LAMONGAN, KOMPAS.com - Tim dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Jawa Timur, masih membutuhkan proses lanjutan guna memastikan kapal yang ditemukan adalah Van der Wijck.
Kendati eksplorasi lanjutan pencarian kapal berjuluk Titanic of Indonesia ini, telah resmi berakhir pada akhir pekan kemarin (17/10/2021).
Arkeolog BPCB Trowulan Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan, kendati tim yang turun dalam eksplorasi lanjutan kali ini sukses mendapat hasil menggembirakan, dengan berhasil mengabadikan gambar di bawah laut, namun itu dirasa belum mencukupi.
"Kalau saya secara pribadi, 75 persen yakin jika itu adalah kapal Van der Wijck. Tapi kan enggak bisa begitu, semua harus bisa dibuktikan secara ilmiah," ujar Wicaksono, kepada awak media, usai memberikan paparan hasil eksplorasi di gedung Pemkab Lamongan, Kamis (21/10/2021).
Baca juga: Eksplorasi Lanjutan Kapal Van der Wijck di Lamongan Berakhir, Ini Hasilnya...
Dalam paparan Wicaksono sempat mengatakan, jika agenda pencarian kapal Van der Wijck ini berawal dari rasa penasaran pihaknya guna mengungkap kebenaran mengenai kapal berjuluk Titanic of Indonesia tersebut tenggelam di perairan Lamongan.
"Apalagi tenggelamnya kapal Van der Wijck sempat ditulis dalam bentuk novel oleh Buya Hamka. Serta sempat dibuat film baru-baru ini," ucap Wicaksono.
Atas dasar tersebut, terlebih di sekitar pelabuhan Brondong terdapat monumen tugu mengenai tenggelamnya kapal Van der Wijck, tim kemudian melakukan eksplorasi.
Hanya saja, pada agenda pertama yang dilaksanakan pertengahan tahun ini terkendala cuaca bawah laut.
"Dari cerita, nelayan di situ waktu dulu sempat menolong. Itu dibenarkan oleh warga, bila orangtuanya sempat menolong. Cuma kan buktinya mana? mereka tidak bisa menjawab, hanya sekadar cerita," kata Wicaksono.
Setelah gagal pada edisi perdana, tim kemudian mengagendakan eksplorasi lanjutan dan berakhir pada akhir pekan kemarin.
Hasilnya, mereka berhasil mengidentifikasi adanya kapal yang tenggelam di lokasi tersebut, kendati belum dapat dipastikan bila itu adalah kapal Van der Wijck.
"Akhirnya kami menemukan kapal itu dan terlihat jelas, yang itu sempat kami dokumentasikan pada eksplorasi kemarin. Berada 54 sampai 55 meter di dasar laut. Cerobongnya kelihatan, begitu pula bagian-bagian kapal yang lain, termasuk adanya tangga," tutur Wicaksono.
Dalam eksplorasi lanjutan ini, tim terdiri dari lima penyelam BPCB, dua penyelam tenaga ahli (POSSI), dan satu penyelam yang merupakan warga lokal.
Mereka berhasil mendapatkan visual, mengenai keberadaan kapal di dasar lautan, kendati belum dapat memastikan apakah itu kapal Van der Wijck yang dimaksud.
"Walaupun nelayan dan masyarakat di sana meyakini itu Van der Wijck, tapi kami butuh acuan konkret secara metodologi keilmuan. Di situ kami juga melihat ada banyak peti dan properti berharga, di mana masyarakat sekitar tidak berani menyentuh," tutur Wicaksono.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.