Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oknum Polisi di Sikka Diduga Aniaya Warga yang Dituduh Mencuri, Ini Kronologi Versi Korban

Kompas.com - 25/10/2021, 15:31 WIB
Nansianus Taris,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MAUMERE, KOMPAS.com –Seorang oknum polisi di Maumere, diduga menganiaya Yohanes Gemasa (49), warga Dusun Bolawolon, Desa Tana Duen, Kecamatan Kewapante, Kabupaten Sikka.

Yohanes Gemasa dianiaya karena dituduh mencuri.

Akibat penganiayaan itu, ia mengalami luka di lengan bagian kanan, memar di kepala, dan luka di rusuk bagian kanan.

Yohanes Gemasa, mengungkapkan, peristiwa dugaan penganiayaan itu terjadi saat ia sedang berada di pangkalan ojek di Pantai Bolawolon bersama dua orang temannya sedang menunggu penumpang, pada Selasa (19/10/2021).

Sekitar pukul 08.00 Wita, lanjut dia, ada seorang ibu berinisial N yang datang dan memarkirkan kendaraan roda duanya di dekat Yohanes Gemasa dan kedua temannya berada.

Baca juga: Penagih Pinjol Digaji Rp 4,2 Juta Per Bulan, Ditambah Bonus dan Tunjangan Internet

 

Ia kemudian meninggalkan tempat itu, lalu menuju ke kapal yang berada di pelabuhan Pertamina.

Sepulang dari kapal, sekitar pukul 10.00 Wita, kata dia, ibu tersebut langsung mengambil motornya tanpa memeriksa barang-barangnya terlebih dahulu dan menuju ke Kota Maumere.

"Saat hendak membeli sesuatu di toko, ia kaget karena sejumlah uang beserta barang berharga lainnya yang ada disimpan di dalam jok motornya hilang. Begitu cerita ibu (iu) kepada saya," ungkap Yohanes, kepada Kompas.com, Senin malam.

Ia mengungkapkan, sekitar pukul 16.00 WIT, ibu tersebut kembali ke pangkalan ojek. Kebetulan saat itu Yohanes yang merupakan seorang masih berada di tempat itu.

Ia pun melihat ibu itu seperti sedang mencari sesuatu di semak-semak di lokasi tersebut. Setelah beberapa saat, ibu itu lalu mendekati Yohanes.

"Saya pun langsung bertanya, ibu cari apa? Ia menjawab bahwa sedang mencari barang-barangnya berupa dompet, uang sejumlah kurang Rp 3,5 juta, emas, ATM, SIM, KTP dan surat-surat berharga diduga hilang di lokasi itu," ujar dia.

Mendengar jawaban ibu itu, Yohanes sempat mengusulkan agar mencari orang pintar yang bisa mencari barang yang hilang.

Kemudian, sekitar pukul 00.00 Wita, ia ditelepon dan diminta untuk ke lokasi kejadian oleh ibu itu lagi.

Tiba di lokasi, ia melihat sudah ada 8 orang yang sepengetahuannya, salah satunya adalah anggota polisi.

Salah satu dari 8 orang yang diduga anggota polisi dari Polres Sikka tersebut bertanya kepada dirinya, apakah ia mengenal M dan R.

"Saya jawab, kenal. Setelah itu, ia kemudian diajak untuk mencari malam itu juga. Tetapi, keduanya tidak ditemui di rumah masing-masing. Mereka ajak saya kembali ke lokasi kejadian," tutur dia.

Mereka, lanjut dia, meminta dirinya untuk menghubungi kedua temannya itu.

 

Mengaku dipukul 

Yohanes pun ditanya perihal pencurian tersebut. Karena tidak terlibat, ia membantah dan tidak mengakui perbuatan itu.

“Saya bantah karena bukan saya yang curi, tetapi dia paksa untuk saya mengaku. Saya mau mengaku apa, dari situ dia emosi dan tempeleng saya. Dia suruh saya harus mengaku. Saya sumpah demi Tuhan dan saya bilang kalau saya ambil, buat apa saya tipu. Karena saya tidak mengaku dia pukul sampai saya pingsan,” kata dia. 

Yohanes mengatakan, pada malam kejadian itu, oknum yang diduga anggota polisi tersebut berpakian preman, tetapi membawa senjata.

Dirinya pun sempat dipukul pakai popor senjata tepat di bagian ulu hati hingga menyebabkan dirinya pingsan.

“Saya sampai bilang bapak tembak saja juga tidak apa-apa, tetapi saya tidak akan mengaku, karena saya tidak berbuat. Pukul sampai saya pingsan, setelah itu salah satu dari mereka angkat saya dan bawa saya naik mobil. Saat itu saya sempat tanya, saya mau dibawa ke mana lagi, tapi dia bilang saya mau di bawa ke Polres," ujar dia.

"Tapi waktu itu saya jawab, kalau bawa saya ke Polres duluan, saya tidak mau, kita harus temukan R dengan M jadi saya ajak mereka ke rumah saudara M dan ketemu M sedang tidur, dia langsung dibawa malam itu,” ujar Yohanes.

Baca juga: Sulitnya Bujuk Lansia di Jombang untuk Ikut Vaksinasi, Kepala Puskesmas Ungkap 2 Penyebabnya

Anehnya, kata dia, dirinya bukan dibawa ke Polres Sikka, malah ke rumah oknum yang diduga anggota polisi tersebut ke kediamannya di Patisomba.

Keesokannya harinya, Rabu (20/10/2021) pukul 07.00 Wita, keduanya dibawa dengan menggunakan sebuah mobil dan sempat berhenti di Wailiti di rumah salah satu rekan oknum anggota polisi tersebut.

“Mereka minum kopi, sempat panggil saya tapi saya tidak bisa minum. Air putih saja belum bisa minum, kalau minum air putih seteguk saja langsung muntah apalagi minum kopi, saya bisa mati,” tutur Yohanes.

Yohanes pun dibawa menuju samping kanan Mapolres Sikka dan oknum yang diduga anggota polisi itu mengatakan bahwa sebentar lagi dia akan digiring menuju Mapolres Sikka.

Namun, oknum yang diduga anggota polisi tersebut meminta Yohanes untuk menunggu di mobil dan dirinya pergi membeli makanan.

Ia kemudian diberitahu jika M dan R sudah diamankan.

“Mereka datang memberitahu kalau R sudah ditangkap. Jadi saya tanya, kalau R sudah ditangkap, jadi saya bagaimana, jadi polisi itu jawab bilang bapak tidak bersalah, karena R sudah mengaku semua kalau dia dengan M yang ambil uang itu. Jadi saya bilang kalau begitu antar pulang saya, tapi mereka minta saya harus makan karena kalau diantar dalam kondisi lemas akibat dianiaya dan tidak makan, mereka takut untuk antar pulang,” ujar dia.

Namun, bukannya di antar ke rumah Yohanes Gemasa di Bolawolo, Desa Tana Duen, ia di bawa menuju Mapolsek Kewapante dalam keadaan sekarat.

Di Polsek Kewapante, ia jadi saksi atas laporan kasus pencurian oleh ibu tersebut.

Setelah memberikan keterangan di Mapolsek Kewapante, ia menghubungi keluarganya untuk menjemput di Polsek.

Namun, tiba di rumah, kondisi Yohanes malah tambah parah. Ia kemudian dilarikan ke rumah sakit.

Sebelum ke rumah sakit, Yohanes dan keluarga kembali ke Mapolsek Kewapante.

Namun, dari Polsek Kewapante diminta untuk diantar ke rumah sakit tanpa diberikan surat pengantar pengambilan visum.

Sampai di rumah sakit, Yohanes tidak mendapatkan pemeriksaan visum karena tidak mengantongi surat pengantar dari penyidik kepolisian.

Maria Yosefina, istri korban, mengaku, di Rumah Sakit Kewapante, suaminya hanya mendapatkan pemeriksaan suhu badan.

Karena tidak mendapatkan perawatan, sang suami dilarikan ke RSUD Tc Hillers Maumere guna mendapatkan perawatan intensif.

Pada Jumat (22/10/2021), kata dia, ia bersama sang suami kembali mendatangi Polsek Kewapante guna meminta surat pengantar permohonan visum.

Namun, pihak kepolisian tidak memberikan surat itu.

 

Minta pelaku ditindak tegas

Kapolsek Kewapante, kata dia, mengatakan, oknum yang diduga anggota polisi tersebut akan datang ke Polsek guna urusan selanjutnya.

 

Namun, hingga pukul 11.00 Wita, tidak ada penyelesaian sama sekali. Karena itu, keduanya memutuskan untuk pulang.

“Setelah pulang ke rumah, saya minta kedua anak saya untuk pergi cek lagi ke Polsek Kewapante. Mereka ke sana malah dikasih uang sebesar Rp 2.500.000 oleh oknum polisi yang pukul saya. Tetapi, dua anak saya ini tidak terima uang itu,” kata dia. 

Setelah kedua anaknya pulang ke rumah, ia dan suaminya memutuskan untuk pergi ke Polsek Kewapante.

Di Polsek, mereka diarahkan untuk melaporkan kejadian tersebut ke Pemerintah Desa Tana Duen untuk menyelesaikan masalah itu secara ketentuan dan adat yang berlaku atas dugaan pencemaran nama baik dan dugaan tindak penganiyaan itu.

Ia pun mengaku sangat kecewa dengan tindakan kekerasan yang diduga dilakukan oleh oknum anggota polisi itu terhadap suaminya.

"Malam kejadian, mereka minta suami saya untuk membantu ungkap kasus pencurian itu. Tetapi, kenyataannya suami saya malah dianiaya," ungkap dia.

Baca juga: Jenazah Pilot Pesawat Smart Air yang Tergelincir di Bandara Aminggaru Akan Dimakamkan di Jakarta

Ia pun mendesak Kapolres Sikka agar menindak tegas oknum aparat yang telah menganiaya suaminya itu.

"Ia harus bertanggung jawab atas perbuatannya terhadap suami saya. Suami saya saat ini menderita sakit akibat dianiaya," imbuh dia.

Kapolres Sikka, AKBP Sajimin mengatakan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan, penyelidikan, dan mengambil keterangan beberapa saksi terkait dugaan penganiayaan yang melibatkan oknum anggota Polres Sikka tersebut.

Ia mengatakan, kasus tersebut sedang ditangani Propam Polres Sikka.

"Karena ini anggota, kami sudah mintai keterangan di Polres. Kami akan cek sejauh mana kasus tersebut kebenarannya. Kalau anggota kami bermasalah dan melakukan pelanggaran, kami akan lakukan tindakan," kata Sajimin kepada awak media, Senin siang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Regional
Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Regional
Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Regional
Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Regional
Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Regional
Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Regional
Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Regional
Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Regional
Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Regional
Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Regional
11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

Regional
Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Regional
Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Regional
Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com