KOMPAS.com - Diah Mutiara Sukmawati Soekarnoputri, putri Presiden Pertama RI akan menjalani ritual pindah agama dari Islam ke Hindu di kawasan Sukarno Heritage Bale Agung Singaraja, Buleleng, Bali, Selasa (26/10/2021).
Ritual tersebut akan dilakukan bertepatan dengan ulang tahun ke-70 perempuan yang akrab dipanggil Sukmawati Soekarnoputri.
Kepindahan Sukawati dari Islam ke Hindu dilakukan dalam rangka mengikuti agama yang dianut neneknya sekaligus Ibu Sukarno, Ida Ayu Nyoman Rai Srimben yang merupakan warga asli Buleleng, Bali.
Baca juga: Adik Megawati hingga Kontroversi Puisi, Ini Profil Sukmawati Soekarnoputri
Sukmawati adalah anak keempat dari Sukarno, Presiden Indonesia pertama.
Sukarno lahir dari pasangan suami istri Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai, perempuan asal Buleleng, Bali yang berkasta Brahmana.
Dalam autobiografinya yang disusun Cindy Adams, Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat (2011), Sukarno menceritakan kisah cinta orangtuanya.
Soekemi, sang ayah berasal dari Jawa dan berasal dari keturunan Sultan Kediri.
Baca juga: Kisah Asmara Orangtua Sukarno di Bali, Soekemi Jatuh Cinta Pada Ayu Nyoman Rai
Sementara ibunya, yang ia sebut Idayu adalah keturunan bangsawan dan Raja Singaraja terakhir adalah paman dari Idayu.
Menurut Sukarno, kakek dan moyangnya dari pihak ibu adalah pejuang kemerdekaan yang gugur dalam Perang Puputan di daerah Pantai Utara Bali yakni Kerajasaan Singaraja.
Paman sang ibu yakni Raja Singaraja yang terakhir ditangkap oleh Belanda dan diasingkan ke tempat pembuangan.
Baca juga: Mbok Sarinah dan Kepedihan Bung Karno Muda di Mojokerto
Belanda kemudian menduduki istana dan merampas milik kerajaan hinggga keluarga ibu Sukarno melarat.
Tempat Ida Ayu Nyoman Rai tinggal dan tumbuh dewasa dikenal sebagai Banjar Bale Agung. Lokasinya dekat dengan Pura Bale Agung yang disebut juga Pura Desa.
Ida Ayu Nyoman Rai lahir tahun 1881 dengan nama asli Nyoman Rai. Sang ayah bernama Nyoman Pasek dan sang ibu bernama Ni Made Liran.
Ia dibesarkan dalam budaya Hindu Bali yang sangat kuat karena sang kakek adalah pemuka agama Hindu.
Baca juga: Bung Karno, Mbok Sarinah, dan Mojokerto