Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketimpangan Pendidikan Si Kaya dan Si Miskin Saat Pandemi, Orangtua di Ladang Tak Bisa Dampingi Anaknya Belajar

Kompas.com - 26/10/2021, 07:50 WIB
Rachmawati

Editor

Ulfah berkata, hanya guru di perkotaan yang cenderung memanfaatkan aplikasi gawai untuk memperlancar pembelajaran.

Namun di banyak pedesaan, ketiadaan internet dan minimnya penguasaan teknologi membuat proses belajar berhenti.

"Kebanyakan guru hanya memberikan tugas tanpa penjelasan. Anak seolah-olah diminta belajar sendiri dengan pendampingan orang tua," kata Ulfah.

"Kalau tingkat pendidikan orang tua tinggi, dia bisa mendampingi anak. Tapi jika pendidikan orang tua rendah, mereka tidak mampu. Mereka hanya petani, bagaimana bisa mengajarkan anak di rumah.

Baca juga: Kisah Audatus, Guru di Flores yang Tempuh 15 Kilometer Menuju Bukit demi Sinyal Internet

"Jenis pekerjaan orang tua juga menentukan apakah mereka bisa hadir pada aktivitas belajar anak," tuturnya.

Ulfah berkata, orang tua yang tak memiliki privilese untuk bekerja dari rumah, terutama mereka yang berkerah biru seperti buruh, kurir, dan asisten rumah tangga, cenderung tak dapat mengisi kekosongan yang ditinggal guru.

Cerita buruh

Kharisma Anisa Putri, murid SMP di Yogyakarta, menggantungkan proses 'belajar dari rumah' pada gawai sewaan seharga Rp30 ribu per bulan.Getty Images/Ulet Ifansasti Kharisma Anisa Putri, murid SMP di Yogyakarta, menggantungkan proses 'belajar dari rumah' pada gawai sewaan seharga Rp30 ribu per bulan.
Lelly, mantan pekerja migran di Tulungagung, Jawa Timur, sebelum pandemi memilih menyekolahkan anak-anaknya di pondok pesantren.

Dalam sistem pendidikan berbasis asrama, Lelly bisa terbebas dari beban mengajari anak-anak.

Dengan bekal pendidikan, Lelly berharap ketiga anaknya bisa meraup masa depan lebih baik ketimbang dirinya yang bahkan tidak tamat SD.

Lelly yang sempat bekerja tanpa dokumen resmi di China kini tak bisa lagi merantau ke luar negeri karena pengiriman TKI mandek selama pandemi.

Baca juga: Banyak Murid di Bengkulu Belajar di Tepi Sungai supaya Dapat Sinyal

Untuk bertahan hidup, Lelly bekerja lepas dengan menggoreng bawang merah di UMKM di desanya.

"Kalau bisa anak-anak dapat pekerjaan yang lebih bagus dari saya. Saya buruh, kerja paling sehari dapat Rp 60 ribu, itu cuma bisa buat makan. Seminggu bahkan bisa tiga hari tidak bekerja jadi tidak ada pemasukan," ujar Lelly.

Pusat Penelitian Kebijakan Kemendikbud menyebut standar kualitas pendidikan di Indonesia mundur hingga enam bulan selama proses 'belajar dari rumah'.

Baca juga: Sinyal Indonesia Akhirnya Berjaya di Perbatasan Timor Leste

Sementara itu, menurut Bank Dunia, sistem belajar daring memicu ketimpangan kemampuan akademik antara siswa dari keluarga miskin dan keluarga kaya hingga 10%.

"Semua anak berisiko mengalami learning loss tapi efeknya akan lebih parah pada anak dari keluarga dengan kemampuan ekonomi rendah, yang tidak punya privilese," kata Ulfah dari Smeru.

"Pada akhirnya, merujuk pada penelitian global, itu akan berdampak pada masa depan anak," ucapnya.

Baca juga: Terkendala Sinyal Internet, SD di Gunungkidul Ini Masuk seperti Biasa

Jurang antara si kaya dan si miskin

Walau bekerja dari rumah, orang tua Kharisma Anisa Putri tak bisa selalu mendampinginya proses 'belajar dari rumah'.Getty Images/Ulet Ifansast Walau bekerja dari rumah, orang tua Kharisma Anisa Putri tak bisa selalu mendampinginya proses 'belajar dari rumah'.
Pakar pendidikan, Doni Koesoema, memprediksi puncak dampak negatif ketimpangan ini akan terjadi dalam satu dekade ke depan.

"Dampak terburuknya adalah ketidakadilan sosial. Jurang antara si kaya dan si miskin akan semakin lebar," kata Doni.

"Ke depan ketimpangan akan makin lebar jika negara tidak hadir pada anak-anak yang rentan. Mereka tidak akan bisa kompetitif. Bonus demografi tahun 2035 tidak akan bisa tercapai karena ini sangat tergantung pada generasi sekarang," ujarnya.

Merujuk data Badan Pusat Statistik, jumlah orang miskin di Indonesia bertambah 1,2 juta orang selama periode Maret 2020 dan Maret 2021.

Baca juga: Jaringan Internet Terganggu, Pemkot Jayapura Waspadai Munculnya Klaster Pencari Sinyal

Total penduduk yang masuk kategori miskin mencapai 27,54 juta pada Maret lalu.

Sementara pada periode yang hampir sama, jumlah orang Indonesia dengan kekayaan di atas US$ 1 juta (Rp14,1 miliar) bertambah 62% menjadi sekitar 172 ribu orang. Data ini disusun oleh bank investasi Credit Suisse.

Apa solusinya?

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim dan Gubernur Edy Rahmayadi melakuka swafoto usai rapat koordinasi penyelenggatan PTM terbatas di Sumut, Senin (25/10/2021).Dok. Diskominfo Sumut Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim dan Gubernur Edy Rahmayadi melakuka swafoto usai rapat koordinasi penyelenggatan PTM terbatas di Sumut, Senin (25/10/2021).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, selama pandemi ini mengakui terjadinya learning loss di kalangan siswa. Nadiem dan jajarannya juga tidak menampik berbagai riset tekait persoalan ini.

Strategi utama mengatasi learning loss yang mereka ambil adalah membuka sekolah secara terbatas. Selain itu, Kemendikbud juga melakukan program asesmen nasional untuk mengukur dampak learning loss.

Asesmen Nasional merupakan program penilaian mutu sekolah dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah.

Kualitas sekolah dinilai dari hasil belajar murid yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran.

Baca juga: Klaster Perkantoran di Jakarta Melonjak, Anggota DPRD: Sinyal Kalangan Terdidik Abai Protokol Kesehatan

Program asesmen nasional ini dijadikan sebagai pengganti ujian nasional selama masa pandemi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kisah Nenek Arbiyah Selamatkan Ribuan Nyawa Saat Banjir Bandang di Lebong Bengkulu

Kisah Nenek Arbiyah Selamatkan Ribuan Nyawa Saat Banjir Bandang di Lebong Bengkulu

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Regional
Demam Berdarah, 4 Orang Meninggal dalam 2 Bulan Terakhir di RSUD Sunan Kalijaga Demak

Demam Berdarah, 4 Orang Meninggal dalam 2 Bulan Terakhir di RSUD Sunan Kalijaga Demak

Regional
Pilkada Sikka, Calon Independen Wajib Kantongi 24.423 Dukungan

Pilkada Sikka, Calon Independen Wajib Kantongi 24.423 Dukungan

Regional
Bentrok 2 Kelompok di Mimika, Dipicu Masalah Keluarga soal Pembayaran Denda

Bentrok 2 Kelompok di Mimika, Dipicu Masalah Keluarga soal Pembayaran Denda

Regional
Faktor Ekonomi, 5 Smelter Timah yang Disita Kejagung akan Dibuka Kembali

Faktor Ekonomi, 5 Smelter Timah yang Disita Kejagung akan Dibuka Kembali

Regional
Soal Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Residivis Pembunuhan, Ada Bekas Luka Bakar

Soal Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Residivis Pembunuhan, Ada Bekas Luka Bakar

Regional
Pencarian Dokter RSUD Praya yang Hilang Saat Memancing di Laut Dihentikan

Pencarian Dokter RSUD Praya yang Hilang Saat Memancing di Laut Dihentikan

Regional
Dampak Banjir Demak, Ancaman Hama dan Produksi Kacang Hijau Bagi Petani

Dampak Banjir Demak, Ancaman Hama dan Produksi Kacang Hijau Bagi Petani

Regional
Direktur Perumda Air Minum Ende Nyatakan Siap Maju Pilkada 2024

Direktur Perumda Air Minum Ende Nyatakan Siap Maju Pilkada 2024

Regional
Awal Mula Temuan Kerangka Wanita di Wonogiri di Pekarangan Rumah Residivis Kasus Pembunuhan

Awal Mula Temuan Kerangka Wanita di Wonogiri di Pekarangan Rumah Residivis Kasus Pembunuhan

Regional
[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

Regional
Sindir Pemerintah, Warga 'Panen' Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Sindir Pemerintah, Warga "Panen" Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Regional
Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Regional
Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com