Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Selam Sunda Wiwitan, Kepercayaan dan Tradisi Leluhur Suku Baduy

Kompas.com - 24/10/2021, 09:36 WIB
Acep Nazmudin,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

LEBAK, KOMPAS.com - Masyarakat Suku Baduy yang mendiami pegunungan Kendeng di pedalaman Kabupaten Lebak menyimpan banyak misteri yang belum terungkap.

Banyak yang penasaran dengan hal-hal terkait Baduy, termasuk apa agama yang dianutnya.

Kompas.com menemui Sarpin, salah satu tokoh di Baduy Luar dan juga bertugas di Desa Kanekes sebagai Kepala Urusan Pemerintah.

Baca juga: Warga Baduy Dalam Mulai Divaksin, Menkes: Masyarakat Adat Memiliki Hak yang Sama

Darinya, banyak informasi yang didapatkan terkait agama yang dianut oleh warga Suku Baduy.

Sarpin memberi tahu bahwa warga Suku Baduy tidak menerapkan tulis-menulis.

Dalam kepercayaan mereka, lisan lebih dulu ada dibanding tulisan.

Sehingga, tidak ada bukti fisik atau tulisan yang bisa dibaca atau dilihat terkait agama warga Suku Baduy.

Baca juga: Kisah Mulyono, Belasan Tahun Ajari Anak-anak Baduy Membaca, Jadi Segelintir Warga Kanekes yang Kuliah

Namun, turun-temurun lisan yang diucapkan dari orangtua yang diwariskan para leluhur, kata Sarpin, warga Baduy menganut kepercayaan Selam Sunda Wiwitan.

"Apa itu Selam Sunda Wiwitan?, Selam itu ritualnya, Wiwitan itu titipan leluhur, Sundanya dari suku, itu sepengetahuan saya," kata Sarpin saat ditemui di kediamannya, Kampung Balimbing, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak.

Dalam Sunda Wiwitan, lanjutnya, warga Suku Baduy harus melewati tradisi Selam sebagai syarat ketika akan beranjak dewasa.

Selam adalah tradisi khitan atau sunat untuk untuk kaum laki-laki, sementara untuk perempuan tradisi serupa bernama meperan.

"Jadi harus di-selamkan, disunat untuk laki-laki ketika usia 3-7 tahun," ujar Sarpin.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Regional
Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Regional
Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Regional
Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Regional
Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itukan Urusan Partai

Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itukan Urusan Partai

Regional
Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Regional
Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Regional
Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Regional
Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Regional
Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Regional
Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Regional
Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Regional
Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com