Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nani, Pengirim Sate Sianida: Mulut Manismu Beracun, Terima Kasih

Kompas.com - 21/10/2021, 17:44 WIB
Khairina

Editor

KOMPAS.com- Nani Aprilliani Nurjaman (25), tersangka pengirim sate sianida yang menewaskan bocah 10 tahun meneteskan air mata dalam sidang di Ruang Sidang 1 Cakra, Pengadilan Negeri (PN) Bantul, Kamis (21/10/2021).

Salah satu saksi yang dihadirkan adalah anggota polisi yang menjadi target sate yakni Aiptu Yohanes Tomi Astanto, anggota Polres Bantul.

Selain itu, jaksa penuntut umum menghadirkan Sunar dan Agus, orang yang motornya dipinjam Nani saat bertemu Bandiman.

Baca juga: Cinta di Balik Sate Sianida, Aiptu Tomi Mengaku Pacaran dengan Nani Namun Nikahi Wanita Lain

Dalam sidang dengan Hakim Ketua Aminuddin dan 2 hakim anggota yakni Sigit Subagyo dan Agus Supriyana, terdakwa Nani masih menjalani sidang secara daring dari Lapas Perempuan II B Yogyakarta, di Gunungkidul.

Tim jaksa Penuntut Umum (JPU) yakni Sulisyadi, Meladissa Arwasari, Nur Hadi Yutama dan Ahmad Ali Fikri Pandela. Untuk penasehat hukum terdakwa yakni R. Anwar Ary Widodo, Fajar Mulia dan Wanda Satria.

Belum putus

Saat Ketua Majelis Hakim Aminuddin menanyakan kepada Nani, soal hubungan dengan Tomi, Nani menyatakan masih berpacaran dengan Tomi hingga 2021 karena merasa belum ada kata putus.

"Sampai 2021 awal," kata Nani.

Bahkan saat awal pacaran, menurut Nani, Tomi janji ingin menikahinya.

"Ya itu (janji nikah) awal-awal 2017, setelahnya hanya cinta, cinta, cinta, cinta. Di awal bilang nikah dan pas ditagih katanya beda agama lah dan saya masih labil," ucap Nani.

Nani terlihat beberapa kali meneteskan air mata selama Tomi memberikan kesaksian.

Dia mengaku membeli sianida dan mengirimkan kepada Tomi pada 25 April 2021 lalu.

"Betul Yang mulia (sakit hati dengan Tomi). Betul untuk Tomi," kata Nani.

Baca juga: Sidang Sate Sianida, Nani Meminta Maaf dan Mengaku Menyerahkan Diri ke Polisi

Dalam kesempatan itu, Nani membantah pernah serumah dengan Tomi. Namun, Tomi dikenalkan kepada Ketua RT di mana Nani tinggal sebagai calon suaminya.

Saat Ketua Majelis hakim memberikan waktu kepada Nani, sempat muncul kata-kata sedih.

"Terima kasih tahun-tahun yang sudah dilalui bersama-sama dan penuh cinta, kasih sayang yang luar biasa. Terima kasih banyak saudara Yohanes Tomi Astanto," katanya.

"Hingga saatnya ini saya menyadari bahwa di balik itu semua menyimpan kebohongan luar biasa, mulut manismu berbisa, terima kasih," kata Nani.

Menikah dengan orang lain

Dalam persidangan itu salah seorang hakim anggota menanyakan awal mula perkenalan Tomi dengan Nani.

Tomi mengakui dirinya mengenal Nani sejak 2015 dan sepakat pacaran pada tahun 2017.

"Iya (pacaran)," kata Tomi.

Namun pada bulan September 2017 dirinya menikahi wanita dan Tomi mulai menjaga jarak.

"Bulan September tahun 2017 menikah, dan sudah jarang ketemu," ucap Tomi.

Baca juga: Nani Pengirim Sate Sianida Didakwa Pembunuhan Berencana, Kuasa Hukum Keberatan

Oleh majelis hakim kembali ditanyakan terkait kapan terakhir berkomunikasi dengan Nani, Tomi mengakui awal tahun 2021 dan dia menolak bertemu karena sedang bertugas.

Saat ditanya selama tahun 2017-2021 keduanya pernah bertemu, Tomi mengaku jika Nani sempat mengeluhkan susahnya bertemu.

"Pernah, makan saja. Saat itu (Nani) bilang susah ditemui, mau ketemu saja susah," kata Tomi.

Tomi mengatakan, tidak pernah memberi janji untuk menikahi Nani selama berhubungan, dan menduga alasan Nani hendak meracuni dirinya karena masih ada rasa suka.

Tomi juga membantah dirinya pernah tinggal serumah dengan Nani di Cepokojajar, Piyungan, Bantul.

"Mungkin dari saya ya, dia (Nani) masih suka sama saya. Saya susah ditemuin dan dari situ mungkin dia marah jengkel emosi gitu Pak," kata Tomi.

Sebelumnya, Nani ditangkap di rumahnya di Kapanewon Piyungan pada 30 April 2021 lalu.

Nani merupakan pengirim sate beracun yang ditujukan kepada Tomy warga Kapanewon Kasihan, Bantul, menggunakan jasa ojek online Minggu 25 April 2021 lalu.

Awalnya dikirim ke Tomi dengan alamat di Kasihan, Bantul, namun salah sasaran. Keluarga Tomi menolak kiriman makanan itu, karena merasa tidak kenal.

Akhirnya makanan itu disantap Bandiman pengemudi ojek online dan keluarganya.

Naas, Naba Faiz Prasetya (10), anak Bandiman meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan dari petugas medis RSUD Kota Yogyakarta Minggu (25/4/2021) lalu.

(Kontributor Yogyakarta, Markus Yuwono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

2 Perempuan Indonesia Kabur Saat Hendak Dijadikan Penghibur di Malaysia

2 Perempuan Indonesia Kabur Saat Hendak Dijadikan Penghibur di Malaysia

Regional
[POPULER REGIONAL] Rencana Satyalancana untuk Gibran dan Bobby | Demi Anak, Ayah Nekat Curi Susu

[POPULER REGIONAL] Rencana Satyalancana untuk Gibran dan Bobby | Demi Anak, Ayah Nekat Curi Susu

Regional
Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan Sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan Sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Regional
Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Regional
Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Regional
19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

Regional
Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Regional
Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Regional
Cemburu Pacarnya 'Di-booking', Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Cemburu Pacarnya "Di-booking", Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Regional
Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com