Selain fosil banteng, di sekitar lokasi tersebut memang kerap ditemukan sejumlah fosil lainnya.
Bahkan, Joko mengungkapkan tidak semua fosil tersebut diserahkan ke pemerintah daerah.
"Ya ada (beberapa fosil lainnya), beberapa tahun lalu ada, sebagian temuan dari masyarakat belum dibawa ke dinporabudpar (Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata) dan masih tersimpan di rumah, dan sempat diidentifikasi oleh BPSMP Sangiran," ujar dia.
Selain itu, Joko mengungkapkan, awal mula Desa Kapuan dan sekitarnya digunakan oleh BPSMP Sangiran untuk melakukan penelitian fosil purbakala.
"Dulu kan sempat booming batu akik, saya dan teman-teman kan pembuat akik, ternyata malah banyak temuan fosil-fosil itu sebagian dikumpulkan dan dibawa ke rumah. Kita melaporkan ke dinporabudpar dan menindaklanjuti dengan mengirim laporan BPSMP Sangiran, terus akhirnya BPSMP Sangiran pada tahun 2019 turun untuk melakukan penelitian pertama kali di Desa Kapuan," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.