Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Mari Bantu Guru Sri Hartuti, Rumah Tak Layak dan Tinggal bersama Kambing

Kompas.com - 26/10/2021, 05:13 WIB

KOMPAS.com - Seorang guru tidak tetap di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, bernama Sri Hartuti terpaksa tinggal di tempat tak layak.

Bersama suami dan tiga anaknya, Sri Hartuti hidup satu atap dengan kambing-kambingnya.

Keluarga tersebut tinggal menumpang di lahan Perhutani, di tengah hutan jati kawasan KPH Ngawi.

Baca juga: Camat di Ngawi Ini Menangis Lihat Guru di Wilayahnya Tinggal bersama Kambing

Berdinding anyaman bambu

Ilustrasi kambingShutterstock/Linas T Ilustrasi kambing

Rumah Sri Hartuti yang berada di Dusun Suren, Desa Pandean, memang terlihat memprihatinkan.

Rumah itu berlantai tanah dengan lebar 2,5 x 6 meter.

Dinding dan pintunya terbuat dari anyaman bambu. Tampak celah-celah menganga di beberapa sisi.

Keluarga tersebut tinggal satu atap dengan kambing-kambingnya.

Tak heran, bau tak sedap kerap menyeruak.

"Mohon maaf, baunya tak sedap, dari kandang kambing," tutur Sri Hartuti.

Kompas.com bekerja sama dengan Kitabisa.com menggalang dana untuk membantu perjuangan guru Sri Hartuti dan keluarganya.

Anda bisa mengirimkan donasi dengan klik di sini.

Anak diejek tidur dengan kambing

Sri mengatakan, dia memelihara kambing untuk membantu perekonomian keluarga.

Kambing-kambing itu terkadang dijual untuk membeli beras.

Lantaran memiliki rumah yang sangat sederhana, kambing-kambingnya pun ditempatkan berdampingan dengan rumah utama.

"Anak saya yang nomor dua yang kelas 1 sering diejek temannya tidur dengan kambing," kata dia.

Namun, Sri kemudian membesarkan hati sang anak jika mereka diolok-olok.

Dia meminta sang anak sabar lantaran Tuhan sedang menguji kehidupan mereka.

"Biar mereka ingat bagaimana rasanya menjadi orang tidak punya sehingga tidak sombong kalau sudah sukses," kata dia.

Baca juga: Anaknya Diejek Tidur dengan Kambing, Guru Sri Hartuti: Kelak Mereka Ingat Rasanya Jadi Orang Tak Punya

 

Tak sanggup memperbaiki kondisi rumah

Untuk memperbaiki kondisi rumahnya, Sri Hartuti tak memiliki cukup biaya.

Dia hanya mendapatkan honor Rp 350.000 per bulan sebagai guru tidak tetap.

Sedangkan sang suami bekerja serabutan di kebun dengan penghasilan tak seberapa.

Kondisi itu membuat mereka kesulitan memenuhi kebutuhan hidup tiga anaknya, apalagi untuk memperbaiki rumah.

"Untuk memperbaiki, gaji kami tak cukup," tutur Sri.

(KOMPAS.com/ Kontributor Magetan, Sukoco)

Kompas.com bekerja sama dengan Kitabisa.com menggalang dana untuk membantu perjuangan guru Sri Hartuti dan keluarganya.

Anda bisa mengirimkan donasi dengan klik di sini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Cerita Warga Perancis Dideportasi Setelah Protes 'Speaker' Masjid dan Bikin Onar di Lombok Barat

Cerita Warga Perancis Dideportasi Setelah Protes "Speaker" Masjid dan Bikin Onar di Lombok Barat

Regional
Tewas dalam Keadaan Hamil, Polisi Temukan Tanda Kekerasan di Jenazah PSK yang Ditemukan Terapung di Manokwari

Tewas dalam Keadaan Hamil, Polisi Temukan Tanda Kekerasan di Jenazah PSK yang Ditemukan Terapung di Manokwari

Regional
Polisi Tembak Mati Pencuri Batu Bara di Muara Berau, Propam Polda Kaltim Dalami SOP Penembakan

Polisi Tembak Mati Pencuri Batu Bara di Muara Berau, Propam Polda Kaltim Dalami SOP Penembakan

Regional
Sejarah Masjid Sekayu, Tempat Ibadah Umat Islam Paling Tua di Jateng yang Banyak Diteliti Orang Luar Negeri

Sejarah Masjid Sekayu, Tempat Ibadah Umat Islam Paling Tua di Jateng yang Banyak Diteliti Orang Luar Negeri

Regional
Cinta Segitiga di Balik Kasus Suami Bunuh Istri di Lampung, Pelaku Hamili Adik Korban

Cinta Segitiga di Balik Kasus Suami Bunuh Istri di Lampung, Pelaku Hamili Adik Korban

Regional
15 Rumah Semi Permanen di Palembang Terbakar, Sejumlah Warga Terdampak Mengungsi

15 Rumah Semi Permanen di Palembang Terbakar, Sejumlah Warga Terdampak Mengungsi

Regional
Banjir Capai 1,5 Meter, Wilayah Kapuas Masih Berpotensi Diguyur Hujan hingga Senin

Banjir Capai 1,5 Meter, Wilayah Kapuas Masih Berpotensi Diguyur Hujan hingga Senin

Regional
Petugas Puskesmas Temukan Biskuit MTB Berjamur, Dinkes Lombok Timur: Kami Tarik Semuanya

Petugas Puskesmas Temukan Biskuit MTB Berjamur, Dinkes Lombok Timur: Kami Tarik Semuanya

Regional
Banjir Kapuas, BNPB Sebut 13.192 Jiwa Terdampak

Banjir Kapuas, BNPB Sebut 13.192 Jiwa Terdampak

Regional
3 Kasus Polisi Diduga Bunuh Diri, Ada yang Minum Sianida hingga Dugaan Masalah Asmara

3 Kasus Polisi Diduga Bunuh Diri, Ada yang Minum Sianida hingga Dugaan Masalah Asmara

Regional
Lokasi dan Jadwal Penukaran Uang Baru di Banyumas untuk Lebaran 2023

Lokasi dan Jadwal Penukaran Uang Baru di Banyumas untuk Lebaran 2023

Regional
Gunung Ile Lewotolok di NTT Meletus 52 Kali, Tinggi Kolom Abu Capai 700 Meter

Gunung Ile Lewotolok di NTT Meletus 52 Kali, Tinggi Kolom Abu Capai 700 Meter

Regional
Ganjar Optimistis Jembatan Juwana di Pati Selesai April Jelang Lebaran Mendatang

Ganjar Optimistis Jembatan Juwana di Pati Selesai April Jelang Lebaran Mendatang

Regional
Derita Maghfirah, Penderita Stunting dan Hidrosefalus yang Tak Bisa Menikmati Pelukan Ibunya

Derita Maghfirah, Penderita Stunting dan Hidrosefalus yang Tak Bisa Menikmati Pelukan Ibunya

Regional
Anggota DPR Pelalawan Pamer Tumpukan Uang, Mengaku Iseng dan Bantah Uang Itu Miliknya

Anggota DPR Pelalawan Pamer Tumpukan Uang, Mengaku Iseng dan Bantah Uang Itu Miliknya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke