Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Toko Online Jadi Pendongkrak "Cuan" Pengusaha Tanaman Hias

Kompas.com - 25/10/2021, 12:16 WIB
Farida Farhan,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Ahmad Fauzi (31) sedang menyiangi tanaman hias di nurseri berukuran 3x5 meter di samping rumahnya.

Dengan teliti, ia merawat beragam tanaman berdasarkan jenisnya.

Warga Perumahan Grand Permata, Desa Belendung, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, itu memang sudah menyukai tanaman hias sejak umur belasan tahun, saat duduk di sekolah teknik menengah (STM).

Ia bercerita, pada 2007, dia membeli tanaman hias adenium atau kamboja jepang seharga Rp 150.000.

"Senang saja, karena orangtua suka tanaman, jadi ikutan. Karena tidak punya lahan luas, jadi memanfaatkan lahan samping rumah," kata Fauzi saat ditemui di rumahnya, Sabtu (23/10/2021).

Baca juga: Strategi UMKM Kekinian, Gunakan Jasa Fotografer hingga Kemasan Keren

Semakin lama, Fauzi bukan saja hobi tanaman hias.

Ia mulai melirik peluang dan mempelajari pasar.

Dari situ, ia mendapat tambahan cuan alias keuntungan finansial.

Dalam sebulan, Fauzi bisa mendapat keuntungan sampai Rp 5 juta dari tanaman hias.

Fauzi pun mengikuti berbagai grup tentang tanaman hias di platform digital.

Salah satunya Facebook. Dari situ, ia berkenalan dengan sesama pegiat tanaman hias.

Kini, koleksi Fauzi ada sekitar 300 jenis tanaman hias.

Baca juga: Manfaat Ekonomi Digital bagi UMKM di Banten Saat Pandemi Covid-19

Beberapa di antaranya, philodendron paraiso verde, philodendron florida beauty variegata, philodendron billitiae, sanseviera, dan alocasia macrorrizha variegata, hingga agavae.

Kemudian, tanaman hias lokalnya seperti alocasia dragon scale, labisia kura-kura, dan alocasia zebrina.

 

Untung besar saat pandemi

Selama pandemi, menurut Fauzi, tanaman hias semakin menggeliat.

Misalnya, monstera yang moncer di akhir 2020 hingga awal 2021.

Pemasarannya tentu saja melalui platform digital.

Tanaman diantar menggunakan jasa pengiriman yang biayanya ditanggung pembeli.

"Saat pandemi justru saya bisa mendapat sekitar Rp 15-20 juta. Barang-barang (tanaman) mahal justru laku saat pandemi," kata dia.

Melalui media sosial dan toko online, Fauzi menjual koleksi tanaman hiasnya ke sejumlah daerah. Salah satunya Aceh.

Meski begitu, ia mengakui ada saja yang datang ke rumahnya untuk melihat langsung tanaman yang diinginkan.

Hanya saja, kebanyakan yang laku justru dari media sosial dan toko online.

"Platform digital baik media sosial maupun marketplace sangat membantu. Apalagi saat pandemi Covid-19. Kita tetap berdaya meski aktivitas dibatasi," ujar Fauzi.

Memilih toko online

Fauzi mengaku memilih menggunakan toko online yang sudah tepercaya seperti Tokopedia, lantaran membantu menumbuhkan kepercayaan dari pembeli.

Sebab, di Tokopedia, uang tak langsung dikirim ke nomor rekening penjual, melainkan ke Tokopedia terlebih dulu.

Setelah barang diterima pembeli dan sesuai dengan pesanan, baru uang ditransfer ke nomor rekening penjual.

Sekalipun ada pengembalian barang, maka akan dibantu oleh Tokopedia.

"Dan ada kemudahan lain. Sangat membantulah bagi pelaku UMKM seperti saya," kata dia.

Ahmad Fauzi (31) memperlihatkan tanaman hias koleksinya di rumahnya di Perumahan Grand Permata, Desa Belendung, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, Sabtu (23/10/2021).KOMPAS.com/FARIDA Ahmad Fauzi (31) memperlihatkan tanaman hias koleksinya di rumahnya di Perumahan Grand Permata, Desa Belendung, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, Sabtu (23/10/2021).
Kepada Kompas.com, Fauzi mengatakan, ketelitian dan kesabaran menjadi kunci usahanya.

Sebab, untuk membentuk tanaman hias yang indah membutuhkan waktu.

Apalagi, setiap tanaman butuh perlakuan yang berbeda, baik dalam perawatan dan saat menjual.

"Bagi saya, tanaman hias bukan hanya menghasilkan uang, melainkan juga memberikan kita oksigen, juga keindahan. Karena itu, perlu dirawat sepenuh hati," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cari Ikan di Muara Sungai, Warga Pulau Seram Maluku Hilang Usai Digigit Buaya

Cari Ikan di Muara Sungai, Warga Pulau Seram Maluku Hilang Usai Digigit Buaya

Regional
Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Regional
Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Regional
Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Regional
TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

Regional
Penumpang yang Tusuk Driver 'Maxim' di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film 'Rambo'

Penumpang yang Tusuk Driver "Maxim" di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film "Rambo"

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Regional
Berangkat dari Jakarta, 'Driver' Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Berangkat dari Jakarta, "Driver" Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Regional
Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Regional
Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Regional
Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Regional
Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Regional
KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

Regional
Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com