Sumarni yang merupakan ibu Dimas mengatakan, bangga dengan prestasi yang ditorehkan oleh anak keduanya tersebut.
Meski demikian, Sumarni mengaku masih kerap memendam kekhawatiran akan keselamatan putranya setiap kali Dimas bertanding.
"Namanya orangtua, ya pasti, tetap saja khawatir. Apalagi anak-anak ini kan sudah tidak lagi memiliki ayah, yang sudah meninggal dunia. Bahkan, saat kemarin juga (di PON Papua) masih khawatir," ujar Sumarni.
Baca juga: Informa Electronics dan Selma Buka Toko Pertama di Lamongan
"Kemarin hanya diberi rekaman videonya, saya lihat ada yang lawannya Dimas itu sampai mengalami patah leher atau apa dan sampai harus memakai gips (penyangga leher) setelah pertandingan," imbuh sang ibu.
Sumarni mengungkapkan, Dimas dan kakaknya memang selalu meminta doa restu sebelum mereka bertanding.
Begitu pula ketika Dimas hendak berangkat menuju Papua membela kontingen Jawa Timur dalam PON XX.
"Sehari-hari Dimas itu kan di Puslatda, tapi sebulan sebelumnya sempat pulang, dapat libur dua hari. Sempat minta doa ke saya agar dimudahkan saat menjalani pertandingan, dan sempat saya suruh juga mengunjungi makam dan mendoakan ayahnya," tutur Sumarni, yang berprofesi sebagai guru olahraga di salah satu Madrasah Ibtidaiyah (MI) di bawah kendali Kemenag Lamongan.
Kekhawatiran Sumarni, tidak lepas dari kejadian yang sempat menimpa Dimas pada saat latihan, ketika Dimas masih duduk di bangku kelas III SD.
Saat itu, Dimas sempat mengalami luka di bagian kaki kiri usai mengikuti latihan gulat pada malam hari.
Dimas juga sempat masuk dalam got, yang membuat kaki kirinya harus mendapatkan jahitan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.