Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kami Tak Pernah Meminta Apa Pun kepada Pemerintah, tapi Tolong Sekali Ini Saja Perhatikan Abrasi Pantai"

Kompas.com - 23/10/2021, 16:29 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Dony Aprian

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.comAbrasi pantai di Pulau Sebatik yang merupakan perbatasan RI – Malaysia di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, masih terjadi sejak 2014.

Puluhan warga pesisir yang ada di 4 kecamatan di Pulau Sebatik, masing-masing Kecamatan Sebatik Timur, Sebatik Induk, Sebatik Barat, dan Sebatik Utara terus mempertanyakan upaya pemerintah dalam menanggulangi ancaman bencana tersebut.

Terlebih kondisi ombak lautan di wilayah ini biasanya mengalami pasang dalam skala tertingginya menjelang akhir tahun.

"Kami setiap hari mencoba memancangkan kayu untuk menahan laju ombak yang terus menggerus tanah kami. Kami mencari karung karung plastik untuk diisi pasir supaya hantaman ombak tak terlalu kencang," ujar salah satu korban abrasi Pantai Sebatik, Lisda, Sabtu (23/10/2021).

Baca juga: Mencegah Lahan Gambut dari Kebakaran, Menjaga Pesisir dari Abrasi, di Sei Pakning Riau

Lisda (22) merupakan warga Desa Tanjung Aru, Kecamatan Sebatik Timur, yang rumahnya terdampak langsung abrasi.

Meski sadar pagar kayu yang mereka tancapkan di depan tumpukan karung-karung pasir selalu saja hilang terbawa ombak, Lisda mengatakan, hanya itu usaha yang mereka bisa lakukan.

"Kami saat ini sampai kesulitan mencari karung plastik di pasar untuk diisi pasir sebagai penahan ombak. Mau bagaimana lagi? Meski selalu hilang itu pagar kayu dan karung pasir karena tertarik ombak besar, seenggaknya kami masih ada sedikit usaha. Setidaknya sedikit meredam hantaman ombak di rumah kami,’’ katanya lagi.

Lisda menyesalkan belum adanya perhatian pemerintah atas musibah yang sudah berlangsung cukup lama ini.

Rumah Lisda merupakan bangunan permanen, sehingga tak bisa dibongkar atau dipindahkan begitu saja layaknya kebanyakan rumah lain di sekitar, yang merupakan rumah panggung kayu.

Keadaan rumahnya dan beberapa tetangganya ini pun selalu ia unggah di media sosial dengan harapan ada perhatian dari pemerintah melihat kondisi masyarakat pesisir.

Mayoritas warga di lokasi ini bekerja sebagai nelayan dan hanya bisa menggantungkan mata pencaharian dengan melaut.

Baca juga: Sudah 20 Rumah Hancur akibat Abrasi di Indragiri Hilir, Gubernur Riau Janjikan Relokasi

Mereka tak mempunyai lahan untuk pindah tempat tinggal, sehingga meski beberapa bangunan sekitar ada yang roboh diterjang ombak, mereka tetap berusaha membangun kembali di lokasi yang sama.

Lisda dan warga pesisir memiliki harapan untuk Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nunukan supaya meminjamkan alat berat untuk membuat pagar penghalang ombak sebagai solusi jangka pendek.

"Kami selama ini tidak pernah meminta apa pun kepada pemerintah, tapi tolong sekali ini saja perhatikan abrasi pantai kami," harap Lisda.

Kepala Desa Tanjung Aru, Budiman menegaskan, kondisi berlarut ini memang selalu dipertanyakan warga Sebatik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Regional
Pengakuan Pelaku Pemerkosa Siswi SMP di Demak, Ikut Nafsu Lihat Korban Bersetubuh

Pengakuan Pelaku Pemerkosa Siswi SMP di Demak, Ikut Nafsu Lihat Korban Bersetubuh

Regional
Raih Peringkat 2 dalam Penghargaan EPPD 2023, Pemkab Wonogiri Diberi Gelar Kinerja Tinggi

Raih Peringkat 2 dalam Penghargaan EPPD 2023, Pemkab Wonogiri Diberi Gelar Kinerja Tinggi

Kilas Daerah
Imbas OTT Pungli, Polisi Geledah 3 Kantor di Kemenhub Bengkulu

Imbas OTT Pungli, Polisi Geledah 3 Kantor di Kemenhub Bengkulu

Regional
Sejak Dipimpin Nana Sudjana pada September 2023, Pemprov Jateng Raih 10 Penghargaan

Sejak Dipimpin Nana Sudjana pada September 2023, Pemprov Jateng Raih 10 Penghargaan

Regional
KM Bukit Raya Terbakar, Pelni Pastikan Tidak Ada Korban Jiwa dan Terluka

KM Bukit Raya Terbakar, Pelni Pastikan Tidak Ada Korban Jiwa dan Terluka

Regional
Keruk Lahar Dingin Marapi, Operator Eskavator Tewas Terseret Arus Sungai

Keruk Lahar Dingin Marapi, Operator Eskavator Tewas Terseret Arus Sungai

Regional
Kronologi Pria Bunuh Istri di Tuban, Serahkan Diri ke Polisi Usai Minum Racun Tikus

Kronologi Pria Bunuh Istri di Tuban, Serahkan Diri ke Polisi Usai Minum Racun Tikus

Regional
Nobar Indonesia Vs Korsel di Rumah Dinas Wali Kota Magelang, Ada Doorprize untuk 100 Orang Pertama

Nobar Indonesia Vs Korsel di Rumah Dinas Wali Kota Magelang, Ada Doorprize untuk 100 Orang Pertama

Regional
Umumkan Tak Mau Ikut Pileg via FB, Ketua DPC PDI-P Solok Dicopot dan Tersingkir di DPRD

Umumkan Tak Mau Ikut Pileg via FB, Ketua DPC PDI-P Solok Dicopot dan Tersingkir di DPRD

Regional
Warga di Klaten Tewas Diduga Dianiaya Adiknya, Polisi Masih Dalami Motifnya

Warga di Klaten Tewas Diduga Dianiaya Adiknya, Polisi Masih Dalami Motifnya

Regional
KM Bukit Raya Terbakar, Ratusan Penumpang di Pelabuhan Dwikora Pontianak Batal Berangkat

KM Bukit Raya Terbakar, Ratusan Penumpang di Pelabuhan Dwikora Pontianak Batal Berangkat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com