NGAWI, KOMPAS.com – Wakil Bupati Ngawi, Jawa Timur Dwi Rianto Jadtimo turun langsung melihat kondisi rumah guru Sri Hartuti yang hidup di rumah kurang layak dan tinggal bersama kambingnya.
Wabup akan menindaklanjuti dengan membantu membangun rumah Sri Hartuti.
“Kita lihat langsung kondisinya dan rencana untuk membantu membangun rumah untuk beliau,” ujar Dwi Rianto, melalui sambungan telepon Selasa (26/10/2021).
Update : Kompas.com bekerja sama dengan Kitabisa.com menggalang dana untuk membantu perjuangan guru Sri Hartuti dan keluarganya. Anda bisa mengirimkan donasi dengan klik di sini.
Mas Antok, sapaan akrab Wabup Ngawi, mengaku hari ini proses pendirian rumah akan dimulai.
Selain dari pemerintah daerah, sejumlah lembaga organisasi masyarakat serta relawan di Ngawi juga turun tangan untuk membantu terwujudnya cita-cita Sri Hartuti.
“Kami tidak sendiri karena banyak yang membantu. Kami ingin mewujudkan cita-cita beliau untuk membangun rumah,” imbuhnya.
Baca juga: Camat di Ngawi Ini Menangis Lihat Guru di Wilayahnya Tinggal bersama Kambing
Di tengah keterbatasan ekonomi, Sri Hartuti tetap ingin mandiri dengan tinggal dirumahnya sendiri meski dalam keadaan memprihatinkan.
Dari jerih payahnya mengajar dan memelihara kambing, Sri Hartuti saat ini telah membeli sebidang tanah yang direncanakan untuk dibangun rumah.
“Sebelumnya beliau tinggal di rumah orangtuanya, namun belaiu memilih mandiri tinggal di rumah sendiri,” ucapnya.
Sri Hartuti mengaku memilih tinggal di rumah yang terbuat dari anyaman bambu tersebut karena ingin mandiri.
Dia nekat mengambil pinjaman di bank untuk beternak kambing dan membeli tanah yang rencananya akan didirikan bangunan rumah.
“Dari gaji saya Rp 350.000 dari suami Rp 100.000 memang tidak cukup untuk mencicil bank, makanya saya dan suami harus kerja keras lagi dengan kerja kuli bangunan atau kuli tebang tebu,” katanya.
Baca juga: Kisah Keluarga Simon, Tinggal di Gubuk Tanpa Listrik, Berpindah-pindah jika Hujan
Sebelumnya Sri Hartuti, suami dan tiga anaknya hidup di rumah yang kurang layak dan tinggal berdampingan dengan kandang kambing.
Selain menjadi pengajar di SD 4 Desa Pandean, Sri Hartuti juga memelihara kambing untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
Meski hidup penuh keterbatasan, namun Sri Hartuti tetap berjuang memberikan pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak SD di desanya.
Update : Kompas.com bekerja sama dengan Kitabisa.com menggalang dana untuk membantu perjuangan guru Sri Hartuti dan keluarganya. Anda bisa mengirimkan donasi dengan klik di sini.
Sri Hartuti prihatin mendapati siswa kelas 4 SD di desanya belum bisa membaca.
Kondisi tersebut dipicu masih banyaknya orangtua siswa yang buta huruf sehingga mereka tidak bisa membimbing anak-anak mereka untuk belajar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.