Dia membagi ilmunya di Facebook dan banyak yang berminat dari luar kota untuk belajar. Bahkan, ada beberapa YouTuber pemula yang datang ke rumahnya untuk belajar.
Dia belum berani untuk berbagi ilmu pada pemuda sekitar, karena belum percaya dengan penghasilan yang didapat dari YouTube.
“Saya dibilang korupsi hinggga pelihara tuyul,” aku dia.
Baca juga: Cerita Uda Rio, YouTuber dengan Konten Berbahasa Minang, Kini Berpenghasilan Puluhan Juta Rupiah
Namun, karena banyak YouTuber dari luar kota yang datang ke rumahnya. Akhirnya, pemuda sekitar baru percaya tentang potensi YouTube. Saat itulah, dia mulai membagikan ilmunya pada para pemuda di kampungnya.
“Sejak itu banyak orang-orang yang ingin belajar,” tutur dia.
Cara Menarik Subscriber YouTube
Imam mengibaratkan subscriber merupakan pelanggan, sedangkan YouTube adalah toko. Agar menarik pelanggan atau subscriber, maka harus menjual atau mengunggah konten yang yang bernilai. Baik itu menghibur atau bermanfaat.
“Tanpa disuruh akan subscribe sendiri,” ujar dia.
Setelah warga tidak asing dengan YouTube, dia ingin menjadikan dusunnya sebagai kampung YouTuber. Tujuannya untuk mengurangi angka pengangguran.
“Anak yang baru lulus sekolah, ke Bali cari kerjaan, sekarang anak muda di sini kayak gampang cari penghasilan,” jelas dia.
Bahkan sudah ratusan pemuda yang belajar YouTube. Dia berpesan agar ilmu yang meraka dapat terus disebarkan.
Dapat Puluhan Juta dari YouTube
Meskipun sudah mendapatkan penghasilan puluhan juta dari YouTube, Imam masih tetap ingin memiliki bisnis offline. Seperti membangun ruko, mendirikan toko, membeli tanah dan pekarangan.
“Itu untuk jaga-jaga, karena saya dapat rezeki seperti mimpi,” papar dia.
Dia merasa tidak bermanfaat jika apa yang diperoleh hanya untuk dirinya sendirinya. Akhirnya ilmunya dibagikan pada pemuda lain.