mendorong penyelenggaraan kegiatan serupa yang dapat memberikan dampak positif pada kondisi psikis masyarakat.
Uji coba penyelenggaraan pertunjukan seni dan hiburan tersebut, kata dia, telah mengingatkan pentingnya masyarakat mendapatkan hiburan sebagai bagian dari upaya meningkatkan daya tahan tubuh.
"Jadi masyarakat sudah saatnya diberikan wahana untuk nikmati hiburan, bukan untuk euforia tapi untuk menaikkan imunitas tubuh," ujarnya.