Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Upacara Sudhi Wadani, Ritual Pindah Agama Hindu yang Dijalani Sukmawati di Buleleng Bali

Kompas.com - 26/10/2021, 11:35 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Putri Presiden Pertama RI Diah Mutiara Sukmawati Soekarnoputri menjalani ritual pindah agama Hindu pada Selasa (26/10/2021).

Ritual tersebut dilakukan di kawasam Sukarno Heritage Bale Agung Siangaraja, Buleleng, Bali.

Penanggung jawab acara yang juga Kepala Soekarno Center Arya Wedakarna mengatakan, pelaksanaan ritual tersebut bertepatan dengan ulang tahun Ke-70 Sukmawati Soekarnoputri.

"Prosesnya sama seperti masyarakat biasa, ada proses upacara adat Sudhi Wadani, disaksikan parisdha, dan juga tokoh-tokoh hindu, dan memang sangat terbatas dan menjalankan protokol kesehatan," kata dia.

Baca juga: Kisah Ida Ayu Nyoman Rai, Nenek Sukmawati Asal Bali, Gadis Pura Hindu yang Jatuh Cinta Pada Sang Guru

Bagaimana proses upacara Sudhi Wadani?

Sudhi wadani berasal dari kata sudhi dan wadani. Sudhi dari bahasa Sansekerta yang berarti penyucian, persembahan, upacara pembersihan.

Sedangkan Wadani berarti perkataan atau pembicaraan.

Dikutip dari Tribun Bali, Waka Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali, Pinandita I Ketut Pasek Swastika menjelaskan Sudhi Wadani adalah proses seseorang dari agama lain untuk menjadi Hindu.

Ada dua macam jenis pelaksanaan Sudhi Wadani. Pertama karena pernikahan dan kedua karena atas kesadaran sendiri.

Baca juga: Adik Megawati hingga Kontroversi Puisi, Ini Profil Sukmawati Soekarnoputri

Ilustrasi Bali - Para umat Hindu sedang melakukan ritual di Pura Tirta Empul, Gianyar, Bali.SHUTTERSTOCK / Viktoriya Krayn Ilustrasi Bali - Para umat Hindu sedang melakukan ritual di Pura Tirta Empul, Gianyar, Bali.
Untuk kedua jenis ini memiliki persyaratan dan proses yang hampir sama.

“Untuk yang dikarenakan kemauan sendiri harus ada surat keterangan dari orang tua, serta dua orang saksi yang melengkapi diri dengan KTP. Yang akan melangsungkan prosesi ini juga harus siap menandatangani surat pernyataan,” kata Pinandita Swastika.

Pelaksanaan Sudhi Wadani bisa dilakukan di Kantor PHDI setempat, rumah sendiri, ataupun di griya.

Sedangkan banten (sarana upacara Hindu) yang digunakan pun sederhana yakni cukup pejati, sementara untuk di griya biasanya menggunakan banten ayaban tumpeng lima.

“Itu bisa dipilih, karena agama itu rasa. Mau di PHDI boleh, karena di Kantor PHDI ada Padmasana. Di griya juga boleh, atau di rumah juga boleh,” imbuhnya.

Baca juga: Sukmawati Soekarnoputri Akan Jalani Ritual Pindah Agama Hindu di Buleleng Bali

Sementara untuk banten di bawah bisa menggunakan segehan manca warna atau segehan putih kuning.

Untuk banten ini, bisa dianteb oleh pemangku yang melengkapi diri dengan KTP ataupun dipuput oleh sulinggih tanpa perlu menyiapkan KTP.

“Dalam pelaksanaannya, saksi dan yang bersangkutan wajib hadir. Sementara untuk orang tua dipersilakan hadir atau cukup dengan surat keterangan saja,” katanya.

Setelah melakukan pembersihan secara niskala, yang bersangkutan mengucapkan aksara suci Om Ang Ung Mang kemudian dilanjutkan dengan Brahman Atman Aikyam.

Akhir dari semua ucapan dari aksara suci dan kalimat Brahman Atman Aikyam adalah Satyam Eva Jayate lalu dijawab oleh yang bersangkutan (orang yang melakukan sudhi wadani) dengan kata Jaya.

Baca juga: Profil Sukmawati Soekarnoputri, Anak Keempat Bung Karno

“Juga diawali dengan Om Swastiastu dan diakhiri dengan Om Santi, Santi, Santi Om. Ini terus diucapkan berulang-ulang sampai tidak ada kesalahan ucap. Pertama dicontohkan sekali oleh penganteb atau pemuput prosesi ini,” katanya.

Setelah itu dilanjutkan dengan panca sembah, lalu diperciki tirta dan dipasangi benang tri datu di tangannya.

“Bilamana perlu, PHDI setempat bisa memberikan nasihat dan kalau ada bisa memberikan yang bersangkutan buku doa sehari-hari,” katanya.

Baca juga: Mbok Sarinah dan Kepedihan Bung Karno Muda di Mojokerto

Proses pembinaan setelah upacara

Umat Hindu membawa benda-benda sakral saat melaksanakan ritual Melasti rangkaian pelaksanaan Karya Agung Panca Wali Krama di Pantai Watu Klotok, Klungkung, Bali, Sabtu (2/3/2019). Ribuan warga  Hindu dari berbagai daerah mengikuti ritual Melasti yang merupakan rangkaian Karya Agung Panca Wali Krama di Pura Besakih yang digelar 10 tahun sekali tersebut.ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF Umat Hindu membawa benda-benda sakral saat melaksanakan ritual Melasti rangkaian pelaksanaan Karya Agung Panca Wali Krama di Pantai Watu Klotok, Klungkung, Bali, Sabtu (2/3/2019). Ribuan warga Hindu dari berbagai daerah mengikuti ritual Melasti yang merupakan rangkaian Karya Agung Panca Wali Krama di Pura Besakih yang digelar 10 tahun sekali tersebut.
Pinandita Swastika mengatakan, bagi yang pindah agama dengan kemauan sendiri akan mendapatkan pembinaan dari PHDI setempat.

Sedangkan, untuk yang pindah agama karena pernikahan akan menjalani pembinaan dari desa adat setempat

Setelah itu, yang bersangkutan mengisi surat keterangan, surat pernyataan, maupun blangko yang yang kemudian diserahkan ke PHDI setempat.

Nantinya PHDI akan mengeluarkan surat keterangan Sudhi Wadani lengkap dengan foto diri yang nantinya dipakai untuk pengurusan dokumen kependudukan di Kantor Catatan Sipil.

Baca juga: Bung Karno, Mbok Sarinah, dan Mojokerto

Bagi yang sudah Sudhi Wadani dan mendiami suatu wilayah di Bali, wajib melapor ke desa adat setempat dan akan ikut menjadi krama di sana.

“Setelah ikut menjadi krama, yang bersangkutan bisa melakukan persembahyangan di Pura Kahyangan Tiga. Setelah Sudhi Wadani juga sudah bisa sembahyang ke pura sad kahyangan termasuk ke Besakih dan pura lainnya,” katanya.

Sementara itu, untuk prosesi selanjutnya menyesuaikan dengan keinginan yang bersangkutan apakah akan melakukan prosesi tiga bulanan, satu oton, ataupun metatah.

Baca juga: Sejarah Istana Tampak Siring Bali, Berdiri Atas Prakarsa Soekarno Setelah Indonesia Merdeka

“Karena oleh PHDI dalam Sarira Samskara sangat sederhana prosesnya, hanya pejati dan mengucapkan aksara suci itu. Untuk yang lainnya kembali kepada yang bersangkutan apakah ada proses tiga bulanan, metatah dan sebagainya, karena butuh biaya tinggi. Kami tidak mempersulit pelaksanaan upakara yadnya,” katanya.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Upacara Sudhi Wadani, Ketahui Proses dan Sarana yang Digunakan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com