Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pilu 2 Bocah Dideportasi Malaysia, Ditinggal Ibu Sejak Kecil, Ayah Meninggal dalam Tahanan Imigrasi

Kompas.com - 22/10/2021, 18:13 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Khairina

Tim Redaksi

 

NUNUKAN, KOMPAS.com – Suara merengek dan tangisan terdengar begitu kencang saat kegiatan pemeriksaan kesehatan terhadap 193 pekerja migran Indonesia yang dideportasi Malaysia melalui Pelabuhan Tunon Taka, Nunukan, Kamis (21/10/2021) sore.

Terlihat dua bocah berusia 8 tahun dan 6 tahun menangis sedih di antara kerumunan orang dan penjagaan petugas.

Keduanya dideportasi tanpa sanak keluarga, sehingga mereka kebingungan dan tidak tahu harus bagaimana setelah sampai di Nunukan, karena baru pertama kalinya menginjakkan kaki mereka di Indonesia.

Baca juga: 62 Pekerja Migran yang Pulang dari Malaysia lewat PLBN Aruk Sambas Positif Covid-19

Sub-Koordinator Perlindungan dan Penempatan UPT BP2MI Nunukan Arbain mengatakan, kedua bocah yang diketahui bernama Mohd Khairil Bin Aris (8) dan Mohd Hasril Bin Aris (6) tersebut merupakan saudara kandung yang lahir dan besar di Sabah, Malaysia.

‘’Mereka diamankan dalam operasi pendatang haram oleh otoritas setempat saat hendak pulang kampung sekitar bulan Maret 2021 lalu. Keduanya bersama ayahnya dibawa ke tahanan Imigrasi, namun dalam masa penantian pemulangan ke Tanah Air, si bapak meninggal akibat sakit,’’ujar Arbain, Jumat (22/10/2021).

Kedua bocah tersebut berasal dari Desa Sangkala, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

KRI Tawau mengirimkan permohonan untuk pendampingan karena kedua bocah ini sudah ditinggal ibunya pergi sejak masih kecil.

Mereka besar bersama ayahnya yang hanya bekerja serabutan di Tawau Malaysia.

Mempertimbangkan kondisi kedua bocah malang tersebut, BP2MI Nunukan berkoordinasi dengan Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak (DP3A) untuk mendapat perlakuan sebagaimana mestinya.

"Sementara anak anak tersebut diambil DP3A Nunukan. mereka harus menerima sejenis therapy atau konseling dari psikolog atas kondisi mereka,’’kata Arbain lagi.

Pingsan saat makan malam


Menurut penuturan bocah bernama Khairil Bin Aris, ayahnya Aris Bin Saing (40) sempat pingsan karena merasa kesakitan.

Kondisi tersebut terjadi saat ketiganya berkumpul untuk makan malam. Entah apa yang terjadi, tiba tiba saja sang ayah kesakitan dan langsung terbaring tak sadarkan diri.

‘’Waktu itu kami makan, baru saja satu suap masuk mulut ayahku, dia kesakitan dan terbaring pingsan di depan kami. Adikku langsung menangis mencoba membangunkan ayah, digoyang goyangnya terus badannya, ndak juga bangun,’’tutur bocah 8 tahun ini bercerita.

Baca juga: 29 Pekerja Migran Indonesia dari Malaysia Positif Covid-19, Masuk Lewat Pos Lintas Batas

Suara tangisan kencang tersebut membuat petugas Imigrasi Malaysia menyadari yang terjadi.

Mereka kemudian segera melarikan Aris ke Rumah Sakit Tawau. Namun sayang, nyawa Aris tak bisa terselamatkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TKW Asal Cianjur Diduga Jadi Korban Kekerasan Majikan di Irak, Kini Minta Dipulangkan ke Indonesia

TKW Asal Cianjur Diduga Jadi Korban Kekerasan Majikan di Irak, Kini Minta Dipulangkan ke Indonesia

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
2 Perempuan Indonesia Kabur Saat Hendak Dijadikan Penghibur di Malaysia

2 Perempuan Indonesia Kabur Saat Hendak Dijadikan Penghibur di Malaysia

Regional
[POPULER REGIONAL] Rencana Satyalancana untuk Gibran dan Bobby | Demi Anak, Ayah Nekat Curi Susu

[POPULER REGIONAL] Rencana Satyalancana untuk Gibran dan Bobby | Demi Anak, Ayah Nekat Curi Susu

Regional
Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan Sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan Sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Regional
Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Regional
Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Regional
19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

Regional
Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Regional
Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Regional
Cemburu Pacarnya 'Di-booking', Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Cemburu Pacarnya "Di-booking", Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Regional
Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com