Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita YouTuber "Pak Bhabin" Herman Buat Konten karena Hobi, Tujuannya Edukasi

Kompas.com - 24/10/2021, 11:06 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Herman Hadi Basuki (39) kini tidak asing lagi bagi sebagian besar warganet di Indonesia.

Namanya meroket setelah video humanis yang mengajak masyarakat agar tidak terprovokasi dengan aksi penolakan hasil Pemilu 2019.

Herman adalah anggota Kepolisian Resort Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, yang kini berpangkat Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda).

Meski ditempatkan di Subbagian Humas di institusinya, ia dikenal dengan Pak Bhabinkamtibmas (Pak Bhabin) sebagai brand image konten-konten videonya.

Ya, meskipun masih aktif sebagai polisi Herman masih produktif menciptakan video-video menarik di akun YouTube-nya.

Bahkan, akun yang bernama Polisi Motret memiliki pengikut sekitar 975.000 dan sudah terverifikasi. Herman juga membuat akun kedua bernama Pak Bhabin Families yang telah memiliki 212.000 pengikut.

Video-video yang diciptakan sekarang tidak berbeda jauh dengan awal mula membuat konten YouTube, ia konsisten merekam video dengan genre situasi komedi, cerita ringan, menghibur, karakter pemain juga masih sama.

Baca juga: Cerita Bripka Herman, Sosok Polisi dalam Video Viral Pencegahan Aksi 22 Mei

"Masih sama genre-nya, karakter sama, sebetulnya mau nambah karakter tapi masih perlu menggali lagi," kata Herman saat dihubungi Kompas.com, Kamis (20/10/2021).

Tema cerita video masih mengangkat isu yang sedang berkembang di masyarakat, termasuk membantu sosialisasi program atau imbauan pemerintah seperti tentang protokol kesehatan (prokes) Covid-19, larangan mudik di tengah pandemi, sekolah online, bahaya narkoba hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

"Ide mayoritas dari saya. Temanya selalu sesuaikan dengan sasaran, misalnya kalau anak-anak, ya kita main sama anak-anak kecil. Itu penonton senang. Cerita yang mewakili hari penonton itu akan cepat (pesan tersampaikan)," imbuh Herman.

Herman tidak menampik banyak konten di media sosial yang cenderung negatif belakangan ini, seperti tren mengerjai orang lain (prank) dan sebagainya.

Aipda Herman Hadi Basuki (39) anggota Kepolisian Resort Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, yang hobi berkonten di Youtube.Capture Youtube Polisi Motret Aipda Herman Hadi Basuki (39) anggota Kepolisian Resort Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, yang hobi berkonten di Youtube.

 

Herman berpendapat, konten dapat dilihat dari sudut padang sang kreator, apakah bertujuan bisnis, atau sekadar hobi.

"Ketika orang membuat sebuah konten, kalau tujuannya murni bisnis, mencari viewer sebanyak-banyaknya, cari uang, ya sah-sah saja. Dia kasih misalnya agak seronok tapi masih dalam batas koridor, ya enggak masalah karena cari uang," ungkap Herman.

Berbeda dengan dirinya, seluruh konten karyanya adalah edukasi. Terlebih ia juga ikut berperan dengan pakaian dan atribut resmi polisi, maka tujuannya bukan lagi materi.

"Yang penting edukasinya, kalau toh viewer-nya sedikit ya kembalikan ke masyarakat, niat kita berkarya," jelasnya.

Aipda Herman Hadi Basuki (39) anggota Kepolisian Resort Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, yang hobi berkonten di Youtube.Capture Youtube Polisi Motret Aipda Herman Hadi Basuki (39) anggota Kepolisian Resort Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, yang hobi berkonten di Youtube.

Bikin konten karena hobi

Bagi Warga Dusun Demangan, Desa Condongsari, Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo itu, membuat konten di media sosial adalah hobi, meskipun ia mengakui ada penghasilan dari konten itu.

Herman juga tidak pernah berpikir untuk beralih profesi menjadi YouTuber. Polisi adalah pekerjaan utamanya. Ia tetap bertugas di kantor setiap hari.

"Berkonten itu hobi, bukan polisinya yang jadi hobi. Saya setiap hari tetap melaksanakan tugas dinas. Kalau siang, atau pas sempat ya bikin konten. Kalau enggak sempat ya enggak bikin. Makanya akhir-akhir ini upload konten hanya lima sampai tujuh hari sekali, beda sama yang bener-bener YouTuber," jelas Herman.

Pria kelahiran 1 September 1983 itu mengatakan, ada banyak pencapaian yang diperoleh sejak aktif di YouTube meskipun semuanya tidak berupa materi. Herman pun enggan menyebutkan nominal penghasilannya di media sosial tersebut.

"Penghasilan ya allhamdulillah cukup untuk beli es lah," celetuk Herman tertawa.

Baca juga: Imam Bentuk Kampung YouTuber di Bondowoso, Lewat Konten Bermanfaat Raih Puluhan Juta Rupiah Per Bulan

Bripka Herman Hadi Basuki (kiri) anggota Polres Purworejo saat bertemu Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Purworejo, Kamis (23/5/2019).Dok Humas Pemprov Jateng Bripka Herman Hadi Basuki (kiri) anggota Polres Purworejo saat bertemu Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Purworejo, Kamis (23/5/2019).

Menurut Herman, ketika karya-karyanya memberikan inspirasi dan motiviasi bagi orang lain itu sudah kebanggaan tersendiri. Sisi positif lainnya, ia jadi bertambah teman dan saudara dimana pun berada.

Selain itu, ia kini dipercaya oleh institusinya untuk turut menyebarluarkan program-program Polri keliling Indonesia.

Herman juga menjadi pengisi acara TV berjudul Siap, Ndan! di sebuah TV swasta nasional.

"Bersyukur, allhamdulillah, penghasilan dari ngonten tidak bagi saya saja, buat tim juga. Kameramen yang sebelumnya enggak punya kerjaan sekarang jadi punya. Bisa nambah kamera, yang awalnya cuma satu sekarang sudah bisa standar tiga kamera," tutur Herman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com