KUDUS, KOMPAS.com - Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sempat tercatat mengalami lonjakan kasus Covid-19 pasca-lebaran 2021.
Selain karena mobilitas warga yang mengabaikan protokol kesehatan serta rendahnya tingkat vaksinasi, munculnya varian delta juga menjadi salah satu faktor meningkatnya jumlah pasien terjangkit virus corona.
Peningkatan signifikan kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus pada pertengahan Juni 2021 itu menyita perhatian publik.
Baca juga: Perkuat 3T dan Terapkan Jogo Tonggo, Pemkab Kudus Berhasil Kendalikan Lonjakan Kasus Covid-19
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 menunjukkan, jumlah kasus positif di Kabupaten Kudus meroket hingga 30 kali lipat dalam waktu sepekan.
Setelah kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2 diterapkan, situasi kasus Covid-19 di Kudus sudah sangat landai.
Beberapa kunci pengendalian yang dapat dipelajari antara lain adalah penguatan testing, tracing, treatment (3T), termasuk penyediaan isolasi terpusat di kabupaten dan desa agar tidak terjadi klaster keluarga.
Kudus juga mengaktifkan sistem kolaborasi jogo tonggo (menjaga tetangga) dengan melibatkan relawan, pokdarwis, karang taruna, PKK.
Baca juga: Polisi Dalami Dugaan Pemotongan Insentif Nakes Kudus, Begini Respons Bupati
Bupati Kudus Hartopo menyampaikan, usai Idul Fitri 2021, Kabupaten Kudus menjadi salah satu episentrum atau pusat penyebaran kasus Covid-19 di Indonesia.
Berkaca dari peristiwa itu, Pemkab Kudus pun terus berupaya keras mencarikan solusi supaya kasus Covid-19 tak lagi meledak atau terkendali.
"Kami bentuk tim Satgas khusus penanganan Covid-19. Setiap hari bertugas untuk memastikan bahwa masyarakat yang berkegiatan sudah berada dalam pengawasan Satgas Covid-19 setempat. Harus tertib prokes jika tak mau kena sanksi," kata Hartopo saat dihubungi Kompas.com melalui ponsel, Selasa (19/10/2021).
Selain terus mengoptimalkan program "Jogo Tonggo" yang memang sudah lama digagas untuk inovasi pemberantasan Covid-19, Pemkab Kudus juga menghidupkan peran serta warga mulai dari wilayah administratif terkecil atau tingkat Rukun Tetangga (RT).
Baca juga: Ganjar Sebut Kudus Keluar dari Zona Merah, tapi Kasus Covid-19 Jepara Meningkat
Pemkab Kudus juga gencar mensosialisaikan kepada masyarakat terkait pentingnya penerapan protokol kesehatan Covid-19 untuk rutinitas keseharian.
"Antisipasi penyebaran kasus Covid-19 hingga sekarang sudah kita lakukan, salah satunya mengaktifkan kapasitas penanganan Covid-19 mulai dari tingkat RT, kita tugaskan Ketua RT dan jajarannya untuk update melaporkan seputar Covid-19 ke tingkat desa. Harus setiap hari. Pastinya kita himbau kesadaran masyarakat untuk prokes, terutama bertatap muka karena tradisi yang sudah mengakar," ungkap Hartopo.
Sementara itu Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kudus Mundir mengatakan, sejak awal pandemi Covid-19 hingga Oktober tercatat jumlah anak-anak di Kabupaten Kudus yang menjadi yatim piatu karena orang tuanya meninggal dunia terpapar Covid-19 mencapai 629 orang.
"Tahap 1 ada 138 anak dan tahap 2 ada 491 anak. Sejauh ini penanganannya masih di langkah jangka pendek seperti tahap pendataan, assesment , klarifikasi dan pemberian bantuan sosial," sebut Mundir.
Baca juga: Kisah Nasabah Bank BUMN di Kudus yang Klaim Tabungan Rp 5,8 Miliar Miliknya Raib
Pada awal Oktober 2021, merujuk Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 47/2021 Tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di wilayah Jawa dan Bali, disebutkan Kabupaten Kudus naik peringkat ke level 3 dari sebelumnya bertahan di level 2.
Target vaksinasi Covid-19 yang belum tuntas hingga 50 persen menjadi indikator perubahan status PPKM di Kabupaten Kudus.
Pemkab Kudus pun terus berupaya menggenjot target vaksinasi Covid-19, salah satunya dengan mengoperasikan mobil khusus vaksinasi untuk meningkatkan vaksinasi terutama menyasar kelompok lanjut usia (lansia).
Baca juga: Polisi Telusuri Dugaan Pemotongan Dana Insentif Nakes di Kudus
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus per tanggal 4 Oktober 2021 pencapaian vaksinasi untuk kelompok lansia dengan target sasaran 71.096 orang, untuk dosis pertama baru 19.489 orang atau 27,4 persen, sedangkan dosis kedua baru 10.849 sasaran atau 15,3 persen.
"Karena jatah vaksin terbatas dan bertahap jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Kabupaten Kudus yang mencapai 900.000 jiwa. Target lansia tak mencukupi, saat ini baru 33 persen dan paling tidak 50 persen. Jadi ada enam indikator target kita. Target 4 indikator sudah kita lalui yaitu angka kasus covid-19, angka kematian, keterisian BOR dan 3T. Nah yang belum itu dua indikator yaitu mobilitas dan vaksinasi. Untuk vaksin kami menunggu dropping," ungkap Hartopo.
Berdasarkan data dari Pemerintah Kabupaten Kudus, total kasus Covid-19 dari awal hingga Senin (18/10/2021) yaitu 16.797 orang.
Rinciannya 15.410 orang sembuh, 1.382 orang meninggal dunia dan 5 orang aktif terkonfrimasi positif Covid-19 menjalani isolasi mandiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.