Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ida Ayu Nyoman Rai, Nenek Sukmawati Asal Bali, Gadis Pura Hindu yang Jatuh Cinta Pada Sang Guru

Kompas.com - 24/10/2021, 16:50 WIB
Rachmawati

Editor

Pernikahan mereka berlangsung sekitar tahun 1887 dan anak pertama mereka, Sukarmini lahir Singaraja, 13 Maret 1898.

Baca juga: Sebutan Kader PDI-P Celeng Ternyata Terinspirasi Pidato Bung Karno

Pindah ke Jawa

Setelah anak pertamanya lahir, Soekemi membawa keluarganya pindah ke Jawa. Perpindahan ini dilakukan setelah keluar surat pengangkatan Soekemi sebagai guru pada tanggal 8 Agustus 1898.

Mereka kemudian tinggal di Pandean, Surabaya, Jawa Timur. Pandean saat ini menjadi bagian dari Kampung Peneleh.

Di kampung itulah Sukarno lahir pada 6 Juni 1901 bersamaan dengan meletusnya Gunung Kelud. Saat itu, Idayu berusia 20 tahun.

Saat Sukarno berusia 6 tahum Soekemi mengajak keluarganya pindah ke Mojokerto. Soekemi kemudian pindah di Blitar dan menjadi guru sejak 2 Februari 1915.

Baca juga: Cerita Makam Peneleh, Bekas Kuburan Mewah Pejabat Belanda di Surabaya

Mendidik Sukarno

Idayu mendidik dua anaknya dengan bekal spiritual Hindu yang ia pelajari saat masih muda. Ia juga sering membacakan kisah Mahabarata untuk anaknya menjelang tidur.

Saat usia 15 tahun, Sukarno muda harus pindah ke Surabaya untuk meneruskan sekolah dan tinggal di rumah HOS Tjokroaminoto.

Sebelum anak bungsunya pergi, Idayu meminta Sukarno berbaring di depan rumah dan perempuan asal Bali itu melangkahi badan Sukarno bolak bali-balik sebanyak tiga kali.

Baca juga: Bukan di Blitar, Presiden Soekarno Lahir di Jalan Peneleh Surabaya

Rumah tempat kelahiran Proklamator Kemerdekaan RI Soekarno di Jalan Pandean IV, Peneleh, Surabaya, Jawa Timur,  tampak kurang terawat, Selasa (9/6/2015). Rumah itu juga sering tertutup sehingga masyarakat luas tidak sulit mengunjunginya. Pemerintah Kota Surabaya berencana membeli rumah itu supaya dapat dikelola dengan baik, tetapi sampai saat ini belum ada kesepakatan dengan pemilik rumah terkait harga.KOMPAS/HERPIN DEWANTO PUTRO Rumah tempat kelahiran Proklamator Kemerdekaan RI Soekarno di Jalan Pandean IV, Peneleh, Surabaya, Jawa Timur, tampak kurang terawat, Selasa (9/6/2015). Rumah itu juga sering tertutup sehingga masyarakat luas tidak sulit mengunjunginya. Pemerintah Kota Surabaya berencana membeli rumah itu supaya dapat dikelola dengan baik, tetapi sampai saat ini belum ada kesepakatan dengan pemilik rumah terkait harga.
Ia melakukan itu sebagai bentuk restu dari sang ibu dan Sukarno dijauhkan dari marabahaya.

"Kemudian dia menyuruhku bangkit. Sekali lagi ia memutar badanku arah ke Timur dan berkata dengan sungguh‐sungguh, 'jangan sekali‐kali kau lupakan, anakku, bahwa engkau adalah putera sang fajar," ingat Sukarno.

Idayu juga memiliki peran pada pendidikan Sukarno. Saat itu, Sukarno bersikukuh akan melanjutkan pendidikan sekolah keluar negeri.

Namun sang ibu mencegahnya karena keluarga memiliki keterbatasan biaya. Saat itu Idayu mengatakan jika anaknya tinggal di Tanah Air, maka rasa cintanya kepada bangsa ini akan semakin besar.

Baca juga: Peneleh, Kampung Para Pahlawan dan Bapak Bangsa

Sukarno pun memutuskan untuk bersekolah ke Institut Tekhnologi Bandung yang saat itu bernama Technische Hoogeschool te Bandoeng.

“Aku ingin supaya engkau tinggal di sini, di antara bangsa kita sendiri. Jangan lupa sekali‐kali, nak! Bahwa tempatmu, nasibmu, pusakamu adalah di kepulanan ini,” kata Idayu.

Ida Ayu Nyoman Rai meninggal pada 12 September 1958 di usia ke-77 dan suaminya, Seokemi meninggal pada 18 Mei 1945.

Mereka berdua dimakamkan di Blitar, Jawa Timur berdampinggan dengan makam putranya, Sukarno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Regional
Ibu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pria Hidung Belang di Bengkulu

Ibu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pria Hidung Belang di Bengkulu

Regional
Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Regional
Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Regional
Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Regional
Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Regional
Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Regional
Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Regional
11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

Regional
Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Regional
Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Regional
Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Regional
Bea Cukai Temukan Truk Berisi Jutaan Batang Rokok Ilegal Tak Bertuan di Kalbar

Bea Cukai Temukan Truk Berisi Jutaan Batang Rokok Ilegal Tak Bertuan di Kalbar

Regional
Siswi SMA yang Simpan Bayinya di Koper Ternyata Sedang Magang

Siswi SMA yang Simpan Bayinya di Koper Ternyata Sedang Magang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com