BLITAR, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim menuturkan pengalaman masa kecilnya ketika menginap selama tiga hari di Pondok Pesantren Al Falah, Ploso, Kediri.
Nadiem mengungkapkan pengalaman puluhan tahun itu setelah mengunjungi sejumlah pondok pesantren di Jawa Timur.
Usai berkunjung ke sejumlah pesantren, Nadiem mengunjungi makam Presiden Soekarno di Blitar pada Kamis (21/10/2021) malam. Di sana, Nadiem menceritakan pengalaman puluhan tahun lalu yang sangat berkesan baginya.
Sekitar 26 tahun lalu ketika baru berusia 11 tahun, Nadiem sempat menginap selama tiga hari di Pondok Pesantren Al Falah, Ploso, Kediri.
"Waktu umur sebelas saya menginap tiga hari di situ (Al Falah) bersama ayah saya. Dan (kini) saya kembali berkunjung ke sana sebagai menteri. Itu luar biasa sih perasaan saya," tutur Nadiem di pelataran area Makam Bung Karno didampingi Puti Guntur Soekarno dan Wali Kota Blitar Santoso.
Setengah berseloroh, Nadiem mengatakan kesempatannya menginap di pondok pesantren itu mungkin membawa keberuntungan sehingga akhirnya menjadi seorang menteri.
Baca juga: Menteri Nadiem: PTM Bukan Hal Baru, Sudah Lama Dijalankan dan Harus Dilanjutkan
"Mungkin saya tidak jadi menteri kalau enggak nginap di situ tiga hari. Jadi itu momen yang sangat personal, saya dan momen yang sangat spesial," ujarnya.
"Saya bilang mungkin pesantren itu membawa keberuntungan," tambahnya.
Nadiem lantas menuturkan rangkaian kunjungan kerjanya di Jawa Timur yang dianggap spesial.
Ia menyebut, kunjungan itu spesial karena bersamaan dengan peringatan Hari Santri Nasional. Ia menyempatkan mengunjungi sejumlah pondok pesantren besar dan bersejarah di Jawa itmur.
Nadiem mengunjungi Pondok Pesantren Tebuireng dan berziarah ke makam salah satu pendiri Nahdlatul Ulama Hasyim Asy'ari, makam Presiden Abdurrahman Wahid, serta Museum Hasyim Asy'ari.
Kunjungan itu dilanjutkan ke sejumlah pondok pesantren lainnya. Pondok pesantren terakhir yang dikunjunginya adalah Ponpes Al Falah di Ploso, Kediri.
Setelah itu, ia bertolak ke Blitar mengunjungi Makam Bung Karno.
Selama berkunjung ke sejumlah pondok pesantren yang merupakan pendidikan berbasis tradisional di kalangan warga nahdliyyin dan masyarakat perdesaan itu, Nadiem mengungkapkan kesannya melihat langsung aktivitas para santri.
Baca juga: Peringati HSN 2021, Wagub Uu Nyatakan Kesiapan Pemprov Jabar Bina Ponpes
Kata Nadiem, meski berbasis sistem tradisional dirinya melihat para santri juga dapat menyongsong kemajuan peradaban dengan caranya sendiri.
"Luar biasa kita melihat anak-anak santri yang melakukan coding, videografi, menjadi wirausaha, jadi kami pun dari Kemendikbudristek ikut mempelajari berbagai macam inovasi yang dipejari di dunia pesantren," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.