Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Meninggalnya Mahasiswa UNS dalam Diklatsar Menwa, Panitia: Sempat Mengeluh Keram dan Sakit Punggung

Kompas.com - 26/10/2021, 22:13 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Mahasiswa D4 Prodi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Sekolah Vokasi UNS Solo, Gilang Endi (21) meninggal dunia saat mengikuti Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Pra Gladi Patria XXXVI Menwa.

Sebelum mengembuskan napas terakhirnya, Gilang sempat mengeluhkan kakinya keram dan sakit punggung.

Hal itu terungkap berdasarkan pengakuan panitia diklatsar yang disampaikan Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan UNS Solo Sutanto dalam konferensi pers di lantai dua Rektorat UNS Solo, Selasa (26/10/2021).

Baca juga: Mahasiswa Meninggal Saat Diklatsar Menwa, Rektorat UNS: Kami Marah Betul

Sutanto mengatakan diklatsar diikuti sebanyak 12 orang peserta. Kegiatan ini dilaksanakan mulai Sabtu (23/10/2021) dan berakhir pada Minggu (31/10/2021).

"Berdasarkan apa yang kami ketahui di mana kami sumbernya dari pengakuan pihak panitia. Jadi benar bahwa kegiatan itu dilakukan mulai tanggal 23 Oktober 2021," kata Sutanto.

Kegiatan pertama diklatsar dimulai dari penyambutan pukul 06.00 WIB sampai dengan kegiatan berakhir pukul 23.00 WIB.

"Itu berkegiatan di sekitar kampus. Penyambutan ada di markas. Kemudian bergerak menuju GOR kampus, mushala Fakultas Teknik, lalu ke jembatan danau itu. Itu kegiatan yang kami lihat secara posisi letaknya," terang dia.

Kemudian, lanjut dia, korban pernah menyampaikan kepada panitia kakinya keram. Pihak panitia lalu mencarikan pendamping terhadap korban.

"Yang bersangkutan (alamarhum) pernah menyampaikan pada tanggal 23 Oktober 2021, ada kakinya yang keram. Itu oleh pihak Menwa dicarikan pendamping. Nah itu kejadian di tanggal 23 Oktober. Artinya belum ada tanda-tanda secara fisik ada kelelahan dan sebagainya. Tetapi memang menurut pengakuan dari panitia, kakinya keram. Dan sudah didampingi oleh salah satu panitia," ungkap Sutanto.

Kegiatan hari kedua pada Minggu (24/10/2021) dimulai setelah Subuh dengan aktivitas senam senjata. Dilanjutkan apel pagi dan mulai kegiatan diselenggarakan di luar kampus.

"Yaitu berkegiatan di Jembatan Jurug. Jembatan yang kecil itu. Kegiatan itu adalah meluncur menggunakan tali. Setelah kegiatan selesai, balik ke kampus," kata dia.

Ketika kembali ke kampus, korban mengeluhkan sakit pada punggungnya. Terus kemudian, pada pukul 14.00 WIB korban mendapatkan perawatan dengan cara dikompres kepalanya.

Sempat ada informasi korban mengalami kesurupan. Namun, kata Sutanto dari informasi panitia korban tidak mengalami kesurupan.

"Statement ini, apakah keluar dari pihak panitia, atau memang dari orang-orang sekitar. Yang bersangkutan (almarhum) tidak sadar dan mengigau akhirnya berkata-kata dalam kondisi tidak sadar. Itu yang terus kemudian kelanjutannya dari pengakuan pihak panitia sampai pukul 21.00 WIB lebih sedikit," katanya.

Baca juga: Polisi Temukan Tanda Kekerasan di Tubuh Mahasiswa UNS yang Tewas Saat Diklatsar Menwa

Melihat kondisi korban yang tidak sadar, pihak pantia pun kemudian berinisiatif untuk membawa korban ke RSUD Dr Moewardi Solo.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com