Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita YouTuber Jennie Linando, dari Konten Rujak Viral hingga Mukbang Bareng Ojol, Tembus 595.000 Subscriber

Kompas.com - 25/10/2021, 05:59 WIB
Ghinan Salman,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

 

Setelah beralih menjadi food vlogger, rupanya konten video yang diupload ke YouTube mulai banyak ditonton. Banyak pula warganet yang mulai subscribe channel Jennie Linando.

Beberapa konten membuat subscribersnya naik signifikan

Suatu waktu, Jennie sempat ngevlog kuliner Seblak di Surabaya. Ternyata jumlah viewers-nya terus bertumbuh.

Namun, jumlah subcriber channel YouTube Jennie Linando naik signifikan setelah dia upload video rujak cingur Ibu Mella yang sempat viral pada Juni 2019 lalu.

Jennie mengaku, sebelum membuat vlog rujak cingur Ibu Mella, jumlah subcriber channel YouTube-nya, baru dikisaran 68.000.

"Setelah rujak viral itu tayang langsung naik jadi 100.000 lebih. Nah itu aku mulai dapat Silver Play Button dari YouTube. Naiknya bisa dibilang paling signifikan sih," tutur Jennie.

Baca juga: Perjalanan Panjang Sistem Rekomendasi Video YouTube, dari Berbasis Klik hingga Aktivitas

Setelah mencapai 100.000 subscribers, channel Jennie Linando mulai ditonton banyak warganet.

Dari situ Jennie membuat beberapa segmen, seperti Jennie Mukbang with Ojol yang juga mendapat banyak perhatian netizen.

Di konten ini, Jennie mendatangi salah satu restoran asing di Surabaya, seperti restoran khas Thailand, Jepang hingga Korea Selatan.

Setelah sampai di restoran, Jennie lalu order makanan lewat aplikasi ojek online (ojol).

Ajak ojol makan bareng

Nah, saat ojol sudah datang di restoran itu dan memesan makanan, barulah Jennie menghampiri abang ojol dan mengajak mereka makan bareng untuk mereview makanan tersebut.

"Jadi aku ngajak abang ojol, aku benar-benar random, aku benar-benar order lewat aplikasi, terus ojol yang datang ke resto itu ternyata aku sudah di dalam resto itu. Jadi aku kayak ngasih experience baru ke abang ojol ke makanan-makanan yang belum pernah mereka coba sebelumnya," kata Jennie.

"Jadi yang biasanya mereka cuma terima-terima orderan, cuma pesen makanan orang, terus ngirim makanan itu ke orang, sekarang mereka bisa coba rasa makanannya itu kayak gimana," ucap dia.

Pada momen Natal, misalnya, Jennie juga membuat konten bareng ojol. Saat itu Jennie mentraktir sejumlah abang ojol untuk belanja di supermarket.

Baca juga: Unggah Petualangan dan Musik di YouTube, Erfix Raih Rp 10 Juta Per Bulan

Para ojol ini diberi challenge untuk belanja dengan sejumlah uang tertentu dengan durasi waktu lima sampai 10 menit.

"Aku kasih budget sekian, terus abang ojol ambil barang cepet-cepetan. Itu viewersnya juga jutaan. Dari situ channel aku dikenal sehingga orang-orang memberikan aku image, pokoknya kalau vlognya Jennie yang ditunggu-tunggu yang bareng abang ojol," kata dia.

Dari konten Jennie Mukbang with Ojol itu, jumlah subscribersnya kembali bertambah pesat dan hingga saat ini jumlah subscribers channel YouTube-nya sudah mencapai 595.000.

Jennie pada akhirnya juga dikenal sebagai satu-satunya food vlogger yang mengajak abang ojol makan di sebuah restoran mewah.

"Subscribers saya bisa sampai 500.000 itu kayaknya peran besarnya dari segmen saya yang sama abang ojol itu," kata dia.

Punya tagline Endes Markondes hingga medok khas Suroboyoan

Salah satu keunikan dan ciri khas Jennie Linando adalah tagline-nya yang selalu diingat oleh oenonton setianya.

Tagline yang selalu muncul dalam setiap kontennya adalah "endes markondes". Artinya, bila makanan yang direview itu benar-benar enak, Jennie selalu memberi predikat dengan istilah endes markondes.

"Tagline lainnya, saat aku nyodorin makanan ke kamera gitu, lalu aku bilang, 'mau, mau, mau?' Terus makanan aku tarik lagi sambil bilang, 'beli sendiriii," kata Jennie.

Dari tagline itulah, subscribers Jennie banyak menyukai channel YouTubenya karena sebagai food vlogger, dia juga memiliki menyisipkan sisi humor dalam setiap kontennya.

"Jadi ada kelucuannya, entertainment-nya, kayak aku tuh dicap food vloger yang kocak gitu lah. Kebanyakan subscribers aku bilangnya gitu. Terus kan kayak medok Suroboyoan. Medoknya itu juga disukai mereka," kata Jennie.

Dari YouTube, kondisi finansialnya kini berada di titik aman

Di awal perjalanannya sebagai YouTuber, penghasilannya sebagai konten kreatif saat itu dinilai masih kecil.

Kendalanya karena Google AdSense untuk YouTuber Indonesia rate-nya berbeda dengan YouTuber luar negeri.

"Jadi vlogger itu lebih banyak menghasilkan uang dari iklan atau endorsment," kata dia.

Baca juga: Bikin Kanal YouTube dengan Tessy, Nunung Bilang untuk Pemasukan

Namun, setelah channel YouTube-nya berkembang dan memiliki 595.000 subscribers, penghasilannya sudah lumayan besar.

Baik dari Google AdSense maupun iklan atau endorsment, semuanya ia coba untuk dimaksimalkan.

"Kalau sekarang sudah oke lah. Sudah lumayan menurut saya. Tapi kita kan harus maksimalkan dari endorsement sama AdSense," tutur dia.

Berprofesi sebagai YouTuber atau konten kreator, membuat kondisi financialnya sudah berada di titik aman.

Penghasilannya juga cukup bagus dan bisa memenuhi kebutuhan dirinya sendiri dan membantu orangtua.

"Saya sudah merasa financial saya sudah berada di titik yang aman. Saya juga beli apa-apa pakai uang saya semua, enggak bergantung apa pun ke orangtua," kata Jennie.

"Bahkan, saya kasih orangtua dan barang-barang juga dari penghasilan saya. Perkembangannya juga cukup bagus. Saya bisa mencukupi diri saya sendiri dan membahagiakan orangtua," tutur dia.

Baca juga: Staf Khusus Wantannas Gadungan Tipu Warga Surabaya dan Jember, Korban Setor Rp 2 Miliar Demi Lolos Taruna Akpol

Tips menjadi YouTuber

Untuk bisa membuat konten yang menarik, menurut Jennie, pertama-tama seorang konten kreator harus tahu dulu tentang karakter mereka.

Dari karakter yang dimiliki itu kemudian diambil dan ditransformasikan dalam bentuk konten video blog.

Karakter ini akan mementukan bagi konten kreator untuk mengangkat konten-konten tertentu sesuai dengan karakter mereka.

"Dari situ mereka harus ciptakan ciri khas untuk diri mereka dan konten mereka. Jadi harus bisa diingat dan dikenal banyak orang. Warna dan konsep videonya juga harus berkarakter dan punya ciri khas sendiri," kata Jennie.

Kedua, seorang konten kreator harus konsisten upload konten. Ia mencontohkan, konten kreator yang baru bikin channel YouTube, ia mengibaratkan channel mereka masih di bawah dan belum dikenal.

"Misalnya baru upload 1-10 video awal, itu kan channel mereka masih sangat di bawah. Dari 50 juta konten kreator, dia masih sangat2 di bawah," kata Jennie.

Baca juga: Kantor Pinjol Ilegal di Surabaya yang Digerebek Polisi Gunakan Ruko Lantai 3, Ini Lokasinya

Ketika channel yang dibuat itu konsisten dengan sering upload video, sama video, lambat laun juga akan dikenal.

Menurut Jennie, rumusnya adalah minimal upload video seminggu sekali. Kalau ingin channel-nya lebih dikenal, maka upload dua atau tiga video dalam sepekan. Hasilnya akan lebih bagus.

"Makanya harus konsisten upload video. Jangkanya nggak boleh terlalu jauh. Kalau sudah upload banyak, dari situ YouTube melihat channel ini dan mempromosikan channel ini," kata Jennie.

Konsistensi ini menjadi harga mati bagi konten kreator, terlebih ketika membangun channel YouTube.

"Karena membangun (channel) YouTube ini jauh lebih susah daripada membangun Instagram. Membangun Youtube itu lebih berat. Kuncinya harus sering-sering upload video," ucap Jennie.

Tpis ketiga adalah kualitas video. Jika tidak memiliki peralatan yang memadai, bisa memulai membuat konten menggunakan handphone.

Namun, kualitas video tetap harus diperhatikan.

"Seperti tidak ngeblur, tidak goyang, dan pindahan scene yang bagus. Biar orang nontonnya juga enak. Biar enak nontonnya, ya, kualitas video harus bagus," kata dia.

Baca juga: 7 Restoran All You Can Eat di Surabaya, Mulai dari Harga Rp 80.000

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

2 Fakta Baru Kasus 'Bullying' di Cilacap: Korban Membaik dan Proses Hukum Pelaku Berlanjut

2 Fakta Baru Kasus "Bullying" di Cilacap: Korban Membaik dan Proses Hukum Pelaku Berlanjut

Regional
LRT Bandung Raya Mulai Dibangun pada 2027

LRT Bandung Raya Mulai Dibangun pada 2027

Regional
16 Kelurahan di Kota Bima Alami Kekeringan Ekstrem, 21.803 Jiwa Kesulitan Air

16 Kelurahan di Kota Bima Alami Kekeringan Ekstrem, 21.803 Jiwa Kesulitan Air

Regional
Polisi Periksa 6 Saksi Kasus Siswi SMA Gantung Diri karena Foto Bugil Tersebar

Polisi Periksa 6 Saksi Kasus Siswi SMA Gantung Diri karena Foto Bugil Tersebar

Regional
Kantor Bupati Seram Bagian Barat Sempat Disegel Tenaga Honorer yang Tuntut Pembayaran Gaji

Kantor Bupati Seram Bagian Barat Sempat Disegel Tenaga Honorer yang Tuntut Pembayaran Gaji

Regional
Anies Baswedan Singgung Harga-harga Saat Ini Mahal, Masyarakat Diajak untuk Melakukan Perubahan

Anies Baswedan Singgung Harga-harga Saat Ini Mahal, Masyarakat Diajak untuk Melakukan Perubahan

Regional
Penyelenggara MotoGP Siaga Antisipasi Kebakaran 5 Bukit Dekat Sirkuit Mandalika

Penyelenggara MotoGP Siaga Antisipasi Kebakaran 5 Bukit Dekat Sirkuit Mandalika

Regional
Detik-detik Perempuan Digigit Komodo di Pulau Rinca, Korban Dilarikan ke RS

Detik-detik Perempuan Digigit Komodo di Pulau Rinca, Korban Dilarikan ke RS

Regional
Bencana Kekeringan,  32 Ribu Hektar Lahan di Wonogiri Tidak Bisa Ditanami

Bencana Kekeringan, 32 Ribu Hektar Lahan di Wonogiri Tidak Bisa Ditanami

Regional
Palembang Diselimuti Kabut Asap Tebal, Dinkes Sumsel Siapkan 3,6 Juta Masker

Palembang Diselimuti Kabut Asap Tebal, Dinkes Sumsel Siapkan 3,6 Juta Masker

Regional
Aniaya Rekannya hingga Tewas, 2 Pelajar SMA di Aru Ditangkap Polisi

Aniaya Rekannya hingga Tewas, 2 Pelajar SMA di Aru Ditangkap Polisi

Regional
Cerita Hanna, Warga Taiwan yang Ajak Kedua Anaknya Belajar Membatik di Semarang

Cerita Hanna, Warga Taiwan yang Ajak Kedua Anaknya Belajar Membatik di Semarang

Regional
Mengenal Sape, Alat Musik Kalimantan Barat

Mengenal Sape, Alat Musik Kalimantan Barat

Regional
Ikuti Kegiatan Himpunan, Mahasiswa IAIN Sultan Amai Gorontalo Meninggal

Ikuti Kegiatan Himpunan, Mahasiswa IAIN Sultan Amai Gorontalo Meninggal

Regional
Karhutla Meluas, Sumsel Bakal Tingkatkan Status Jadi Tanggap Darurat

Karhutla Meluas, Sumsel Bakal Tingkatkan Status Jadi Tanggap Darurat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com