CIAMIS, KOMPAS.com - Hasil pemeriksaan Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Ciamis terkait kasus tragedi maut susur sungai yang menewaskan 11 siswa MTs Harapan Baru beberapa waktu lalu menyebutkan jika kegiatan tersebut ternyata tak berizin.
Hal ini didapat usai pemeriksaan 13 saksi dari pelajar, warga dan pihak sekolah terkait kasus tragedi maut susur sungai di Ciamis itu.
Baca juga: Polisi Sebut Kegiatan Susur Sungai Tak Berizin, Guru dan Murid Hanya Diajak Penanggung Jawab
Pihak sekolah membantah kegiatan susur sungai adalah resmi selama ini dan tiap guru yang ikut saat kejadian tak diberikan surat tugas.
Kepala Polres Ciamis AKBP Wahyu Broto Narsono Adhi menyatakan, dari hasil pemeriksaan, kegiatan awal adalah pemungutan sampah di bantaran sungai.
Selama kegiatan, para siswa tak ada jadwal menyeberangi sungai, melainkan hanya berjalan di sekitar bantaran sungai.
Polisi: tak ada alat pengaman karena bukan kegiatan susur sungai
"Kami masih melakukan penyelidikan terkait siswa yang masuk ke sungai Cileueur dan telah diperiksa 13 orang saksi. Menurut keterangan warga setempat mereka melihat para siswa dari kejauhan. Tapi dengan kejadian tersebut ada 11 orang siswa yang meninggal dunia masuk ke sungai meski sejauh ini tidak ditemukan alat pengaman dalam kegiatan karena acara itu bukan susur sungai," jelas Wahyu kepada wartawan, Kamis (21/10/2021).
Wahyu menambahkan, sesuai keterangan para saksi sementara bahwa dalam kegiatan itu para siswa diwajibkan membersihkan sampah di pinggir jalan dalam karung.
Polisi selidiki peran penanggugjawab
Polisi saat ini masih fokus mendalami pemeriksaan olah tempat kejadian perkara di Sungai Cileueur.
"Sesuai pemeriksaan juga, kegiatan yang dilakukan selama itu tidak ada izin dari pihak sekolah maupun pesantren. Juga 11 orang guru di lokasi kejadian diajak oleh penanggungjawab, tapi mereka juga tak memiliki surat perintah tetapi para penanggungjawab mengajak untuk membantu siswa supaya didampingi," tambah dia.
Korban selamat tragedi susur sungai dapat pendampingan
Kepolisian pun telah melaksanakan bantuan pendampingan psikologis para korban selamat oleh Unit Perlindungan Perempuan Anak (PPA) Polda Jawa Barat.
"Kita sedang selidiki dari para penanggungjawab terkait kenapa para korban meninggal dan ada siswa yang berada di tengah sungai atau muara tempat ditemukannya para korban," pungkasnya.