Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Vivin, Rintis Batik dari Pelosok Desa, Modal Rp 100.000, Kini Omzet Puluhan Juta

Kompas.com - 25/10/2021, 11:24 WIB
Bagus Supriadi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

JEMBER, KOMPAS. com - Vivin Rofiqoh tak pernah menyerah untuk mengembangkan batik meski berada di desa terpencil.

Meski sempat mendapat cibiran dari tetangga, Vivin tak memedulikannya. Batik yang dikembangkannya dari nol itu akhirnya membuahkan hasil.

Baca juga: Kisah Para Pemuda di Jember Bikin Gerakan Foto Produk UMKM Gratis

Vivin selama ini tinggal di pelosok desa. Yakni di Dusun Sumberpinang, Desa Tegalwaru, Kecamatan Mayang.

Lokasinya berada di kawasan yang cukup terpencil.

Sebab, untuk sampai ke sana, harus melewati jalan setapak dan berada di tengah hamparan sawah.

Baca juga: KAI Daop 5 Kembali Operasilan KA Logawa Relasi Purwokerto-Jember

Kendaraan roda empat sulit menjangkau tempat ini.

Bahkan, pengendara roda dua harus berhati-hati agar tidak terjatuh.

Namun, lokasi yang jauh dari perkotaan tak menjadi penghalang bagi Vivin untuk memulai usaha.

Di rumahnya, beberapa batik dipajang di ruang tamu

Seperti batik dengan motif tembakau berwarna hitam, merah, oranye dan lainnya.

Di halaman rumah yang cukup sempit, ada beberapa helai kain yang sudah dibatik dan sedang dikeringkan.

Baca juga: Keluarga Bupati Jember Gelar Pesta Pernikahan, Kena Denda Rp 10 Juta

Kisah awal merintis batik

Vivin mulai merintis batik pada tahun 2016.

Saat itu, dirinya mengikuti pelatihan membatik yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa Tegalwaru. Ada sekitar 50 warga yang ikut kegiatan tersebut.

Namun, tak semua menekuni batik, hanya beberapa orang yang mempraktikkan ilmu membatik dari pelatihan itu, salah satunya Vivin.

“Sejak dapat ilmu dari pelatihan itu, saya coba mulai membatik,” kata dia pada Kompas.com Senin (25/10/2021).

Baca juga: Staf Khusus Wantannas Gadungan Tipu Warga Surabaya dan Jember, Korban Setor Rp 2 Miliar Demi Lolos Taruna Akpol

Vivin Rofiqoh, perempuan asal Desa Tegalwaru Kecamatan Mayang Kabupaten Jember yang merintis usaha batik sejak tahun 2016Kompas.com/Bagus Supriadi Vivin Rofiqoh, perempuan asal Desa Tegalwaru Kecamatan Mayang Kabupaten Jember yang merintis usaha batik sejak tahun 2016
Modal awal Rp 100.000

Vivin mengaku melanjutkan proses membatik karena memang suka menggambar.

Dia mulai melakukan dengan cara yang sederhana. Yakni mengajak saudaranya untuk belajar membuat batik sebisanya.

Bahkan, batik pertama yang dibuatnya tidak dijual. Namun untuk dipakai sendiri.

“Modal awal hanya Rp 100.000 saat itu,” jelas dia.

Baca juga: Mengungkap Makna Simbolik Motif Batik pada Era Pandemi di Museum Tekstil

Diremehkan tetangga

Pertama mencoba, Vivin sempat diremehkan oleh tetangga sekitar.

Mereka tidak yakin usaha batik yang dirintis Vivin akan laku di pasaran. Apalagi lokasinya berada pelosok dan sulit mencari pasar.

Cibiran dari tetangga semakin membuat Vivin tergerak untuk maju.

Dia semakin termotivasi untuk mengembangkan batiknya.

Hasil batik tersebut diunggah media sosial Facebook. Dari sanalah, usahanya mulai dikenali oleh masyarakat luas.

Baca juga: Cerita Mahasiswi Universitas Jember Kuliah Tatap Muka, Kaget Kampusnya Seperti Hutan

Usaha Vivin juga mengandalkan internet dan media sosial. Sebab dia bergantung pada sarana tersebut untuk memasarkan produknya. Selain itu, bahan batik juga dibeli secara online.

“Bahan untuk membuat batik beli secara online dari Solo. Mulai dari kain, canting, pewarna, kompor dan lainnya,” terang dia.

Vivin mengaku mendapatkan informasi dan jejaring dengan pengusaha batik dari media sosial grup Facebook.

Komunikasi dibangun melalui messenger hingga dilanjut melalui WhatsApp. Dari sanalah, dia bisa mencari barang untuk membuat batik.

“Dari kenalan itu tawar-menawar, mulai dari harga dan spesifikasi barang. Ada lima toko yang menawari,” terang dia.

Vivin mencoba menjajal semua barang itu untuk mencari barang yang paling berkualitas.

Baca juga: Video Viral Bupati Jember Nyanyi di Pesta Pernikahan, Satgas Covid-19 Panggil Ketua Panitia dan Pengelola Gedung

Ketika sudah sepakat dan cocok, barang dibeli secara daring lalu dikirim melalui jasa pengiriman.

Proses itu terus dilakukan hingga rintisan batiknya semakin besar.

Batik karyanya dijual dengan harga Rp 150.000 hingga Rp 300.000. Pembelinya tak hanya dari Jember, namun berbagai warga dari luar kota. Sebab dipasarkan secara online.

Selain itu, produknya juga dipamerkan dalam berbagai kegiatan pameran di dalam maupun luar kota.

Sampai sekarang, Vivin sudah mampu memiliki 10 karyawan. Omzet setiap bulan sudah bisa mencapai Rp 10.000.000.

“Kalau ada pesanan seragam, bisa belasan juta,” ucap dia.

Baca juga: Keluarga Bupati Jember Gelar Pesta Pernikahan, Kena Denda Rp 10 Juta

 

Ilustrasi media sosial (ipopba)KOMPAS.COM/ Ilustrasi media sosial (ipopba)
Pasarkan batik secara online

Vivin mengaku bila memasarkan dan mengenalkan produk secara offline saja akan cukup tertinggal.

Sebab zaman sudah berubah ke digital. Untuk itu, dirinya terus berupaya agar penjualan secara online berkembang.

Selain offline, penjualan batik Sekarwaru dilakukan melalui media sosial, seperti Facebook, Instagram dan Tokopedia, Shopee, hingga Bukalapak.

Pembelinya berasal berbagai aerah, seperti dari Kalimantan, Sulawesi, Bali hingga Sumatra. Mulai dari pejabat, guru hingga pengusaha.

“Tanpa sosial media, usaha saya bisa mati,” tegas dia.

Bahkan, dia mulai meningkatkan kualitas produk dan pemasarannya. Salah satunya dengan membuat konten video dan foto yang menarik untuk dipajang di media sosial.

Dia mengaku, penjualan secara online tidak terlalu terdampak pandemi Covid-19. Sebab proses penjualan bisa terus dilakukan. Tanpa harus takut terpapar virus corona.

Baca juga: Strategi UMKM Kekinian, Gunakan Jasa Fotografer hingga Kemasan Keren

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember Ciplis Gema Qoriah menambahkan berbisnis di era disrupsi sudah sangat mudah. Sebab akses informasi begitu cepat dan luas.

“Barang dagangan dijual di akun Instagram atau Whatsap sudah bisa laku tanpa harus bertemu,” terang dia.

Dia menilai perkembangan teknologi digital memudahkan para pelaku usaha untuk mengembangkan bisnisnya. Untuk itu, para pelaku UMKM seharusnya memanfaatkan potensi ini karena memiliki dampak ekonomi yang besar.

“Ekonomi digital di negara maju dan berkembang ditekankan karena benefit ekonominya luar biasa,” papar dia.

Dia menilai kecanggihan teknologi itu memberikan efisiensi waktu, biaya dan kecepatan akses informasi.

Pasar tak lagi konvensional dengan cara harus bertatap muka dan tawar menawar. Namun market sudah bergeser ke dunia maya.

“Aktivitas di darat lebih membutuhkan biaya,” ujarnya. Sepeti harus menyewa ruko atau tempat. Selain itu, pembeli juga harus datang ke lokasi toko.

Bahkan, kata dia, produk UMKM yang dipasarkan secara konvensional, tapi tidak update dengan kemajuan, akan terancam gulung tikar dengan teknologi digital ini.

Dia menilai pemasaran produk UMKM juga harus lebih baik dengan kualitas yang bagus agar dilirik oleh pasar. Tak kalah penting, kualitas barang yang dijual juga perlu diperhatikan. Sebab, ada yang hanya bagus gambarnya, namun setelah barang diterima, tidak sesuai harapan.

“Perlu sertifikasi barang dan informasi pembuatan dari hulu hilir,” ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Nusa Tenggara Barat, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Nusa Tenggara Barat, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Jawa Timur, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Jawa Timur, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi D.i. Yogyakarta, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi D.i. Yogyakarta, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Bali, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Bali, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Kalimantan Selatan, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Kalimantan Selatan, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Kalimantan Tengah, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Kalimantan Tengah, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Kalimantan Utara, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Kalimantan Utara, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Papua Barat, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Papua Barat, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Sumatera Selatan, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Sumatera Selatan, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Bengkulu, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Bengkulu, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Jambi, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Jambi, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Lampung, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Lampung, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Banten, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Banten, 29 Maret 2024

Regional
Soal Program Ferienjob di Jerman, Kampus Udinus Sebut Sudah Minta Rekomendasi ke LLDIKTI VI

Soal Program Ferienjob di Jerman, Kampus Udinus Sebut Sudah Minta Rekomendasi ke LLDIKTI VI

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com