KOMPAS.com - Seorang guru tidak tetap di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, bernama Sri Hartuti terpaksa tinggal di tempat tak layak.
Bersama suami dan tiga anaknya, Sri Hartuti hidup satu atap dengan kambing-kambingnya.
Keluarga tersebut tinggal menumpang di lahan Perhutani, di tengah hutan jati kawasan KPH Ngawi.
Baca juga: Camat di Ngawi Ini Menangis Lihat Guru di Wilayahnya Tinggal bersama Kambing
Rumah Sri Hartuti yang berada di Dusun Suren, Desa Pandean, memang terlihat memprihatinkan.
Rumah itu berlantai tanah dengan lebar 2,5 x 6 meter.
Dinding dan pintunya terbuat dari anyaman bambu. Tampak celah-celah menganga di beberapa sisi.
Keluarga tersebut tinggal satu atap dengan kambing-kambingnya.
Tak heran, bau tak sedap kerap menyeruak.
"Mohon maaf, baunya tak sedap, dari kandang kambing," tutur Sri Hartuti.
Kompas.com bekerja sama dengan Kitabisa.com menggalang dana untuk membantu perjuangan guru Sri Hartuti dan keluarganya.
Anda bisa mengirimkan donasi dengan klik di sini.
Sri mengatakan, dia memelihara kambing untuk membantu perekonomian keluarga.
Kambing-kambing itu terkadang dijual untuk membeli beras.
Lantaran memiliki rumah yang sangat sederhana, kambing-kambingnya pun ditempatkan berdampingan dengan rumah utama.
"Anak saya yang nomor dua yang kelas 1 sering diejek temannya tidur dengan kambing," kata dia.
Namun, Sri kemudian membesarkan hati sang anak jika mereka diolok-olok.
Dia meminta sang anak sabar lantaran Tuhan sedang menguji kehidupan mereka.
"Biar mereka ingat bagaimana rasanya menjadi orang tidak punya sehingga tidak sombong kalau sudah sukses," kata dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.