Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Vivin, Rintis Batik dari Pelosok Desa, Modal Rp 100.000, Kini Omzet Puluhan Juta

Kompas.com - 25/10/2021, 11:24 WIB
Bagus Supriadi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

 

Pasarkan batik secara online

Vivin mengaku bila memasarkan dan mengenalkan produk secara offline saja akan cukup tertinggal.

Sebab zaman sudah berubah ke digital. Untuk itu, dirinya terus berupaya agar penjualan secara online berkembang.

Selain offline, penjualan batik Sekarwaru dilakukan melalui media sosial, seperti Facebook, Instagram dan Tokopedia, Shopee, hingga Bukalapak.

Pembelinya berasal berbagai aerah, seperti dari Kalimantan, Sulawesi, Bali hingga Sumatra. Mulai dari pejabat, guru hingga pengusaha.

“Tanpa sosial media, usaha saya bisa mati,” tegas dia.

Bahkan, dia mulai meningkatkan kualitas produk dan pemasarannya. Salah satunya dengan membuat konten video dan foto yang menarik untuk dipajang di media sosial.

Dia mengaku, penjualan secara online tidak terlalu terdampak pandemi Covid-19. Sebab proses penjualan bisa terus dilakukan. Tanpa harus takut terpapar virus corona.

Baca juga: Strategi UMKM Kekinian, Gunakan Jasa Fotografer hingga Kemasan Keren

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember Ciplis Gema Qoriah menambahkan berbisnis di era disrupsi sudah sangat mudah. Sebab akses informasi begitu cepat dan luas.

“Barang dagangan dijual di akun Instagram atau Whatsap sudah bisa laku tanpa harus bertemu,” terang dia.

Dia menilai perkembangan teknologi digital memudahkan para pelaku usaha untuk mengembangkan bisnisnya. Untuk itu, para pelaku UMKM seharusnya memanfaatkan potensi ini karena memiliki dampak ekonomi yang besar.

“Ekonomi digital di negara maju dan berkembang ditekankan karena benefit ekonominya luar biasa,” papar dia.

Dia menilai kecanggihan teknologi itu memberikan efisiensi waktu, biaya dan kecepatan akses informasi.

Pasar tak lagi konvensional dengan cara harus bertatap muka dan tawar menawar. Namun market sudah bergeser ke dunia maya.

“Aktivitas di darat lebih membutuhkan biaya,” ujarnya. Sepeti harus menyewa ruko atau tempat. Selain itu, pembeli juga harus datang ke lokasi toko.

Bahkan, kata dia, produk UMKM yang dipasarkan secara konvensional, tapi tidak update dengan kemajuan, akan terancam gulung tikar dengan teknologi digital ini.

Dia menilai pemasaran produk UMKM juga harus lebih baik dengan kualitas yang bagus agar dilirik oleh pasar. Tak kalah penting, kualitas barang yang dijual juga perlu diperhatikan. Sebab, ada yang hanya bagus gambarnya, namun setelah barang diterima, tidak sesuai harapan.

“Perlu sertifikasi barang dan informasi pembuatan dari hulu hilir,” ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kakek yang Hilang di Pantai Rogan Flores Timur Ditemukan Meninggal Dunia

Kakek yang Hilang di Pantai Rogan Flores Timur Ditemukan Meninggal Dunia

Regional
Perampok Bersenjata Api yang Gasak Toko Emas di Blora Masih Buron

Perampok Bersenjata Api yang Gasak Toko Emas di Blora Masih Buron

Regional
Dugaan Dosen Joki di Untan Pontianak, Mahasiswa Tidak Kuliah tapi Tetap Dapat Nilai

Dugaan Dosen Joki di Untan Pontianak, Mahasiswa Tidak Kuliah tapi Tetap Dapat Nilai

Regional
Lebaran Kelar, Harga Bumbu Dapur Terus Melambung di Lampung

Lebaran Kelar, Harga Bumbu Dapur Terus Melambung di Lampung

Regional
Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Regional
Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Regional
Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Regional
Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Regional
Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Kilas Daerah
Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Regional
Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni  Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Regional
Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Regional
Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Regional
Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com