Sebelum menekuni dunia YouTube, Angger adalah seorang pedagang cilok. Pria 38 tahun ini berjualan cilok sejak 2002.
"Setelah menikah saya jualan cilok keliling, sekitar tahun 2002. Awalnya dipikul, kemudian pakai gerobak dorong, tapi waktunya habis di jalan, jadi saya kredit motor," tuturnya.
Keinginan Angger untuk menjadi YouTuber tercetus usai bertemu Siswanto alias Siboen (38).
Siboen adalah sosok yang menjadi inisiator Kampung Youtuber di Desa Kasegeran, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.
Baca juga: Unggah Petualangan dan Musik di YouTube, Erfix Raih Rp 10 Juta Per Bulan
Saat itu, Siboen kerap membuat konten dengan memborong dagangan cilok Angger.
Merasa tertarik, Angger lantas menemui Siboen untuk belajar menjadi YouTuber.
"Saya tertarik menjadi YouTuber untuk menambah penghasilan. Jualan cilok kadang sehari habis, kadang sampai tiga hari, kadang sampai modal habis," sebutnya.
Cita-cita Angger sempat terkendala. Pasalnya, dia hanya punya ponsel lawas tanpa kamera.
Akhirnya, demi memiliki ponsel berkamera, Angger membongkar celengan yang sudah dikumpulkan bertahun-tahun.
“Saya dapat uang sekitar Rp 2 juta. Saya ditemani Mas Siboen membeli ponsel, sampai sana saya sempat termenung karena uangnya kurang. Akhirnya kekurangannya dibayari Mas Siboen," kenangnya.
Baca juga: Cerita Siboen, YouTuber Lulusan SD Berpenghasilan Rp 150 Juta, Sempat Dikira Pesugihan