Hal itu, menurut Yudho, memicu kecemburuan yang kemudian memuncak pada aksi pisah ranjang.
Sebelumnya, EN, penjual jamu siap minum yang menjajakan dagangannya keliling dari kampung ke kampung itu ditemukan tewas bersimbah darah oleh anaknya, R, pada Kamis (7/10/2021) dini hari.
Hasil autopsi menunjukkan, EN kehilangan nyawa akibat pukulan benda tumpul di bagian kanan dan kiri kepalanya.
S tidak berada di rumah saat R pulang dan mendapati ibunya tewas. Pada pagi harinya, warga menemukan S terkapar tidak sadarkan diri di pinggir sungai sekitar 500 meter dari rumahnya.
Baca juga: Ungkap Kematian Penjual Jamu di Blitar, Polisi Tunggu Hasil Labfor
Anak korban lainnya, Ri mengaku masih melihat ayahnya itu berada di rumah sebelum EN ditemukan tewas. Saat itu, S sedang menonton televisi di ruang tengah, sedangkan EN bermain ponsel di kamar.
Upaya polisi meminta keterangan S terus tertunda karena sang suami terkonfirmasi Covid-19 saat menjalani pemeriksaan di RSUD Ngudi Waluyo.
Setelah dinyatakan negatif Covid-19, polisi kembali terkendala oleh kemampuan S berbicara yang terganggu oleh luka yang dialaminya di bagian kepala.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.