Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswi di Yogyakarta Diduga Bunuh Diri di Kamar Kos, Sempat Keluhkan Stres Banyak Tugas Kuliah

Kompas.com - 22/10/2021, 14:28 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Seorang mahasiswi berinisial KA (20) asal Sulawesi Tengah ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya daerah Caturtunggal, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman pada 21 Oktober 2021 malam.

Diduga korban meninggal dunia karena bunuh diri.

Kanit Reskrim Polsek Depok Barat Iptu Matheus Wiwit mengatakan saksi awalnya melihat korban dari kamar mandi yang berada di lantai 2.

"Sekitar pukul 07.00 WIB saksi 1 melihat korban keluar dari kamar mandi lantai 2,  kemudian korban masuk ke dalam kamar sendirian," ujar Kanit Reskrim Polsek Depok Barat Iptu Matheus Wiwit, Jumat (22/10/2021).

Baca juga: Diduga karena Sakit dan Sendirian Ditinggal Anak Merantau ke Jakarta, Nenek di Wonogiri Gantung Diri

Matheus Wiwit menyampaikan, salah satu teman korban sekitar pukul 15.30 WIB menghubungi saksi. Saat itu, teman tersebut menanyakan tentang kondisi korban.

Saksi lantas mengecek ke kamar korban. Saat dicek lampu kamar korban mati. Sehingga kamar dalam keadaan gelap.

"Mengetahui kondisi tidak seperti biasa saksi mengambil kursi untuk melihat keadaan di dalam kamar melalui ventilasi," urainya.

Pada saat mengecek itulah, saksi melihat korban sudah dalam keadaan terlentang di lantai kamar kosnya. Melihat itu, saksi menghubungi kakak korban.

Saksi meminta bantuan anak kos lain untuk membuka pintu. Sebab pintu kamar korban terkunci dari dalam.

"Korban sudah dalam keadaan lemas, tidak sadarkan diri, mulut mengeluarkan busa putih, dan terlentang di lantai, diduga korban telah meninggal dunia," ucapnya.

Baca juga: Calon Bintara Polri Ditemukan Tewas, Diduga Bunuh Diri Usai Chat Cekcok dengan Pacar

Di dalam kamar korban, saksi menemukan racun tikus di atas meja dan berada di dalam botol mineral plastik yang sudah dipotong. Terdapat pula gelas plastik yang berisi racun dicampur air. Selain itu juga ada gelas kaca basah yang diduga muntah-muntahan.

Setelah handphone dicek, korban membeli racun melalui aplikasi.

Matheus Wiwit menuturkan korban tidak dalam keadaan sakit dan tidak memiliki riwayat sakit. Dari keterangan yang didapat, korban yang merupakan mahasiswi semester 5 salah di salah satu Perguruan Tinggi swasta di Yogyakarta ini tidak memiliki permasalahan dengan orang lain.

Namun, korban sering mengeluhkan tentang tugas kuliah yang terlalu banyak.

"Keterangan kakak korban, korban sering bercerita tugas kuliah terlalu banyak dan korban bercerita kepada kakak korban stres soal tugas kuliah sehingga merasa berat. Korban juga bercerita bahwa ada 2 mata kuliah yang dirasa berat," tuturnya.

Korban pada Oktober 2021 pernah menyampaikan kepada kakaknya jika hendak membeli racun tikus. Korban mengatakan membeli racun tersebut untuk diminum.

Diduga korban meninggal dunia karena bunuh diri. Dugaan ini diperkuat dari bukti-bukti yang ditemukan di lokasi

"Iya, diduga bunuh diri," pungkasnya.

Kontak bantuan

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada. Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kesaksian Korban Truk Terguling di Kebumen: Remnya Blong, Bannya Bocor

Kesaksian Korban Truk Terguling di Kebumen: Remnya Blong, Bannya Bocor

Regional
Profil Gunung Ruang, dari Lokasi hingga Sejarah Erupsi

Profil Gunung Ruang, dari Lokasi hingga Sejarah Erupsi

Regional
BKSDA Bengkulu Berharap Warga Tak Pancing dan Matikan Buaya

BKSDA Bengkulu Berharap Warga Tak Pancing dan Matikan Buaya

Regional
Anggota DPRD Kota Serang Bakal Dapat 2 Baju Dinas Seharga Rp 8 Juta

Anggota DPRD Kota Serang Bakal Dapat 2 Baju Dinas Seharga Rp 8 Juta

Regional
Terjadi Hujan Kerikil dan Pasir Saat Gunung Ruang Meletus

Terjadi Hujan Kerikil dan Pasir Saat Gunung Ruang Meletus

Regional
Pemkab Agam Anggarkan Rp 2,2 Miliar untuk Rehabilitasi 106 Rumah

Pemkab Agam Anggarkan Rp 2,2 Miliar untuk Rehabilitasi 106 Rumah

Regional
Kronologi Menantu Otaki Pembunuhan Mertua di Kendari, Korban Sempat Diajak Berbelanja

Kronologi Menantu Otaki Pembunuhan Mertua di Kendari, Korban Sempat Diajak Berbelanja

Regional
Sederet Fakta Kasus Ibu dan Anak di Palembang Dibunuh Mantan Pegawai Suami

Sederet Fakta Kasus Ibu dan Anak di Palembang Dibunuh Mantan Pegawai Suami

Regional
Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Diduga Direncanakan

Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Diduga Direncanakan

Regional
Polisi Sebut Hasil Otopsi Kematian Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar karena Dicekik

Polisi Sebut Hasil Otopsi Kematian Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar karena Dicekik

Regional
Sering Campuri Urusan Rumah Tangga Anaknya, Mertua di Kendari Tewas Dibunuh Begal Suruhan Menantu

Sering Campuri Urusan Rumah Tangga Anaknya, Mertua di Kendari Tewas Dibunuh Begal Suruhan Menantu

Regional
Keruk Pasir Laut di Pelabuhan Nelayan Bangka, Negara Bisa Raup Rp 20 M

Keruk Pasir Laut di Pelabuhan Nelayan Bangka, Negara Bisa Raup Rp 20 M

Regional
Ratusan Kerbau di Sumsel Mati Terpapar Penyakit Ngorok, 10.000 Dosis Vaksin Disiapkan

Ratusan Kerbau di Sumsel Mati Terpapar Penyakit Ngorok, 10.000 Dosis Vaksin Disiapkan

Regional
Calon Pengantin di Aceh Disebut Tunda Pernikahan karena Lonjakan Harga Emas

Calon Pengantin di Aceh Disebut Tunda Pernikahan karena Lonjakan Harga Emas

Regional
Ribuan Lampion Akan Diterbangkan Saat Waisak di Borobudur, Ini Harga Tiketnya

Ribuan Lampion Akan Diterbangkan Saat Waisak di Borobudur, Ini Harga Tiketnya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com