Di luar dugaan, animo permintaan masyarakat sangat tinggi untuk produk-produk terbaru Semedo Manise.
Reseller mulai berdatangan, bahkan penawaran distributor juga datang bukan hanya dari lokal Banyumas melainkan juga dari luar Jawa.
“Akhirnya kami maksimalkan penjualan di marketplace dan media sosial. Tahun 2020 penjualan domestik tumbuh hingga 50 persen karena pasar digital,” ujarnya.
Upaya digitalisasi UMKM di Kabupaten Banyumas rupanya tidak hanya dilakukan oleh Semedo Manise.
Kompas.com melakukan penelusuran produk UMKM di aplikasi Tokopedia dan menemukan satu toko online bernama ‘Produk Desa Banyumas’.
Merchant Produk Desa Banyumas menampilkan aneka kuliner asli Kota Ngapak mulai dari kopi hingga brownies tempe.
Tak hanya itu, deretan kerajinan khas seperti tas rajut hingga kain batik juga menghiasi etalase Produk Desa Banyumas.
Pemilik toko Produk Desa Banyumas, Pradna Paramita (40) mengatakan, dia menginisiasi gerakan sociopreneur ini untuk mengangkat produk UMKM Banyumas di marketplace.
“Saat ini sudah ada 72 produk UMKM desa di Banyumas yang kami pasarkan di sejumlah marketplace,” katanya ketika dihubungi, Rabu (20/10/2021).
Pradna mengungkapkan, kelemahan para pelaku UMKM di Banyumas adalah perkara branding.
Menurutnya, kebanyakan pelaku UMKM masih abai terhadap logo, kemasan, hingga konten promosi di dunia maya.
“Kami menawarkan bantuan kepada para pelaku UMKM di Banyumas untuk pembuatan konten produk gratis. Konten tersebut yakni foto dan video produk untuk promosi di marketplace dan sosial media kami,” terangnya.
Dengan bantuan branding dan jejaring promosi, Produk Desa Banyumas menawarkan dua jenis kerjasama kepada setiap pelaku UMKM yang ingin bermitra.
“Bisa bagi hasil artinya kita mendapat persentase dari penjualan, atau bisa juga sistem mark up,” terangnya.
Sistem kerja sama ini, menurut Pradna, sangat mempermudah pelaku UMKM yang masih merintis usaha.
Sebab, tidak ada biaya jasa pengemasan branding yang dibebankan kepada UMKM di awal kerja sama.
“Prinsip kami adalah membantu pelaku UMKM, kami juga punya tim khusus untuk desain grafis dan media yang disiapkan untuk order kerja profesional,” ujarnya.
Untuk diketahui, di Banyumas sendiri sudah dibentuk Asosiasi Pengusaha Industri Kecil Menengah Banyumas (Aspikmas).
Ketua Aspikmas Pujianto mengatakan, sejauh ini lembaganya telah melakukan penetrasi digital ke 3.300 UMKM di Banyumas.
Aspikmas juga aktif membangun jejaring ke sejumlah akun media sosial kota, seperti @infopurwokerto dan @instapurwokerto untuk berperan aktif menggenjot promosi di Instagram.
“Kami juga melakukan gerakan promosi di status WhatsApp anggota, serentak dan bergiliran setiap hari,” terang Pujianto.
Tak hanya lembaga swadaya masyarakat, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas juga turut mendorong akselerasi digital, salah satunya bekerja sama dengan Tokopedia untuk mendirikan Tokopedia Center.
Pada tahun 2019, gerai Tokopedia Center dibuka di dua titik, yakni di Desa Gunung Wetan, Kecamatan Jatilawang dan Desa Lesmana, Kecamatan Ajibarang.
“Program yang dilakukan Tokopedia untuk UMKM di desa adalah fasilitasi pembuatan merchant, pembinaan mutu produk hingga fasilitasi pembayaran elektronik,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinakerkopukm) Kabupaten Banyumas, Joko Wiyono.
Dengan akselerasi digital, Joko melihat pelaku UMKM di Banyumas mampu bertahan selama masa pandemi. Selain itu, Joko menyebut, keberadaan Aspikmas juga turut membantu konektifitas komunal para pelaku UMKM.
“Pemerintah aktif membangun kerjasama dengan berbagai pihak untuk kemajuan UMKM. Selain asosiasi dan perusahaan marketplace, kami juga menggandeng kampus Amikom untuk pelatihan digital content marketing ke pelaku UMKM,” pungkasnya.
Menengok pesatnya akselerasi UMKM di Banyumas dalam merambah pasar digital semakin memupuk optimistis menatap masa depan.
Dengan gawai di tangan, roda ekonomi tak hanya berputar di kota namun juga bergulir cepat di desa.
Setali tiga uang dengan perjuangan para penderes nira kelapa di Desa Semedo.
Melihat peluang emas dari pasar digital, Koperasi Semedo Manise Sejahtera akhirnya menambah karyawan baru yang khusus mengemas branding media sosial dan digital content marketing.
Kini, profesi penderes sudah bukan lagi pekerjaan kaum marginal. Para penderes sudah setara dengan pegawai kantoran.
Metafota ‘pejabat tinggi’ bukan lagi gurauan untuk merendahkan profesi penderes. Mereka telah siap dan layak untuk menanggalkan status kelompok masyarakat prasejahtera.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.