Sepanjang Oktober sudah 2 kali kebanjiran
Dalam bulan Oktober ini saja, kata Dedi, sudah kali perumahan dilanda banjir.
Sebab, jarak perumahan dari Sungai Sail hanya sekitar 50 meter. Kondisi sungai pun disebut warga dangkal dan kerap meluap ketika musim hujan.
Setiap sungai meluap airnya sampai ke rumah warga.
Baca juga: 81 Kepala Keluarga Terdampak Banjir dan Longsor di Toraja Utara
Sampai saat ini, Dedi mengungkapkan belum ada solusi dari pemerintah untuk antisipasi banjir.
"Sudah tiga tahun kami menderita karena banjir, kami pasrah. Belum ada solusi dari pemerintah maupun pihak developer yang melakukan antisipasi banjir supaya tidak terjadi lagi," ucap Dedi.
Baca juga: 184 Desa di Banyuwangi Rawan Banjir Jelang Musim Hujan, BPBD Imbau Waspada
Rumah ditinggalkan, cicilan KPR tak dibayar
Menurutnya, akibat keseringan banjir, sebagian warga sudah ada yang pindah dan meninggalkan rumahnya begitu saja.
Cicilan kredit rumah tak dibayar lagi, karena warga merasa dirugikan.
"Itu orang yang di depan rumah saya sudah enam bulan tak balik ke rumah, akibat keseringan banjir ini. Ada juga beberapa warga sudah pindah dan tak mau bayar cicilannya lagi. Mungkin mereka sudah bosan banjir terus," kata Dedi.
Baca juga: Jembatan di Melawi Ambruk Diterjang Banjir Bandang, Akses Transportasi Putus
Mengadu ke berbagai pihak tapi tak ada tanggapan
Dedi sendiri mengaku masih bertahan, karena bangunan rumahnya sudah ditambah atau sudah banyak uang yang dikeluarkan untuk tempat tinggal bersama keluarganya.
"Sekarang ini kami hanya bisa pasrah. Karena kami sudah mengadu ke Pemkot Pekanbaru, ke pihak developer, gugat ke Polda Riau, tapi enggak ada juga ada hasilnya. Kami surati Kementerian PUPR, juga tak ditanggapi. Kemana lagi kami mau mengadu supaya kami tak kebanjiran terus," ujar Dedi.